[16] Pertemuan Pertama

3.9K 529 40
                                    

"Gila lo ya! Sinting! Otak lo kemana hah!! Bunda lo masih hidup!" teriak Flora emosi

Rafka hanya membalas dengan tatapan datar. "Gak lucu candaan lo."

Flora langsung melotot tak terima, kemudian berkacak pinggang kesal. "Heh! Siapa yang bercanda hah! Gue gak bercanda, anjir!"

"Terserah lo lah," lirih Rafka tak peduli. Sesekali ia meringis kesakitan selagi mencabut pecahan kaca yang masih menempel di telapak kakinya.

Disisi lain, Flora terlihat mengepalkan tangannya kesal, menahan emosi yang bergejolak di dalam tubuhnya. Baru kali ini ia merasa marah diremehkan oleh seseorang.

Sedetik kemudian, Flora tiba-tiba berjongkok lalu meraih kasar pergelangan kaki Rafka yang terluka.

Segera saja Rafka menepis tangan Flora.

"Mau ngapain lo?"

Flora diam tak menjawab. Tangannya berusaha meraih kembali pergelangan kaki Rafka, namun dengan cepat lelaki itu menekuk kakinya

"L-Lo ngapain sih? Mau mesum ya?!" bentak Rafka.

Flora langsung menunduk, menghela napas kasar, kemudian memejamkan mata sejenak.

Gabisa Sher, gabisa. Sumpah gue gabisa berurusan sama dia. Gue orangnya gak sesabar itu

Lo pasti bisa, Flo. Kayaknya dia cowok baik-baik deh.

Cowok baik apanya. Pacar ceweknya aja kayak mak lampir begitu, pasti nih anak kelakuannya juga sama

Gaboleh suudzon dulu, Flo. Fitnah dosa lho

Flora mendengus remeh. Biarin, males banget gue. Lo aja gih yang ngomong ke dia, Sher

Kok gue sih? Yang ada malah ntar dia kabur ketakutan kalo liat gue

Kenapa emangnya?

Kan gue setan

Nah, gitu dong. Sadar

Anj--

Flora langsung memutus sepihak telepatinya dengan Sherly. Gadis itu tersenyum puas lalu bangkit dan mengulurkan tangannya dihadapan Rafka.

Rafka memandang bingung tangan Flora. "Ngapain?"

"Lo banyak nanya tau gak. Persis dilan cepmek," geram Flora. "Cepetan."

Terpaksa, Rafka pun meraih tangan Flora tersebut kemudian bangkit berdiri dengan wajah berpaling kesal.

"Masih nyeri nggak?" tanya Flora ketus, sesekali melirik kaki Rafka yang sedikit berjinjit

Rafka menggeleng dingin

"Beneran? Gue gak bakal nanya dua kali lho. Jadi ntar kalo kaki lo infeksi, bengkak, trus diamputasi jangan nyalahin gue ya--"

Tiba-tiba Rafka menahan lengan Flora. "I-Iya, iya. Kaki gue... masih sakit."

Flora memalingkan wajahnya sambil tersenyum tipis. "Katanya lo pengen mati tadi. Gajadi?"

Rafka diem gabisa jawab

"Nah makanya jangan bunuh diri dulu. Dengerin gue. Siapa tau gue bisa bantu elo ya kan," tutur Flora santai. "Ntar kalo gue udah jadi pahlawan negara, baru deh lo bisa mati kapan aja sesuka lo."

Rafka mulai mengepalkan tangannya kesal, namun ia tahan sebisa mungkin untuk tidak kelepasan mengumpat

Flora terkekeh kecil, kemudian beranjak mengambil sapu untuk membersihkan pecahan kaca yang masih berserakan di lantai

Daddy's GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang