10. Cerita tentang Hujan

776 51 0
                                    

The Jakmania beraksi
Walau panas terik matahari
Berjuta kali Persija beraksi bagiku itu hal yang pasti
Hari-hari esok hanyalah milik kita
Persija jadi juara ligina
Gegap gempita anak The Jakmania
Demi kejayaan tim Persija
Marilah kawan mari kita nyanyikan sebuah lagu
Tentang kemenangan

Lagu Kemenangan - chants Persija itu menyambutku dengan lantang, memasuki stadion Gelora Bung Karno yang merupakan stadion kebanggaan masyarakat se-Indonesia Raya. Baru menginjakkan kaki di tribun saja aku sudah merinding, sekujur tubuhku meremang. Suara ribuan manusia itu bersatu padu sampai mampu menggetarkan jiwa.

Mungkin bagi orang awam yang tidak suka dunia si kulit bundar ini akan menganggap ku lebay atau apalah itu istilahnya, tapi tidak bagi kami yang mencintai sepak bola, karena rasa kebanggaan itu selalu muncul kala tim yang kami idolakan berlaga. Semangat bergelora, apalagi bisa mendukungnya secara langsung dari atas tribun stadion, tak peduli menang atau kalah. Tak kenal lelah bersorak, bernyanyi, bahkan berjoget sepanjang 2×45 menit atau kadang lebih. Merasakan atmosfer saat berada langsung di atas tribun tidak ada yang bisa menandinginya. Sangat menyenangkan.

Cobalah, sesekali kalian rasakan sendiri bagaimana sensasi menonton langsung pertandingan sepak bola di stadion. Kalian akan bisa merasakan uforia nya meski bukan pecinta sepak bola.

Kami di sini slalu bersamamu
Bangga mengawal kau kebanggaan ku
Tak kenal lelah dan jangan menyerah
Di sini kami slalu bersamamu
Ayolah Maung Bandung Ku
Kami slalu ada untukmu
Ayolah Maung Bandung Ku
Kami berjuang bersamamu
Kami percaya kamu
Kami bangga padamu
Engkaulah kebanggaan di hatiku

Pun demikian dengan chants Persib yang merupakan gubahan dari lagu berjudul 'Sepanjang Jalan Kenangan' mengalun merdu diiringi tabuhan drum yang berjajar dibalik pagar pembatas tribun. Dikomandoi dirigen Bobotoh dari ujung depan, dengan gagahnya berdiri memunggungi lapangan memimpin demi kekompakan para pendukung setia klub bola berjuluk Maung Bandung itu.

Silih berganti nyanyian demi nyanyian saling bersahutan masuk ke gendang telingaku dari sisi kanan dan kiri. Tak ayal membuat mulutku tergelitik untuk ikut bersuara. Lautan manusia berwarna biru dan orange itu memenuhi kursi stadion yang didirikan oleh Presiden pertama bangsa ini – Ir. Soekarno, saling bergerombol terbagi menjadi dua kubu tanpa ada yang tercampur satu pun.

Berbagai bendera raksasa bersimbol kedua klub bola pun tak henti dikibarkan ke kanan dan ke kiri selaras ritme yang dimainkan.

Inilah tempat kebahagian ku. Stadion yang selalu menjadi tempat ternyaman untuk mengekspresikan diri. Tempat pelarian sejenak dari peliknya masalah di dunia yang ku pijaki. Bahkan semua emosi bisa ku tumpahkan di sini. Berteriak sekaligus melepas beban di pundak. Sungguh tidak akan pernah rugi datang ke sini.

Kali ini aku memilih memakai baju dengan warna netral, putih yang ku pilih, sengaja karena aku mendukung keduanya. Tidak ingin berat sebelah. Sementara Galih, dia memakai jersey Persija bernomor punggung 20, nomor sang legenda Persija – Bambang Pamungkas – idolanya.

"Kok, gue rasa dari tadi bapak polisi yang seragamnya serba hitam itu ngeliatin kita mulu, ya?" kata Galih tepat di samping telinga kananku.

Seolah di beri perintah, mataku bergerak ke arah yang di tunjuk Galih. Kosong. Aku tidak melihat sosok yang dimaksudnya.

"Ngaco lo, dasar halu!" Aku memukul punggungnya.

"Sumpah! Gue nggak bohong, La. Itu lo lihat dulu, dia nge—"

Gollllll...

Kalimat Galih terpotong gol dari Persija yang membuat kedudukan menjadi imbang kembali 3-3, tepat sesaat sebelum wasit meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya babak kedua. Suasana stadion menjadi riuh, sorakan dan nyanyian terus mengalun tanpa henti. Terlihat raut kelegaan dari The Jakmania yang berbanding terbalik dengan Bobotoh yang nampak kecewa setelah tim kebanggaannya nyaris menang di kandang macan – musuh bebuyutannya, namun berhasil digagalkan di menit akhir.

Stay Here, Mas Lingga!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang