Chapter 4

5.8K 849 90
                                    

Keyara melirik gadis cilik berkepang dua yang tak mau masuk ke halaman sekolah. Ia berdiri sembari memegangi tangan kanan ayahnya dengan tampang cemberut.

"Sella, ayo masuk. Sebentar lagi kita masuk kelas." Keyara tersenyum. Ia berjalan mendekat ke arah anak itu.

"Sella ingin ikut Ayah kerja. Atau Ayah nggak usah kerja, temeni Sella." Gadis cilik itu mendongakkan wajahnya dan menatap Sang Ayah yang masih mematung.

"Sella, Ayah mau kerja untuk mencari nafkah, biar Sella bisa sekolah terus. Biar Sella bisa makan bergizi, punya baju yang layak pakai, terus bisa ngajak Sella jalan-jalan. Sella bilang pingin ke Hongkong, 'kan? Nah, kalau Ayah kerja, Ayah bisa ngajak Sella liburan ke Hongkong."

Gadis cilik itu mendengar bujukan Keyara sembari melirik sesekali ke arah ayahnya.

"Betul kata Bu Guru, Sella. Kalau Sella ikut Ayah kerja, nanti Ayah nggak bisa fokus dan Sella juga ketinggalan pelajaran. Di sekolah, Sella bisa bermain sama teman-teman. Ayah janji, hari Minggu nanti, Ayah bakal ngajak Sella ke rumah Nenek." Laki-laki 32 tahun itu mengusap rambut putrinya dan tersenyum lembut.

"Sella, ayo sini ...." Panggilan dari salah satu teman gadis cilik itu membuat Sang Princess Kecil menoleh ke arah sumber suara. Ia pun bergegas, berlari menuju temannya.

Keyara tersenyum memandangi derap langkah Sella yang semakin menjauh.

"Maafkan, Sella, ya Key. Anak itu sering merepotkanmu." Danandra atau yang biasa disapa Andra merasa tak enak hati sering menyusahkan Keyara. Andra adalah teman baik Arga. Ia memiliki bisnis travel dan beberapa toko sembako.

"Tidak usah minta maaf, Mas. Namanya juga anak-anak. Dan ini memang sudah tugasku untuk membimbing Sella serta anak-anak lain. Sella itu sebenarnya anak yang sangat manis. Hanya saja kadang moody-an."

Andra mengulas senyum. Ia merasa bersyukur, putrinya bersekolah di sekolah yang tepat dengan guru yang super sabar seperti Keyara. Entah berapa kali putrinya berbuat ulah dan susah diatur, tapi Keyara selalu berhasil menaklukkan hati gadis cilik itu.

"Terima kasih ya, Key. Kamu begitu sabar mengajar Sella."

Keyara kembali mengurai senyum. "Tidak usah berterima kasih. Aku senang mengajar Sella."

Bel sekolah berbunyi. Keyara berpamitan pada duda satu anak itu.

"Aku masuk dulu ya, Mas."

"Silakan, Key. Selamat mengajar." Andra tersenyum. Ia masih terpaku menatap sosok wanita penyabar itu yang tengah mengatur barisan anak-anak di depan kelas.

Andra tak habis pikir, bagaimana bisa sahabatnya menyia-nyiakan istri sebaik Keyara. Dia mendengar tentang kisah masa lalu Keyara dari Arga. Keyara yang jahat, suka mem-bully, dibenci banyak orang, semena-mena, dan suka menindas. Ia hampir tak percaya karena sosok Keyara yang sekarang sangat jauh dengan apa yang diceritakan Arga. Setiap orang punya masa lalu. Andra percaya Keyara telah banyak belajar dari kesalahannya di masa lampau. Ia berhak memperbaiki diri. Sayangnya, Arga tak melihat usaha wanita itu. Ia justru mengabaikan dan tak menganggap keberadaan Keyara.

Andra tahu benar, Keyara kerap tersenyum di balik luka yang ia sembunyikan. Ribuan nasihat sudah sering ia lontarkan untuk Arga, tapi sahabatnya ini tetap pada pendiriannya. Arga tak bisa berdamai dengan masa lalu. Ia enggan membuka hatinya untuk mengenal Keyara lebih dekat, benar-benar mengenalnya.

Terkadang ia tersenyum getir menertawakan hidup. Ia berharap seorang istri yang begitu setia dan sabar seperti Keyara. Namun, Tuhan memberinya seorang istri yang temperamen, tak menghargainya, dan bahkan bermain api dengan laki-laki lain. Alasan yang sangat masuk akal untuknya bercerai dengan Listy. Di sisi lain, Arga yang dianugerahi istri sebaik Keyara, justru memandang Sang Istri layaknya sampah atau angin yang tak bisa dilihat.

Behind the TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang