Lakuna || Jungwon Enhypen

30. Masih ada slot kosong gak??

Beberapa minggu sejak dia dan Bening berteman, kehidupan Jordan rasanya lebih jauh lebih baik. Mungkin karena dirinya yang sudah tidak merasa terbebani dengan tuntutan pekerjaan, walau sebenarnya sang bunda tak pernah menuntut itu. Mungkin juga karena Jordan yang mulai terbuka dengan lingkungannya, mencoba untuk kembali menjadi Jordan yang hangat seperti dulu, meskipun ada beberapa sifat yang sulit untuk diubah karena terlanjur melekat padanya. 

Atau bisa jadi karena pengaruh seseorang yang dengan sengaja masuk ke dalam hidup Jordan, merusuh seenaknya dengan embel-embel "sekarang kan kita temenan" membuat Jordan merasa kehidupannya sedikit lebih ramai. Jujur saja, dirinya sekarang tak mempermasalahkan kehadiran gadis itu bahkan karena sosok itu hari-harinya kini lebih berwarna dan menyenangkan.

Ada hari dimana dia sendiri bingung dengan perasaannya, kadang dirinya merasa sikapnya sedikit keterlaluan pada gadis itu rasanya seperti dia memang harus menjaga jarak aman agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Seperti waktu itu, ketika beberapa hari setelah semester baru dimulai. Jordan sedang mengantarkan kue buatan bunda ke beberapa cafe langganan. Tiba-tiba ada panggilan masuk dari Bening, saat ditanya ada apa ternyata gadis itu sedang menunggu kedatangan Jordan di perpustakaan tempatnya bekerja dulu.

"Gue kan udah gak kerja disana"

"Bening gak tau, Jordan kan gak cerita"

"Yaudah, tunggu. Abis ini gue kesana"

Rupanya gadis itu sudah menunggu di pelataran perpustakaan, saat itu alih-alih mengajak Jordan masuk Bening justru meminta dirinya untuk menemani hunting buku bekas di Pasar Senen. Waktu itu menjadi salah satu momen yang mengesankan bagi keduanya.

Dengan menaiki KRL sesuai inisiatif Bening, keduanya duduk berdampingan di dalam gerbong kereta yang tak banyak terisi penumpang. Sambil menikmati pemandangan dari kaca dan sesekali menanggapi kata yang terlontar dari gadis itu selama perjalanan hingga sampai tujuan.

Setelah tiba di tempat tujuan, tangan Jordan langsung digenggam erat oleh Bening. Meski awalnya kaget dengan perlakuan gadis itu, namun Jordan membiarkannya dan tetap mengikuti kemana Bening akan membawanya. Dulu Jordan pernah pergi kesini, kala itu suasananya masih ramai pengunjung, tapi sekarang agaknya lebih berkurang, bisa jadi karena perubahan zaman dimana semuanya sudah serba online.

"Nyari buku apa sih?" tanya Jordan yang sejak tadi mengekori langkah gadis itu.

"Belum tau, ini kan masih dicari" jawab Bening sambil tetap fokus pada deretan buku yang sampulnya mulai agak usang.

"Jadi lo belum tau mau nyari buku apa?? Gue kira kita kesini gara-gara buku yang lo cari gak ada di perpus"

"Jordan cerewet banget sih, mending bantuin Bening cari buku yang bagus sana hus hus"

Akhirnya Jordan pun ikut larut dengan tumpukan buku disekitarnya, sambil mengambil beberapa buku yang menurutnya menarik. Gara-gara Bening dirinya jadi ikut tertarik membeli buku. Tak terasa waktu cepat berlalu, mereka berdua sampai di Stasiun Pasar Senen ketika jam pulang kerja otomatis semua gerbong kereta akan ramai oleh para pekerja yang baru pulang.

Benar saja, selama perjalanan pulang mereka berdua harus rela berdesakan dengan penumpang lain. Jordan berusaha menjaga Bening agar tidak terdesak oleh penumpang yang lain, sedang sibuk mengamati keadaan sekitar membuat Jordan tidak sadar kalau posisi mereka berdua terlalu dekat.

"Jordan" ucap Bening agak pelan. Dirinya hanya menjawab dengan gumam tak jelas tanpa mengalihkan pandangan.

"Kapan-kapan kita main kaya gini lagi yuk"

"Gak mau"

"Ih kenapa?? Kan seru" Merasa tak ada jawaban Bening kembali berkata, "pokoknya nanti kalau Bening ngajak pergi lagi Jordan harus mau ya"

"Terserah"

"Nanti kita bikin daftar ekspedisi menjelajahi Kota Jakarta, keren kan??"

"Hhmmm"

"Mumpung kita belum terlalu sibuk buat persiapan ujian, iya kan"

"Ya"

"Hari Minggu kita kesana lagi ya?"

"Mau ngapain lagi, emang tadi masih kurang??"

"Bening udah booking Buku Lupus ke bapak-bapak tadi"

"Ya Allah"

"Ih Jordan gak boleh sambat"

"Tau ah"

"Nanti Bening traktir minuman biasa 10 biji deh"

"Hhhmm"

"Yes, asiikkk. Makasih ya Jordan"

Jordan tau kalau Bening sering bertingkah random namun tetap saja semua yang dilakukan gadis itu selalu membuat Jordan tidak habis pikir. Sebenarnya apa yang ada di dalam pikiran Bening, ada berapa banyak ide-ide konyol yang muncul dibenak gadis itu, pemikiran-pemikiran aneh apalagi yang tiba-tiba saja terucap olehnya, dan masih banyak lagi.

Semakin lama mengenal gadis itu Jordan jadi sedikit banyak paham mana yang harus dia tanggapi dengan serius dan mana yang harus dia abaikan. Kebanyakan sih Jordan tak menanggapi ocehan Bening, terlebih jika gadis itu sedang kebanyakan energi. Jordan jadi lelah sendiri melihat tingkah absurdnya.

Ada satu pertanyaan yang hingga kini Jordan tak tau harus menganggapnya serius atau bercanda. Sepulang sekolah Jordan kembali menawarkan untuk mengantar Bening pulang, sekalian dia berencana untuk main ke tempat Noah. Seperti biasa, Bening sedang mengomentari banyak hal yang dilihatnya saat berada di jalan pulang.

"Jordan, masih ada slot kosong gak??" pertanyaan Bening membuat Jordan kembali mencoba memahami maksud dari gadis itu.

"Maksudnya??"

"Kalau Bening mau ngisi kekosongan hati Jordan boleh gak?"

"Gak"

"Oke, Bening bakal tetep berjuang gak mau tau"

"Gue sukanya orang lain"

"BODO AMAT....!!!"

Pertanyaan itu, walau agak mengganggu tapi Jordan lebih memilih untuk tak serius menanggapinya. Mungkin itu juga salah satu dari kerandoman yang Bening miliki. Buktinya sampai saat ini tingkah Bening juga masih sama seperti biasanya jadi, Jordan pun tak mau ambil pusing.

Di Hari Minggu

Kalo kurang uWu maaf ya, aku jarang bikin momen uWu kek gitu😅
Lebih sering yang sedih² hahaha
But, i try my best💕💕
Semoga kedepannya bakal lebih uWu lagi, kalo kalian ada ide bisa kasih tau aku guys🤗

Bonus foto Jungwon dengan poni panjangnya bikin mleyot semalem😭😭