Orang-orang yang keluar dari mobil itu terlihat membawa alat-alat seperti pemukul baseball bahkan barang lain. Melihat hal seperti itu, sudah pasti mereka bukan orang yang bisa diajak bicara baik-baik.
"Diamlah di sini, aku akan bicara dengan mereka." Grace membuka pintu mobil dan keluar. Namun Halilintar ikutan membuka pintu mobil, "Aku ikut."
[Name] menghela nafas. Ia tahu Grace bukan tipe-tipe yang berbicara seperti itu. Grace paling sulit dalam hal sabar. Mungkin karena pengaruh kejadian sejak masih kecil.
"Aku akan membantu mereka juga, bang Gempa dan Duri jaga [name] ya!" Blaze meloncat dari kursi belakang dan langsung membuka pintu di samping Gempa. Akhirnya [name] dan kedua abangnya memperhatikan dari dalam mobil.
Grace maju paling depan. "Ada apa?"
"Bukankah kau satu-satunya yang tersisa dari perusahaan Greenland?" tanya satu orang paling depan. Ia terlihat memakai kaos dan kemeja. Serta tongkat baseball yang ditaruh di atas pundak.
"Ya," jawab Grace singkat. Orang tadi langsung menyeringai, lantas mengacungkan tongkat baseballnya ke depan wajah Grace dengan lancang.
"Kalau begitu, serahkan perusahaanmu pada kami."
Sejenak Grace terdiam, lalu tertawa remeh. Halilintar dan Blaze di belakang sudah was-was. "Apa ini? Perampokan perusahaan? Sepertinya kau tidak pernah tahu desas-desus tentang perusahaan itu ya?"
"Jika tidak mau menyerahkan, maka kau harus mati!" Orang itu mengayunkan senjatanya. Grace dengan gesit menghindar dan langsung menyerang orang tadi dengan tackle.
Orang-orang di belakangnya yang berjumlah 5 orang ikut menyerbu. Halilintar dan Blaze langsung maju untuk mengalahkan mereka.
"Mereka--" [Name] menggigit bibirnya. Ia sadar jika keluar pun tidak akan menyelesaikan apa-apa. Meski bisa karate, ia tidak bisa menganggu jika sudah ada Grace. Grace bahkan bisa melumpuhkan tiga orang sekaligus.
"Apa kita benar-benar hanya harus diam di sini?" tanya Duri dengan sedikit bingung. Mau keluar, Duri juga tidak bisa banyak membantu. Apalagi Gempa yang sedari awal tidak mempelajari karate atau boxing seperti Blaze.
"Tidak apa, kita tidak boleh menganggu mereka," ujar Gempa yang langsung disetujui oleh [name].
Selagi Halilintar dan Blaze bertarung masing-masing dengan satu orang. Grace sendirian melawan tiga orang sekaligus. Sepertinya orang-orang ini mengincar dirinya sebagai salah satu keluarga yang tersisa di perusahaan terbesar.
Halilintar menyelesaikan satu orang tersebut. Langsung berlari membantu Grace.
Grace yang baru sadar dari koma lima tahun lamanya tidak sefit dulu. Baru bertarung sebentar saja, nafasnya sudah tidak beraturan.
Bruak!
Grace melempar salah satu orang tadi ke atas kap mobil. Saat satu lagi menyerang. Ia lompat ke atas mobil dan menendang satu orang itu hingga terpelanting. Satu lagi mengejar, ia buru-buru baik ke paling atas mobil dan lompat menghantam orang tadi.
Ia mengunci pergerakan orang tersebut dan membuatnya pingsan.
Satu orang yang tadi bertarung bersama Grace sudah dikalahkan Halilintar. Begitu juga Blaze yang sudah selesai. Grace langsung menangkap satu orang yang tersisa dan menyudutkannya ke mobil. Menahan kedua tangannya dan membuatnya berbalik.
"Katakan, siapa yang menyuruh kalian?"
Orang itu terlihat tidak mau berbicara. Bahkan masih berusaha lepas.
"KATAKAN!"
Krek!
"AAAKH!!"
Grace dengan sengaja mematahkan kaki orang tersebut. Bunyinya mampu membuat Halilintar dan Blaze yang berada di dekat gadis itu pun merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
『 Little Sister And Seven Brother 2 』BoBoiBoy ✔
Fanfiction【 Completed 】 『 BoBoiBoy x Reader as Little Sister 』 ⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰ ➢ Sequel lanjutan Little Sister and Seven Brothers Kisah sebagai adik ketujuh kembar tidak sampai di sana. Kini, mereka harus mencari keberadaan Taufan, Ice dan Solar ya...