"Ayo, siniin mangkuknya. Om tambahin." Kristo menengadahkan tangan ke arah Tomari, menawarkan dengan penuh kasih sayang yang terlihat dari tatapan teduhnya. Spontan, Tomari menyerahkan mangkuknya dengan cengiran lebar.
Genta yang menyaksikan itu tersenyum kecil. "Gue doain lo gemuk kayak gue dulu."
"Genta! Mana boleh kamu sumpahin gitu mentang-mentang kamu udah berhasil menurunkan berat badan?" protes Kristo, tangannya menyendokkan banyak-banyak nasi ke mangkuk Tomari di belakang.
"Aku cuma bercanda, kok." Genta menyeringai sebelum Tomari menendang tulang keringnya. Bisa ditebak, detik selanjutnya terdengar pekikan keras yang hampir saja meruntuhkan rumah.
Seperti biasa Maya bekerja lembur di kantor sehingga Tomari lebih sering menghabiskan waktu di rumah Genta. Kristo malah sangat bersuka cita karena rumahnya menjadi lebih ramai. Ditambah fakta rumah keduanya bersebelahan, otomatis segalanya menjadi lebih mudah hingga Tomari merasa seolah-olah menempati dua rumah.
"Eh, gue denger Billy cs minta lo bersaudara sama mereka ya? Jadi, lo terima nggak?" tanya Tomari sementara Kristo menyerahkan mangkuknya.
"Sebenarnya gue nggak mau soalnya takut mereka cuma bercanda atau ada niatan ngeledek, eh... tahu-tahunya serius. Mereka sampai ngasih ide buat pensi tahun ini. Lo mau tahu, nggak, apa idenya?"
"Apa?" tanya Tomari yang bicaranya tidak jelas karena memasukkan banyak nasi ke dalam mulut dengan menggunakan sumpit. Menghabiskan masa kecil dan tumbuh bersama orang Jepang membuatnya terbiasa mengikuti tradisi itu hingga sekarang.
"Dance K-pop. Lo gabung, ya?"
Tepat pada saat itu, Tomari tersedak hebat yang sukses membuat Kristo kaget bukan kepalang. Segera, pria itu mengambil segelas air putih dan menyerahkannya pada Tomari.
"Kamu ini. Dance Kei—–apa?" tanya Kristo dengan rasa penasaran tinggi. "Jangan bilang kamu ikut serta?"
"Aku ikut kalo Tomari juga ikut. Gimana, Tom? Lo mau? Lo, kan, jago dance dan pernah ikut kompetisi. Bibi Maya pernah cerita."
Tomari akhirnya bisa bernapas lega setelah menenggak banyak air putih. Ekspresinya berubah menjadi horor setelah menguasai dirinya kembali. "Lo lagi nggak waras, ya? Lo yakin mau berpartisipasi?"
Genta mengangguk penuh semangat. "Gue nggak pernah ambil bagian dalam acara selama sekolah. Setidaknya, gue punya kenangan indah yang belum pernah gue impikan sebelumnya. Lo mau, kan, Tom? Jason, Billy sama Rinto juga bergabung sama kita. Vino nggak bisa berpartisipasi gegara demam panggung."
"Bukannya lo demam panggung juga?" protes Tomari dengan nada jengah.
"Gue yakin gue bisa. Yang penting lo ikut, 'kan? Pliss...."
Mendadak Tomari merasa napsu makannya hilang. Pasalnya, dia malas berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.
Kristo melirik pada Tomari dan berbisik. "Tom, sejak kapan Genta jadi tebar pesona begini? Kalau kesal, nggak apa-apa, ketuk aja kepalanya pakai sumpit yang kamu pakai. Mana tahu, kan, dia hanya kegirangan karena jadi populer di sekolah?"
*****Meski Tomari ingin menolak usulan Genta untuk turut berpartisipasi dalam pensi,nyatanya dia tidak bisa mengatakan tidak saat mendapat dukungan penuh dari Jessie dan Judy. Jika bagi Jessie ini bagus bagi Genta untuk menambah kadar sosialisasinya, bagi Judy ini kabar baik sehingga kelasnya tidak perlu bersusah payah mencari perwakilan yang ikut serta dalam pensi nantinya. Kelas Judy memang terkenal dengan kelas yang paling pintar seangkatan, tetapi tidak cukup aktif untuk ikut serta dalam acara seperti ini. Masing-masing siswa XI MIPA-1 menepuk pundak Tomari dengan penuh rasa terima kasih ketika mendengar Tomari telah mendaftarkan namanya untuk acara pensi.
Mereka berlima—–Genta, Tomari, Rinto serta Billy dan Jason—–memilih latihan setelah pulang sekolah. Vino bertindak selayaknya manajer yang menyiapkan segala sesuatu; mulai dari minuman penyegar hingga kostum yang akan mereka kenakan sewaktu tampil di hari H. Tomari merasa dia sangat menghayati perannya tersebut, terbukti dari semangatnya yang berkobar tatkala menyemangati rekan-rekannya.
Bahkan mereka diizinkan latihan di rumah Vino. Dia benar-benar berdedikasi seolah-olah dia adalah manajer grup K-pop yang sedsng bersiap untuk debut. Lagu yang dipilih juga berasal dari idenya.
Lagu berjudul 'O.K.' dari B1A4 memenuhi ruangan yang disiapkan oleh Vino. Rumah Vino memang besar dan luas, tetapi Tomari tidak menyangka kalau Vino mempunyai studio dance di mana setiap sisinya terpajang kaca-kaca yang tinggi dan gigantis yang tidak ada bedanya dengan ruang latihan yang digunakan oleh trainee.
"Gue sama Jason sering latihan di sini," kata Billy seakan menjawab rasa penasaran Tomari. "Kalo kalian belum tahu, kami sama-sama sehobi; suka nari trus punya impian jadi dancer."
"Oh, ya? Wahhh... kedengarannya keren," puji Genta sementara lagu B1A4 masih berdentum. "Ngomong-ngomong kita yakin, nih, pake lagu ini?
Billy mengangguk. "Yoi. Gue fans sama B1A4 walau udah nggak setenar dulu. Gue punya ide ini juga berkat kalian."
"Berkat kami? Maksud lo?" tanya Rinto, menghentikan aktivitasnya dari meneliti visualnya di salah satu sisi kaca besar, lalu memandang Billy dari pantulannya.
"Jujur aja waktu gue liat perubahan Genta, gue jadi punya inspirasi mau join acara pensi dan nari karena gue liat wajah Genta mirip salah satu anggota B1A4. Jadi, kalau gue ajak Genta, mungkin aja Rinto bakal ikut trus Tomari juga. Gue langsung membayangkan tarian B1A4 yang ini. Kalo lo nggak percaya, coba, deh, lihat fotonya."
Mereka berkumpul untuk melihat foto B1A4. "Gue liat Genta mirip sama Jinyoung, kalo Tomari mirip Gongchan. Kalian lihat, deh, mukanya Jepang banget—–kayak lo, Tom. Trus ini dia. Rinto, lo lihat deh. Lo mirip sama Baro bener, nggak, sih? Narsisnya juga sama; nggak ketulungan. Trus, gue sama Jason memang nggak ada yang mirip, sih, tapi anggap aja gue Sandeul dan Jason jadi CNU. Gimana? Nanti posisi kita nari seperti mereka gini."
"Semerdeka lo aja deh, Bil. Yang penting gue harap semoga cepat berakhir pensinya," kata Tomari dengan nada malas.
Jason memutar kembali lagu B1A4 berjudul 'O.K.' yang segera saja terdengar bergaung karena ruangannya yang tertutup.
[Baro] Okay, Let's Fly
[All] B1A4
[Sandeul] Oohhh, oohhhh Come closer baby
cheot nune piri kkochyeo neowa na
[Gongchan] love me love me love me
Love me love me baby
[Sandeul] eunmilhi jugobatneun mesiji
[Gongchan] tell me tell me tell me now
[Jinyoung] namjadeul chim heullimyeo neoman bwa
[Gongchan] love me love me love me
Love me love me baby
[Jinyoung] cheongsunhan geullaemeoe puk ppajyeo
[Gongchan] show me show me show me now
[CNU] wae neoui sumsoriga
Kkok jumuncheoreom deullilkka
Neol pihal giri eobseo
Eomeijinghan sarama
[Sandeul] OK girl neoegeman yes man
Mwodeunji da haejulge
OK girl ijebuteo nikkeoya
[All] I love you
[Sandeul] naneun ne namja
(Neoneun nae yeoja)
Yeongwonhi nareul modu gajyeo OK girl
Meoributeo balkkaji
[All] I love you
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Siblings [END] | PERNAH DITERBITKAN
Fiksi Remaja[Berhasil mendapat logo best seller dari Penerbit LovRinz] Please vote if you enjoy 🌟 Genre: School, Teenfiction, Romance, Comedy (60%), Sad (40%) Cover by @hopeless_wipugallerry_initialw Blurb: Mendengar kata 'sempurna', apa tanggapanmu? Sejatinya...