Jangan lupa buat vote.
Seminggu terakhir nama Freya dan Daniel menjadi topik perbincangan para siswa Bluesky Senior High School, apalagi jika bukan karena kandasnya hubungan mereka, juga karena tamparan yang dilayangkan oleh Daniel kepada Freya waktu itu. Karena kejadian itu, Daniel mendapat peringatan dan poin dari BK.
Sejak itu Freya dan Daniel bak orang asing, mereka tidak lagi saling sapa ataupun tukar kabar. Hal itu malah menjadi kesempatan Safira untuk berbuat lebih jauh, gadis itu semakin dekat dengan Daniel. Bohong jika Freya merasa baik-baik saja karena kedekatan mereka, karena rasanya sangat sulit untuk dijelaskan.
Saat Freya menginjakkan kakinya di sekolah, banyak orang yang membicarakan tentang dirinya secara terang-terangan. Freya bersikap bodo amat, toh selagi mereka tidak kelewatan tidak masalah baginya, ini konsekuensi yang harus ia terima.
Dahinya berkerut saat melihat kerumunan siswa-siswi di mading sekolah, Freya memilih mendekat untuk melihat apa yang membuat mereka bergerombol seperti itu.
"Permisi," ucap Freya seraya membelah kerumunan itu.
Sepertinya Freya mengambil keputusan yang salah, para siswa berkerumun karena melihat hasil foto Daniel yang ditempel di mading sekolah dengan Safira yang menjadi modelnya. Ia kira ada informasi ataupun pengumuman dari sekolah.
Freya memilih keluar dari kerumunan itu, jujur saja melihat foto itu membuat Freya kesal. Bukan tanpa sebab, Freya lah yang seharusnya menjadi model produk itu, tapi kenapa malah Safira? Juga kenapa foto itu bisa terpasang di mading? Padahal foto Safira dengan sebuah produk pakaian tidak ada sangkut pautnya dengan sekolah.
Ia berusaha menormalkan ekspresi wajahnya sebelum beranjak dari kerumunan itu. Wajahnya terlihat tenang seakan yang ia lihat barusan tidak berpengaruh apa-apa. Walaupun hatinya tidak karuan.
Senyumnya merekah saat melihat sosok Calista baru keluar dari mobil. Dengan langkah lebar ia mendekati sosok sahabatnya itu.
"Lilis!"
"Eh Freya! Lo dari mana? Kok dari arah situ?" tanya Calista.
"Habis lihat mading," balas Freya.
"Mading? Tumben banget lo lihat mading," celetuk Calista.
"Ya gue penasaran, soalnya banyak banget yang lihat mading, jadinya gue ke sana buat lihat," balas Freya.
"Terus apa yang buat mereka bergerombol kayak gitu?" tanya Calista penasaran.
"Fotonya Safira," singkat Freya.
"Safira? Kenapa foto setan itu dipasang di mading sekolah?" protes Calista.
"Sekarang dia jadi modelnya Daniel," jelas Freya.
"Kayaknya sih ini ulah setan itu deh, Fre. Foto Safira kan nggak berguna buat sekolah, ngapain juga dipasang di mading. Lagian bukannya seharusnya lo yang jadi model? Karena setahu gue lo udah bikin kontrak sama produk itu," beber Calista.
"Gue juga nggak tahu kenapa tiba-tiba Safira yang jadi model produk itu, kan aneh banget. Si Daniel juga nggak bilang sama gue tentang masalah ini," ungkap Freya.
"Protes ke Daniel gimana, Fre? Ntar gue bantu lo ngomong deh," tawar Calista.
"Nggak usah deh, Lis. Ntar dikira gue nggak terima kalo Safira jadi model," tolak Freya. Ia tidak ingin terlihat menyedihkan di mata Daniel. Freya telah berjanji pada dirinya sendiri untuk membuktikan jika ia tidak seburuk yang Daniel pikirkan.
"Ya udah deh, terserah lo aja," putus Calista.
"Ke kelas yuk," ajak Freya.
"Yuk."
***
"Awh, panas!"
Seisi kantin mengalihkan fokusnya pada gadis yang tengah berteriak kepanasan.
"Safira!" teriak Daniel. Ia yang sedang memesan makanan lantas berlari saat mendengar teriakan sahabatnya. Kemudian ia menghampiri Safira yang tengah terduduk di lantai dengan kuah bakso membasahi sebagian seragamnya.
"Lo nggak papa?" tanya Daniel dengan nada khawatir.
"Panas, Niel," cicit Safira. Ia mengibaskan tangannya yang terkena guyuran kuah.
Daniel meraih tangan Safira, kemudian meniup-niup tangan gadis itu, berharap jika perih yang dirasakan oleh Safira sedikit berkurang.
"Kita ke UKS ya," ajak Daniel.
"Nggak usah, Niel. Udah mendingan kok," ucap Safira diakhiri senyum kecil.
Cowok itu membantu Safira untuk bangkit dari lantai. Tatapan nyalang ia tunjukkan pada seorang gadis yang berdiri di hadapannya.
"Bisa nggak sih lo nggak berbuat macam-macam? Gue tahu lo nggak suka sama Safira, tapi nggak gini juga caranya," sentak Daniel pada Freya.
"Berbuat macam-macam? Maksud lo apa sih, Niel?" sungut Freya.
"Jangan pura-pura bodoh deh, gue tahu lo sengaja ngelakuin ini sama Safira kan? Ngaku aja!" hardik Daniel.
"Lo kalo nggak tahu fakta sebenarnya jangan nuduh orang sembarangan! Dia tuh yang sengaja nabrak gue dari belakang, jelas-jelas gue jalan di depannya main tabrak aja," jelas Freya.
"Udah lah nggak usah sok baik, gue udah tahu semua kelicikan lo. Sandiwara lo udah nggak mempan lagi," balas Daniel.
"Kalo lo nggak percaya sama ucapan gue ya udah, gue nggak maksa. Tapi jangan ngefitnah gue sembarangan!" ucap Freya.
"Udah, Niel. Mungkin aku-nya aja yang sengaja nabrak Freya, makanya mangkuk bakso yang aku bawa jadi jatuh ke lantai," timpal Safira.
"Awas aja kalo lo berbuat macam-macam sama Safira! Gue nggak segan buat bikin perhitungan sama lo," tukas Daniel. Ia menatap tajam ke arah Freya sebelum beranjak dari kantin.
Safira sendiri menatap Freya sejenak, ia meninggalkan sebuah senyum sinis pada cewek yang berstatus mantan pacar Daniel. Kemudian berjalan dengan langkah lebar untuk menyusul Daniel.
Freya sendiri masih diam di tempat dengan kedua tangan mengepal erat. Safira benar-benar licik, ia bisa menghasut Daniel untuk membencinya dengan mudah. Hal ini yang menyebabkan Freya kesulitan untuk mendapatkan kepercayaan Daniel lagi.
Purwodadi, 25 Sep 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
About Us
Novela Juvenil[COMPLETED] Disarankan follow sebelum membaca⚠️ Freya Angelica merasa menjadi gadis paling beruntung. Terlahir di keluarga berkecukupan dan harmonis membuat ia hampir tidak pernah merasakan kesedihan. Ditambah ia memiliki Daniel, kekasih yang memper...