18

78 5 0
                                    

Jangan lupa buat vote ya!

Jam menunjukkan pukul enam pagi, terlihat Freya sudah rapi dengan celana training panjang, kaus lengan pendek, dan sepatu kets

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul enam pagi, terlihat Freya sudah rapi dengan celana training panjang, kaus lengan pendek, dan sepatu kets. Rencananya ia dan Calista akan jogging di taman kota. Sebenarnya Freya sangat malas untuk berolahraga, namun karena ia di rumah sendirian makanya ia mengiyakan ajakan Calista, hitung-hitung mencari hiburan.

Orang tua serta adiknya tengah berada di Palembang, mereka tengah menjenguk Tante Wina, adik Vania yang baru saja melahirkan anak pertama mereka. Freya sendiri memilih tinggal karena besok akan diadakan penilaian akhir semester.

Freya segera keluar dari rumah saat mendengar suara deru mobil milik Calista. Benar saja, sahabatnya itu telah datang untuk menjemputnya, Freya mengunci pintu utama rumahnya, lalu menaruh kunci itu di bawah keset rumah.

Dengan berlari kecil ia menuju mobil Calista, lalu masuk ke dalam mobil sahabatnya. Freya menatap Calista dengan penuh kekaguman. Cewek pecinta fiksi itu terlihat cantik dengan pakaian jogging yang dikenakannya.

Terkadang melihat kecantikan Calista membuat Freya heran, mengapa gadis secantik Calista tidak memiliki pacar? Padahal jika gadis itu mau, ia bisa mencari cowok dengan kriteria apapun yang ia mau. Tapi gadis itu lebih memilih karakter fiksi daripada cowok real.

"Fre, lo udah lihat berita di akun instagram sekolah?" ucap Calista membuka obrolan.

"Berita apaan?" tanya Freya penasaran. Bukan tanpa sebab, Freya sengaja mematikan notifikasi dari instagram, karena notifikasi yang masuk ke hpnya terlalu banyak.

"Buka aja," balas Calista.

Karena penasaran Freya membuka aplikasi instagram yang berada di handphone-nya. Matanya membulat saat melihat postingan itu, sebuah foto yang menunjukkan seorang guru laki-laki dan siswi BSHS melakukan kissing. Wajah meraka tidak terlihat, namun seragam yang dikenakan cewek itu menjadi bukti bahwa ia merupakan salah satu siswi Blusky Senior High School.

"Astaga! Siapa yang ngelakuin hal menjijikkan ini, Lis?" tanya Freya.

"Gue juga nggak tahu, Fre. Gue juga bertanya-tanya siapa cewek itu," ujar Calista.

"Kalo sampai anak sekolah lain tahu, pasti bakal rame nih," ucap Freya.

"Udah pasti," balas Calista.

"Kok ada yang bisa dapat foto kayak gini, dapat dari mana? Atau ada yang lihat langsung?" tebak Freya. Ia malah jadi penasaran siapa siswi yang sedang melakukan kegiatan 18+ itu.

"Gus juga nggak tahu, Fre. Tunggu aja gimana kelanjutannya," ucap Calista.

***

Freya mendudukkan tubuhnya di rerumputan. Napasnya memburu, keringatnya bercucuran membasahi kaus yang ia kenakan. Ia baru berlari sebanyak tiga putaran, namun tubuhnya sudah tidak kuat. Mungkin efek ia malas berolahraga, makanya ia mudah kecapekan. Matanya menatap Calista yang masih berlari, sahabatnya itu sudah mendapat lima putaran, namun ia belum mau berhenti.

Ia membeli air mineral yang dijual oleh pedagang asongan yang berkeliling di taman kota ini. Tak lupa ia juga membelikan air mineral untuk Calista juga.

Tepat sekali, baru saja pedagang asongan itu pergi, Calista datang dengan napas terengah. Ia langsung ikut bergabung bersama Freya di rerumputan dengan kaki ia selonjorkan. Ia menerima sebotol air mineral yang disodorkan oleh Freya, kemudian meneguknya hingga tandas.

"Lo pasti jarang olahraga kan, Fre?" tebak Calista.

"Iya, ini aja gue mau ikut gara-gara gue bosen di rumah sendirian," balas Freya apa adanya.

"Mulai sekarang setiap hari Minggu lo harus ikut jogging bareng gue," tegas Calista.

"Nggak mau ah, capek tahu harus lari-larian kayak gini, mana keluar keringet banyak lagi," tolak Freya.

"Lo nggak boleh nolak, Fre. Lo harus olahraga setidaknya dua kali dalam seminggu," papar Calista.

"Ck! Lilis kok maksa sih," gerutu Freya.

"Ini juga demi kebaikan lo juga, Fre," balas Calista.

"Iya-iya. Mendingan sekarang kita sarapan, gue pengen banget makan bubur ayam," ucap Freya. Matanya tertuju pada sebuah pedagang kaki lima yang menjual bubur ayam.

"Ya udah, yuk berdiri," ucap Calista. Ia bangkit dari duduknya, lalu menepuk pantatnya sebentar guna menghilangkan kotoran yang menempel di celana yang ia pakai.

"Bantuin," ucap Freya diakhiri cengiran khasnya.

Tanpa protes Calista mengulurkan tangannya dan membantu Freya untuk bangkit dari tanah. Sepasang sahabat itu lantas berjalan menuju penjual bubur ayam. Keadaan warung tenda ini lumayan ramai dengan pembeli, alhasil Freya harus menunggu untuk memesan.

"Biar gue aja yang mesen, Lis. Lo duduk aja dulu."

"Beneran?"

"Iya, Lis. Mumpung gue lagi baik nih," ucap Freya.

"Ya udah, gue tunggu di sana ya," ucap Calista yang diangguki oleh Freya.

Freya terdiam saat matanya melihat seorang wanita yang tidak asing baginya. Wanita paruh baya itu tengah mengantre untuk membeli bubur ayam juga. Dengan ragu ia mendekat ke arah wanita itu.

"Tante Dian," sapa Freya.

Perempuan dengan bernama Dian itu menoleh, senyumnya terbit saat melihat gadis seumuran anaknya tengah melemparkan senyum ke arahnya.

"Freya, kamu ke sini sama siapa, Nak?" ucap Dian dengan ramah.

"Sama temen, Tan. Tante sendiri ke sini sama siapa?" tanya Freya.

"Sama Daniel," balas Dian.

"Terus Daniel ke mana, Tan?" ucap Freya basa-basi.

"Ke minimarket seberang," balas Dian sambil menunjuk sebuah minimarket yang berada di seberang jalan.

Freya mengangguk paham.

"Kalo gitu Tante duluan ya, Freya," pamit Dian.

"Iya, Tante," balas Freya diakhiri senyum ramah.

Freya mengamati punggung Dian yang berjalan menjauh darinya. Dari sini ia bisa melihat sosok Daniel dengan kaus hitam tengah menyeberang jalan. Ah melihat cowok itu membuat Freya rindu dengan semua perlakuan manis yang Daniel lakukan. Tapi sebuah fakta jika Daniel bukan lagi miliknya kembali menyadarkan Freya.

Purwodadi, 25 Sep 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Purwodadi, 25 Sep 2021

About Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang