17 - Dugaan

1K 180 32
                                    

"Kenapa, Grace?" [Name] mendekat dengan raut bingung. Tampak Grace tengah menatapi sebuah surat dengan serius. Karena penasaran dengan isi surat tersebut. [Name] lebih mendekat dan curi lihat isinya.

Dari kop surat, terlihat jelas bahwa itu adalah surat dari rumah sakit. Mata [name] menyusuri isi surat hingga menemukan nama yang familiar.

"Noel," sebutnya.

Grace menurunkan kertasnya. Menaruh kertas hasil diagnosis rumah sakit itu ke atas meja.

[Name] melihat ke arah Grace sejenak. Menepuk bahu gadis bule itu dengan pelan.

"Nggak mungkin, kan? Masa selama ini kita--?" Grace terpaku diam. Ia sendiri tidak mengerti. Setelah heran dengan kelakukan abang kandung sendiri yang membuatnya harus menderita. Bahkan [name] yang tidak ada hubungannya pun ikut menderita. Rena dan Rayn yang bahkan tidak berdosa sedikit pun.

Selama ini mereka berputar-putar hanya karena--

"Dissociative identity disorder." [Name] bergumam kecil. Pandangannya mengarah ke kertas hasil diagnosis itu. "Penyakit kepribadian ganda."

"Kepribadian ganda?" sahut Halilintar. Ia tentu dengar saat adik bungsunya mengatakan itu. Ia buru-buru mendekat dan melihat isi dari kertas tersebut. Solar hanya diam saja.

"Tapi, Solar. Bukankah kau bilang Noel masih hidup?" tanya Halilintar. Grace menautkan alisnya. "Noel masih hidup."

Solar kebingungan. Ia memalingkan wajah. Seperti biasa hendak kabur, tapi [name] lebih dulu menangkap lengan Solar dan tidak membiarkannya lari lagi. "Bang."

"Aku nggak tahu." Ia mencoba melarikan diri dari pertanyaan itu. Meski sisa orang-orang di sana, matanya tertuju padanya.

"Hei, katakan padaku. Noel benar-benar masih hidup?" Grace tak sabaran. Halilintar mengangkat tangan untuk memisahkan Grace dan Solar. [Name] masih berusaha membujuk. "Bang?"

Mencoba untuk tetap egois. Pandangan [name] justru membuatnya luluh. Ia juga sayang keluarganya. Ia juga tidak mau tinggal lagi disini. Tapi kenyataan bahwa ia adalah anak buah seseorang menampar fakta kalau masih ada tugas yang harus ia selesaikan.

Solar menurunkan tangannya. Ia tarik jubah yang ia pakai lebih erat hingga menutupi bagian atas tubuhnya. Sunyi mendekam hingga pemuda beriris abu-abu itu angkat bicara.

"Aku tidak terlalu pasti. Tapi dia mengenalkan dirinya sebagai Noel dan wajahnya pun sangat mirip." Solar hanya memberitahu apa yang ia tahu. Memang benar bahwa wajah lelaki yang membawanya itu sangat mirip dengan Noel yang dicari-cari oleh mereka. "Tapi, sifatnya berbeda."

"Berbeda? Maksudnya?" Grace menuntut Solar untuk bicara lebih jauh. [Name] menenangkan Grace, meminta agar perempuan itu tidak terlalu emosi.

Setelah 5 tahun berpisah akibat ledakan tiba-tiba di pulau bencana. Masih terasa aneh jika mereka bertemu. Karena sudah ada rahasia baru dan hal berbeda yang tidak bisa [name] tebak kenapa hal itu terjadi.

"Tapi, jelas-jelas aku menembak mati Noel." Nada suara Halilintar lantas bergetar. Bahkan melihat kedua tangannya. Ya, dihari itu, ketika ia menemukan [name]. Tepat adalah hari ketika Halilintar membunuh dua orang sekaligus.

Satu yang diduga musuh, dan satunya adalah teman akrab [name] di masa lalu.

"Kau yang membunuh Noel?" Grace semakin terkejut dengan fakta-fakta yang baru ia sadari ternyata begitu berhubungan.

"Ya, aku membunuhnya."

"Cukup!" [Name] mencegah pembicaraan ini berlanjut. Bisa jadi Halilintar yang makin terpuruk karena masa lalu. Atau Grace yang akan kehilangan kontrol emosi akibat tahu siapa orang yang telah membunuh Rena.

『 Little Sister And Seven Brother 2 』BoBoiBoy ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang