"Atau sebenernya kamu ini... beneran Jena ya?"
Pertanyaan Alaska barusan seketika membuat Kajen diem kicep gak bisa gerak. Kedua matanya terbelalak lebar seiring degupan jantungnya yang berdebar kencang
Alaska udah tau??
"Jen??"
Ya Tuhan... Aku harus gimana ini...
"Kajen?"
Alaska melambaikan tangannya dihadapan Kajen.
Seketika Kajen tersadar dari lamunannya.
"Y-Ya?" jawab Kajen gemetaran
"Kok ngelamun?" Alaska memberi tatapan heran pada Kajen. "Mikirin apaan?"
Kajen menggeleng cepat. "N-Nggak... Bukan apa-apa kok."
Tiba-tiba Alaska menangkupkan telapak tangannya pada pipi Kajen.
"Dingin banget," tutur Alaska, kemudian bangkit untuk mematikan AC mobil. "Padahal udah aku stel paling kecil lho, kamu masih kedinginan."
Kajen tersenyum gugup.
Alaska mulai melepas setelan jas yang ia kenakkan. "Persis kayak Jena. Gak kuat sama hawa dingin," celetuknya.
Kajen makin kesusahan meneguk ludahnya sendiri
"Kamu Jena ya? Ngaku," goda Alaska lagi.
Kajen langsung menggeleng cepat. "B-Bukan."
Alaska tersenyum gemas melihat ekspresi Kajen. "Lucu banget sih kamu. Aku cuman bercanda doang. Istriku kan udah meninggal."
Sejenak Kajen menghembuskan napas lega. Hari ini Alaska benar-benar membuatnya senam jantung. Sebenarnya Kajen juga ingin memberi tahu semuanya pada Alaska, namun untuk hari ini dia benar-benar belum siap.
Kajen harus menunggu waktu yang pas untuk menceritakan semuanya.
Keadaan tiba-tiba menjadi hening. Alaska sibuk memainkan ponselnya, sementara Kajen sibuk berpikir sambil memainkan lipatan roknya.
"Al.." panggil Kajen.
"Hm?" Alaska menyahuti tanpa menoleh.
"Kalo misal istrimu... tiba-tiba dikasih kesempatan buat hidup lagi, kamu bakal gimana?"
Alaska terdiam beberapa saat. Kajen menatapnya penuh harap-harap cemas.
"Aku bakal nebus semua kesalahan yang pernah aku lakuin ke dia," lirih Alaska.
Suasana tiba-tiba berubah menjadi canggung dan serius
Kajen mulai menunduk. "Kira-kira kamu bakal nerima kehadiran dia lagi apa enggak?"
Bisa Kajen dengar suara helaan napas keluar dari mulut Alaska
"Justru aku lebih takut kalo Jena gak bisa nerima keadaan anaknya sekarang," ujar Alaska.
"Maksudnya?"
Tiba-tiba Alaska membuka pintu mobil dan mengulurkan tangannya pada Kajen.
"Ikut aku. Akan kukenalkan mereka padamu."
***
CKLEK
Alaska membuka engsel pintu rumah sambil menggendong Luna yang sedang tertidur di pundaknya.
Kajen mengikuti dari belakang. Sesekali matanya menatap sekeliling rumah. Semuanya nampak berbeda. Hanya beberapa ornamen yang masih anteng berdiam di tempatnya.
Kajen tersenyum haru, setelah bertahun-tahun akhirnya dia bisa diberi kesempatan lagi untuk merasakan rasanya kembali pulang ke rumah. Suasana ini... Kajen benar-benar rindu. Bahkan foto-foto dirinya dan Bang Rafa masih ada di atas laci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy's Girl
Teen Fiction"Rafkaaa!! Ini bayi siapa digeletakin di teras!?" Rafka terbelalak kaget, kemudian berlari menghampiri ayahnya di teras. "Bayi??" "Katanya bayi ini bayi kamu. Kamu habis ena-ena sama siapa!!" "Lho Rafka gatau apa-apa Yah" ujar Rafka lalu menatap bin...