[19] Mereka yang Tak Terlihat

6.4K 594 308
                                    

Keesokan harinya...

"Mayat para jenderal yang menjadi korban dalam peristiwa malam 30 September 1965 tersebut dibuang ke suatu tempat yang disebut lubang buaya."

Seorang guru sejarah bernama Bu Keiko terlihat fokus menceritakan salah satu sejarah penting Indonesia di papan tulis.

"Oleh karena itu, peristiwa ini akhirnya dikenal dengan sebutan G30S PKI atau Gerakan 30 September."

Bu Keiko mengakhiri penjelasannya. Beberapa anak yang sibuk menulis lantas menutup bukunya karena jam pelajaran sudah hampir habis.

Tak terkecuali Rafka yang terus melamun sedari awal hingga akhir pembelajaran. Pikirannya terlalu fokus dengan kejadian kemarin di pemakaman. Seorang wanita--yang bahkan Rafka tak kenal--tiba-tiba mengaku sebagai Bundanya yang sudah lama meninggal.

"Ada yang ingin ditanyakan sebelum saya akhiri pembelajaran hari ini?" tanya Bu Keiko.

Seorang anak bernama Haidar yang duduk di pojokan tiba-tiba mengangkat salah satu tangannya.

"Permisi Bu Keiko, saya izin bertanya."

"Silahkan."

Haidar mulai berdehem kemudian berdiri sambil memegang secarik kertas.

"Begini Bu, kemarin setelah saya kebanyakan nonton film horor, saya jadi sering ketindihan, Bu. Rasanya kayak saya diculik di suatu tempat tapi saya sadar kalo itu cuman mimpi. Saya jadi penasaran, apa bener setiap kita tidur roh kita akan jalan-jalan ya, Bu?"

Bu Keiko terlihat tertawa gugup. "Pertanyaanmu diluar topik saya mengajar, tapi gapapa, tetap saya jawab. Kebetulan saya pernah mendengar fenomena tersebut ketika saya tinggal di Jepang."

"Jadi begini..."

Bu Keiko mulai menggambar dua buah wadah kosong di papan tulis.

"Ibaratnya wadah kosong ini adalah tubuh manusia, sementara roh adalah bagian yang menempati wadah tersebut. Kadang kala, roh yang ada di dalam tubuh kita bisa keluar tanpa kita sadari. Agak berbeda dengan mimpi, fenomena roh yang keluar dari tubuh ini biasa disebut astral projection. Seseorang yang sadar dan mampu mengeluarkan roh dari dalam tubuhnya sendiri bisa dibilang sudah berhasil melakukan perjalanan astral. Sedangkan pada manusia biasa, kita sering mengalaminya namun area perjalanan astral tersebut sangat terbatas, hanya sebatas satu ruangan saja dan biasanya kita akan sadar bahwa kita sedang bermimpi. Inilah yang disebut lucid dream."

Seketika seisi ruangan kelas ber-oh ria, tak terkecuali Haidar sendiri.

"Kalo begitu semua orang bisa ngelakuin astral projection sendiri dong, Bu?" tanya Ucup penasaran.

Bu Keiko mengangguk. "Jika dia punya kemampuan spesial, maka jawabannya iya. Tapi untuk manusia normal, sangat sulit dan bahkan jarang terjadi. Astral projection baru bisa terjadi ketika seseorang tersebut dalam kondisi sekarat ataupun koma."

Suasana kelas makin memanas dan heboh diiringi dengan suara bisikan para siswa yang baru menyadari akan hal ini.

"Kayaknya pembahasan Ibu terlalu jauh ya. Kalo begitu Ibu cukupkan saja pe--"

Tiba-tiba Rafka mengangkat tangannya. Kini semua pandangan seisi kelas tertuju ke arahnya.

"Bu, soal wadah kosong dan perjalanan astral tadi, apakah mungkin seseorang yang sudah meninggal bisa hidup lagi?"

Anak-anak kembali berbisik satu sama lain mendengar pertanyaan dari Rafka. Bu Keiko tertawa gugup, kemudian menghampiri bangku Rafka.

"Kalo kamu bertanya pada Ibu, maka jawabannya tidak. Tidak ada yang bisa mengelak dari takdir kematian. Kecuali, sewaktu hidup orang tersebut memang mengalami mati suri," ujar Bu Keiko.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 29, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Daddy's GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang