13. Nginep

91 30 24
                                    

Sebelum ke cerita aku mau minta doa nya, semoga semua member ENHYPEN diberi kesehatan, cepet pulih dan mudah-mudahan masa pandemi ini segera berakhir. Aamiin.


🕊🕊🕊🕊🕊

Masih dihari yang sama, sepulang sekolah seperti biasa Jordan pulang ke rumahnya lalu mengantarkan kue. Berhubung hari ini masih libur dia meminta ijin sang bunda untuk main ke rumah Noah, "bunda, nanti abang ijin langsung main ke rumah Noah ya" pintanya sembari meletakkan kue ke dalam keranjang.

"iya bang, mau sekalian nginep gak?"

"gak deh bund, kalo nginep kasian bunda di rumah sendirian"

"gpp bang, sekali-kali gantian abang nginep di rumah Noah atau Sadewa. Mereka berdua juga sering nginep disini"

"iya sih, tapi bunda gimana?"

"bunda baik-baik aja abang, udah gpp kok abang juga butuh hiburan jangan sibuk sekolah sama kerja terus. Seharusnya saat ini abang tuh lagi menikmati masa remaja, maafin bunda ya bang"

"loh bunda kok gitu sih ngomongnya, abang gak suka ya bund. Pokoknya bunda gausah mikir yang engga-engga, ini kemauan abang sendiri buat ngeringanin kerjaan bunda"

Mendengar penuturan anaknya membuat Wanda tersenyum bangga. Putra kecilnya yang dulunya manja kini sudah beranjak dewasa, walau kadang dia rindu melihat tingkah lucu Jordan yang sudah tidak pernah dilihatnya lagi sejak kematian sang suami.

Wanda tentu menyadari perubahan drastis putranya, tapi dia tidak bisa berbuat banyak untuk mengembalikan keadaan seperti semula. Selagi Jordan masih berada dibatas wajar selayaknya remaja pada umumnya, dia tidak akan memaksanya untuk berubah. Sebagai seorang ibu, dia akan selalu menyemangatinya dan menyayanginya sepenuh hati.

"makasih ya abang, yaudah yang penting nanti abang jadi nginep berarti kan?"

"iya deh abang nginep, tapi kalo ada apa-apa pokoknya bunda harus cepet-cepet hubungin abang ya"

"iya, janji langsung telpon abang"

"oke, abang berangkat dulu ya bund, assalamualaikum"

"waalaikumsalam, hati-hati ya abang"

Akhirnya setelah berjalan hampir 2 tahun, pelanggan kue bunda semakin banyak. Ingin rasanya Jordan membeli atau menyewa toko untuk bundanya, tapi uangnya pasti tidak cukup. Nanti kalau dia sudah lulus dan punya kerjaan tetap pasti itu akan dia wujudkan.

Setelah selesai mengantar kue, Jordan segera melaju bersama motornya ke arah rumah Noah. Sepanjang jalan dia jadi teringat kejadian minggu lalu dimana dia mengantar gadis itu pulang ke rumahnya. Melihat tingkah laku Bening selama ini membuatnya teringat kepada seseorang dimasa lalunya yang memiliki sifat dan kepribadian hampir sama.

Melihat Bening membuatnya mengingat sosok dia, dan Jordan tidak suka itu terjadi. Jadi, bukan tanpa alasan dia menghindari segala kemungkinan yang membuat dia kembali berinteraksi dengan gadis itu. Entah karena tak mau kembali dibuat flashback akan masa lalunya atau justru dia takut kejadian dimasa lalu itu terulang lagi bersama Bening.

Tak terasa dia sudah memasuki Komplek Hybe, berharap semoga kali ini dia juga tak bertemu dengan Bening. Baru saja masuk ke dalam teras rumah Noah hp nya berdering, langsung menerima tanpa melihat siapa yang menelpon, "halo"

"udah nyampe mana bro"

"depan rumah lo nih"

"owh, yaudah masuk sini. Sadewa juga udah disini"

"iya" dilihatnya mobil Sadewa sudah ter parkir rapi disana. Jordan pun memasuki rumah itu. Begitu masuk, netranya disambut oleh pemandangan beberapa perempuan yang sepertinya sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Mungkin Kak Yessy dan kawannya sedang buat tugas pikir Jordan.

"permisi kak" sapa Jordan yang tak lupa adab bertamu.

"eh Jordan, masuk. Aku kira Ale yang dateng. Langsung aja keatas ya Noah sama Sadewa ada di kamar"

"Aku masuk ya kak"

Dibukanya kamar milik Noah itu, sang empu sedang sibuk bermain PS bersama Sadewa, persis seperti dugaannya. Merasa lelah, Jordan memilih menidurkan dirinya di kasur empuk milik Noah.

"buset dateng tuh salam bukannya langsung tidur" seru Noah setelah menyadari keberadaan Jordan.

"assalamualaikum" gumam Jordan.

"waalaikumsalam" jawab Sadewa dan Noah.

Setelah itu kembali hening. Suara bising hanya terdengar dari game yang dimainkan oleh Noah dan Sadewa. Lama dengan posisi tertidur membuat Jordan merasa sedikit ngantuk, tapi disatu sisi dia juga haus dan lapar.

Tak membiarkan dirinya tertidur, Jordan pun beranjak dari sana menuju kearah showcase yang terdapat disamping meja belajar Noah, diambilnya minuman bersoda itu berharap rasa kantuknya segera hilang. Lalu bergabung bersama kedua sahabatnya sebagai penonton.

"Kak Ale mau kesini ya, Wa?" tanya Jordan sesaat setelah mengingat perkataan Kak Yessy tadi.

"kata siapa lu?" tanya Noah, sedangkan sadewa hanya diam saja.

"tadi waktu gue dateng, Kak Yessy ngira kalo Kak Ale yang dateng" jelas Jordan.

"ck, mau ngapain sih dia" akhirnya Sadewa membuka suara.

"ya siapa tau emang mau main sama Kak Yessy" bela Noah.

"ya bener juga, tadi dibawah ada temen-temennya Kak Yessy juga"

"hah, siapa aja, Dan? Ada Chloe gak?"

"gatau gue, orang gak kenal"

Mendengar jawaban Jordan membuat Noah langsung keluar dari kamarnya melupakan kegiatan ngegamenya. Sadewa pun ikut menghentikan permainannya.

"Chloe yang mana sih, Wa?"

"gak tau, tapi bener tadi Kak Yessy bilang kalo Ale mau kesini"

"iya, udah lama juga masih lu diemin tuh kakak kelas, Wa?"

Sadewa menghela napasnya berat, "lu tau sendiri ceritanya gimana, Dan, tiap liat dia gue gak bisa ngontrol emosi"

"tapi selama ini lo udah pernah denger penjelasan dia belum?" pertanyaan Jordan dibalas gelengan oleh Sadewa, kini gantian justru Jordan yang menghela napasnya.

"coba kasih Kak Ale kesempatan, Wa, udah 3 tahun loh. Bahkan sebelum kita bertiga kenal lu udah kenal duluan sama dia. Mungkin dia punya alesan lain kan?"

"alesan apalagi si, gue udah liat dengan mata gue sendiri kalo dia malah sibuk sama Kak Kamal disaat gue lagi butuh dia. Bagi gue itu udah cukup bikin gue gak lagi berhubungan sama dia"

"yaudah itu pilihan lo, tapi sebagai sahabat gue tetep nyaranin lo buat ngasi kesempatan Kak Ale buat ngejelasin"

Jordan hanya bisa memberi saran yang menurutnya baik untuk masalah mereka, begitu pun sebaliknya. Mereka bertiga memang bersahabat dekat, tapi ada beberapa hal yang menjadi privasi. Walau pun bersahabat pasti ada batasan yang harus disadari oleh mereka bertiga, tanpa perlu diperjelas apa-apa saja. Baik Jordan, Sadewa maupun Noah sudah memahaminya.

Bunda Wanda

Bunda Wanda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lakuna || Jungwon EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang