Pesta

44.1K 2.9K 14
                                    

"Itu karna kamu belum kenal sama aku. Aku dan kak Raisa sebelas duabelas perlu kamu tahu!" Cibirnya membuat Rasya tertawa.

"Masa sih?" Ujar laki-laki itu.

"Iyalah, mau coba?" Seru Denara tidak takut.

"Coba apa dulu nih?"

"Coba batalin perjodohan kamu sama kak Raisa, biar aku aja yang gantiin."

Rasya terbelalak, keberanian Denara sontak membuat laki-laki itu tertantang.

Pembicaraan di mobil malam itu, menyisakan kesebalan di hati Denara bahkan hingga hari ini.

Bagaimana tidak, Dena pikir Rasya akan tergoda pada ucapannya yang sengaja memancing laki-laki itu.

Nyatanya, Dena harus lebih sabar karna yang dia hadapi belakangan ini adalah para pria dengan IQ tidak main-main.

"Aku sungguh-sungguh dengan Raisa, sejak awal bertemu hingga sekarang niat kita sama-sama ingin serius. Masa iya aku malah main-main sama adiknya sendiri."

Mental Denara langsung terjun bebas mendengar jawaban bijak Rasya. Godaan-godaan yang ia berikan tidak mampu mempengaruhi laki-laki di sampingnya.

Ah Shit, Denara merasa menjadi manusia paling tidak tahu diri setelah malam itu.

"Kenapa malah ngalamun di sini, pake itu gaunnya! Yang lain udah pada siap di depan mau mulai acara." Dena terperanjat saat mbak Susan menegurnya.

Susan adalah salah satu MUA yang Raisa sewa khusus untuk acara besarnya malam ini.

"Gue malas mau keluar!" Decak Dena.

"Malas gimana?! Kakaknya mau ngerayain kelulusan sekaligus tunangan lo malah bengong di sini." Tegur Susan sembari memoleskan lipstick tipis di bibir Denara.

Gadis itu sedikit menampik tengan Susan agar tidak melanjutkan riasan di wajahnya. Denara merasa percuma dandan cantik malam ini, toh yang menjadi pusat perhatian tetap Raisa.

"Ada atau enggaknya gue di sana  juga nggak akan mempengaruhi apapun. Toh, acara akan tetap berjalan lancar tanpa kehadiran gue." Susan menggelengkan kepalanya merasa heran.

"Parah lo, tapi perlu lo tahu makanan di depan enak-enak Den! Lo harus coba, bukannya lo paling semangat kalo soal makan."

"Lagi nggak mood gue." Tukasnya.

"Ya udah terserah lo aja sih. Gue keluar duluan!" Susan beranjak untuk ikut ke area pesta yang digelar cukup mewah di kediaman Miswar.

Jangankan kepikiran makanan, setiap kali mengingat nasibnya yang akan entah jadi apa setelah ini, Denara sudah merasa enggan melanjutkan hidup.

Miswar dan Arini pasti akan semakin gencar mengolok-oloknya.

Rencananya benar-benar kacau. Justru sekarang hatinya terus gundah, atau ini balasan dari Tuhan karna selalu punya rencana jahat. Pikir Denara.

............

Mendapati beberapa panggilan dan pesan dari Arini yang menyuruhnya keluar, Denara mau tidak mau ikut menampakkan diri ke pesta.

TakeawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang