27 Desember 2013
"Selamat, Bu Kajen. Bayinya perempuan."
Seorang bidan terlihat mendekati sosok perempuan bernama Kajen yang baru saja siuman usai tertidur setelah melakukan operasi sesar.
Sudut mata Kajen terharu melihat wajah bayinya itu untuk yang pertama kalinya. Perlahan sebulir air mata meleleh turun.
"Selamat ya, sayang... Akhirnya kamu jadi seorang ibu."
Suara seorang pria disampingnya membuat Kajen menoleh pelan. Pria itu, wajahnya sangat familiar, namun Kajen tak bisa mengingat siapa pria disampingnya ini.
Kajen menangis. Al...? Alaska?
"Pak Alden, bisa ikut saya sebentar untuk mengadzani bayi bapak ini," ucap salah seorang bidan
Kajen mengerutkan kening bingung. Alden??
Alden mengangguk pada bidan itu, lalu mengelus puncak kepala Kajen sebentar.
"Aku tinggal dulu ya sayang. Makasih udah ngewujudin impian aku jadi Ayah."
Jemari Kajen tiba-tiba menahan lengan Alden. "Rafka... mana?"
"Rafka siapa?"
"Anak aku..."
Alden tertawa lirih, lalu mengelus pelan pipi Kajen. "Kayaknya efek obat biusnya masih kerasa ya?"
"M-Maksud kamu?" Kajen membeo pelan. Belum paham dengan situasi saat ini.
"Anak pertama kita kan baru lahir hari ini, sayang."
🍁🍁🍁
Kajen tersenyum bahagia di depan cermin ketika memperhatikan proporsi badannya ini gak berubah sama sekali setelah melahirkan Deluna. Langsing, rapet, dan gak melar. Bahkan ukuran baju terkecil pun masih muat dia pake.
Sepertinya, pemilik asli tubuh ini dulunya benar-benar melakukan diet ketat.
Apalagi Alden sangat memanjakannya seperti seorang ratu. Membelikan cemilan, make-up, skincare, dll. Padahal Kajen yang sekarang tidak terlalu suka berdandan, lebih nyaman tampil natural.
Seolah-olah, lelaki itu sangat senang melihat perubahan sifat drastis dari Kajen.
Kajen sendiri jadi penasaran dengan masa lalu dari sosok asli tubuhnya ini.
Namun belum sempat ia bertanya pada Alden lebih lanjut, ternyata Tuhan punya rencana lain dengan memanggil lelaki itu terlebih dulu setelah kecelakaan mobil beberapa tahun silam.
Sepertinya, background seorang model dari sosok asli Kajen ini tidak ingin memiliki anak, namun dipaksa oleh Alden yang sangat mengharapkan kehadiran malaikat kecil.
Tak heran jika setelah Deluna lahir, Alden selalu berterima kasih pada Kajen setiap detiknya.
Hingga insiden kecelakaan itu terjadi, membuat Kajen dan Deluna terpaksa melanjutkan hidup berdua saja.
"Bunda. Liat deh, Deluna cantik kan?"
Deluna mendongak setelah memakai beberapa alat make-up milik Kajen pada wajahnya sendiri.
"Aduh sayang..." Kajen mulai menggendong Deluna ke atas pangkuannya. Wanita itu meraih selembar tisu basah, lalu mengelap pelan wajah Deluna yang sangat menor. "Nanti kulit kamu rusak sayang. Kamu masih kecil, gaboleh pake ginian. Ini punya Bunda."
Deluna mendengus cemberut.
Sifat gadis kecilnya ini sangat mirip dengan masa kecil Rafka.
"Ayah gak dateng kesini lagi ya, Bun?" tanya Deluna tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Girl
Teen Fiction"Rafkaaa!! Ini bayi siapa digeletakin di teras!?" Rafka terbelalak kaget, kemudian berlari menghampiri ayahnya di teras. "Bayi??" "Katanya bayi ini bayi kamu. Kamu habis ena-ena sama siapa!!" "Lho Rafka gatau apa-apa Yah" ujar Rafka lalu menatap bin...