19. Ketemu Bunda

58 25 17
                                    

Hari penerimaan rapor pun tiba, sebelumnya seluruh siswa berkumpul di lapangan untuk penyerahan hadiah kepada pemenang lomba classmeeting. Yang pertama, tentu saja Juara 1 Lomba Futsal yang diwakili oleh Noah sebagai kapten, setelah itu pengumuman lomba menyanyi yang sudah ditunggu-tunggu oleh hampir seluruh siswa.

Tak bisa dipungkiri kondisi Jordan saat ini juga sedang merasa gelisah, sedikit berharap semoga kelasnya bisa minimal mendapat juara 3. Suara Satria mulai terdengar kembali, mengumumkan hasil perlombaan.

"juara ketiga lomba menyanyi adalah kelas X IPS 3" mendengar itu Jordan mendesah kecewa, menatap Sadewa yang berdiri di sampingnya sambil mengucapkan kata maaf tanpa suara yang dibalas dengan gelengan.

"juara kedua jatuh kepada kelas XI IPA 1" ternyata dari kelasnya Bening.

"juara pertama lomba menyanyi selamat kepada kelas.... XI IPS 4" seru Satria, membuat Jordan terkejut. Seisi lapangan pun memberi tepuk tangan yang meriah.

"Dan, lo menang" ujar Sadewa dengan senyum yang terpatri diwajahnya, sedangkan Jordan masih terbengong tak percaya akan apa yang baru saja dia dengar.

"maju Dan"

"cepet anjir maju"

"udah dorong aja biar maju nih bocah"

"kagetnya dipending dulu Dan, sekarang lo maju. Udah ditungguin tuh"

Akhirnya dengan dorongan teman-temannya Jordan pun maju ke depan dengan iringan tepuk tangan dan seruan selamat dari seluruh siswa. Begitu selesai penyerahan hadiah, semua siswa pun membubarkan diri.

Tentu saja kelas XI IPS 4 sedang merayakan kemenangannya. Apalagi kelas mereka meraih juara umum berkat futsal dan lomba menyanyi. Entah sudah berapa lama sejak terakhir kali Jordan merasakan euphoria kemenangan atas usahanya. Ternyata masih tetap menyenangkan, walau sang ayah tak lagi ada disisinya.

Pukul 09.00 para wali murid mulai berdatangan, Bening sendiri sedang menunggu mama di parkiran. Padahal sang mama baru saja mau otw tapi Bening sudah stand by. Dia sendiri sedang sibuk scroll timeline twitter yang sedang penuh dengan postingan teman-temannya yang sedang merayakan kemenangan pasca classmeeting.

Sampai pada akhirnya ada satu postingan di salah satu akun milik sekolah yang berisi

Sampai pada akhirnya ada satu postingan di salah satu akun milik sekolah yang berisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"permisi dek" suara itu mengalihkan fokus Brning pada hp nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"permisi dek" suara itu mengalihkan fokus Brning pada hp nya. Dilihatnya seorang wanita yang sangat cantik, ini mama nya siapa? batin bening.

"iya eum tante...? mau ambil rapor ya?"

"iya dek, maaf tante mau tanya kelas XI IPS 4 dimana ya ?"

"oh kelasnya agak jauh tante, mau saya anter aja gimana?" tanya Bening sekalian modus siapa tahu dia bertemu dengan Jordan pikirnya.

Setelah menerima persetujuan akhirnya mereka berdua pun berjalan memasuki area sekolah. Baru saja dia ingin membuka percakapan, wanita disampingnya lebih dulu bertanya, "adek ini namanya siapa kalau boleh tahu?"

"nama saya Bening tante, kelas XI juga"

"wah, berarti Bening seumuran sama anak tante dong"

"Kalo boleh tahu tante mau ambil rapornya siapa? Mungkin Bening juga kenal"

"namanya Jordan Mahardika"

"hah?? Jadi tante ini bundanya Jordan?? Wah pantes Jordan ganteng, bundanya aja cantik banget hehe" seru Bening dengan semangat.

"bisa aja nih, oh iya Bening berarti temennya Jordan ya??"

"Bisa dibilang temen tapi ya gitu, Jordan emang kalo di rumah gimana tante?"

"panggil bunda aja, Sadewa sama Noah juga manggilnya bunda"

"eh iya bunda hehe"

Selama perjalanan itu Bening dengan senang hati mendengarkan cerita dari bunda, membuatnya jadi semakin penasaran bagaimana Jordan versi cerita bunda yang sepertinya lebih bersahabat dan hangat.

Setelah hampir sampai hp Bening tiba-tiba berbunyi, sang mama ternyata. Bening bahkan hampir lupa kalau dia sedang menunggu mamanya.

"halo ma??"

"iya tunggu parkiran aja, Bening abis ini kesana"

"tante eh bunda, maaf ya Bening udah ditungguin sama mama. Kelasnya itu yang paling ujung ada papan namanya" kata bening sambil menunjuk ke arah kelas XI IPS 4.

"iya udah keliatan kok, makasih ya Bening. Kapan-kapan main ke rumah ya, nanti bunda bikinin kue"

"wah mau banget, tapi nanti bunda dong yang bilang ke Jordan"

"siap, gampang pokoknya"

"yaudah kalo gitu bening pamit dulu ya bunda, bye bye"

Bening pun berlalu menghampiri sang mama. Sedangkan Wanda melanjutkan langkahnya menuju kelas. Begitu sampai di dalam ternyata sudah dimulai. Wanda tak menemukan Jordan maupun kedua sahabatnya, mungkin mereka sudah pulang.

"Jordan Mahardika" panggil wali kelas.

"ibu wali murid dari Jordan?"

"iya bu, saya bundanya Jordan"

"baik, ini rapor Jordan ya bu. Nilainya memang tidak ada yang dibawah KKM tapi juga tidak terlalu bagus, padahal saya tahu Jordan adalah siswa yang pandai. Hanya saja sikapnya yang suka tidur dikelas dan jarang mengerjakan PR membuat nilainya jadi kurang. Saya harap ibu bisa memberi nasehat kepada Jordan, karena sebentar lagi mereka akan naik kelas XII, kalau mau melanjutkan ke perguruan tinggi nilai dari semester 1 juga harus diperhatikan bu"

Mendengar penuturan wali kelas membuat wanda jadi sedih dan merasa bersalah, mungkin semua ini terjadi karena Jordan yang terlalu sibuk membantunya.

"terima kasih ibu, pasti akan saya sampaikan kepada Jordan nanti. Saya juga mau mengambil rapor milik Noah dan Sadewa. Apakah bisa sekalian?"

"oh iya bu, tunggu sebentar akan saya carikan"

Sejak kelas X, Wanda sudah terbiasa dimintai tolong oleh Sadewa dan Noah agar sekalian mengambil rapor milik mereka.

Alasannya, karena tak ada yang bisa dimintai tolong lagi selain Bunda Wanda. Mama Sadewa tentu saja tak mungkin mengambilkan rapor milik anaknya, sedangkan orang tua Noah terlalu sibuk hingga tak ada waktu untuk sekedar mengambil rapor milik Noah. Saat Yessy masih satu sekolah pun sama saja, gadis itu meminta tolong pada orang tua temannya untuk sekalian mengambil rapor miliknya.




Udah sampe di chap 19, kira-kira ada yang tahu kenapa Sadewa pernah hampir loncat dari jembatan? Atau Mama Sadewa kenapa?? Hubungan Sadewa sama Ale tuh sebenernya apa sih??

Terus kenapa Noah waktu itu juga kabur dan jadi pengamen?? Gabut atau ada masalah lain??

Lakuna || Jungwon EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang