24. Pertemuan Singkat

57 21 18
                                    

Sore ini, Jordan akan kembali ke Jakarta bersama Om Justin. Dirinya sedang menunggu kedatangan Wilona yang katanya mau memberi oleh-oleh untuk bunda, sekalian pamit.

Semalam sebelum pergi tidur Jordan sudah menginstal Whatsapp dan Twitter sesuai permintaan Wilona. Setelah mengabari dan berkirim pesan dengan gadis itu serta bunda dan kedua sahabatnya.

Mengabaikan semua pesan yang lain, salah satunya tentu saja Bening Asyla. Pesan Bening hanya dia baca tanpa memberikan balasan seperti biasanya, entahlah sampai kapan dirinya akan mengabaikan gadis itu.

Jordan sendiri belum memberitahu jika dirinya sudah memiliki akun sosial media, jadi mumpung sedang gabut akhirnya dia memilih untuk mencoba fitur videocall di whatsapp.

Orang pertama yang akan dia hubungi tentu saja bunda. Begitu wajah sang bunda muncul pada layar ponselnya, jordan otomatis menarik senyum di bibirnya.

"loh, abang kok bisa vc bunda sih"

"hehe, halo bunda. Abang sekarang udah punya WA" jawab Jordan sambil melambaikan tangannya.

"nah gitu dong jadi anak gaul"

Sedang asyik bercengkrama dengan bunda, suara Wilona menyapa indra pendengarannya. Jodan pun bangun dari duduknya untuk menyambut gadis itu.

"Assalamualaikum, permisi"

"waalaikumsalam, masuk Wilo"

Melihat kehadiran seseorang membuat sang bunda pun mengeluarkan suaranya, "ada siapa bang??"

"oh iya, bunda coba tebak abang ketemu siapa??"

"emang siapa bang??" Jordan pun memberi isyarat padaWilona untuk ikut masuk bergabung dengannya.

"assalamualaikum bunda. Gimana kabarnya??" sapa wilona.

"loh ini Wilona?? ya ampun. Waalaikumsalam sayang, kabar bunda baik. Kamu apa kabar??"

"alhamdulillah, Wilo juga baik, bunda"

Obrolan itu pun didominasi oleh Wilona dan bunda yang saling melepas kerinduan, Jordan sendiri hanya memperhatikan dua wanita kesayangannya itu.

Kesayangan? Jadi, apakah perasaannya untuk wilona itu masih ada hingga saat ini?? Tapi, bagaimana dengan gadis itu? Bisa saja dirinya sudah memiliki pacar, Jordan merasa bodoh kenapa dirinya baru sadar akan kemungkinan itu. Seharusnya semalam dia menanyakan hal itu.

Waktu untuk berpisah pun tiba, setelah menerima bingkisan dari Wilona. Jordan pun berangkat menuju Jakarta. Berbekal pesan selamat tinggal dan peringatan untuk tak melupakan gadis itu, Jordan kembali dirundung kebingungan.

Dia merasa senang bertemu dengan Wilona, tapi dia juga tidak terlalu sedih saat harus berpisah dengan gadis itu. Rasanya seperti masih ada ruangan kosong dihatinya yang dia kira selama ini akan terasa lengkap saat berhasil melihat wajah gadis itu. Mungkin saja karena sudah lama tidak saling berjumpa.

Mencoba untuk tak memikirkan semua itu, yang terpenting saat ini adalah dia dan Wilona masih memiliki hubungan yang baik-baik saja. Untuk kedepannya bagaimana biarkan semua itu dia lalui seperti seharusnya.

Jordan tidak pernah mau berharap, atau mungkin lebih tepatnya dia terlalu takut menaruh harapan kepada orang lain, bahkan Wilona sekalipun.

Waktunya untuk kembali ke realita kehidupannya, membantu bunda mengantarkan kue-kue dan part-time di perpustakaan kota. Yah, setidaknya kali ini dia tidak akan terlalu lelah karena sekolah sedang libur.

"Jordan kamu mau gak ngelatih Taekwondo??" Tawar Justin ditengah perjalanan mereka.

"hah, gimana om?? Jordan aja udah lama gak latihan Taekwondo"

Lakuna || Jungwon EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang