20. Meski Sebatas Teman

64 22 18
                                    

Liburan semester pun tiba, sebagai rutinitas yang dilakukan keluarga Bening biasanya akan berlibur pada minggu kedua. Diawal liburan biasanya Bening hanya dirumah membantu mama atau pergi keluar bersama Acha dan Jessi. Tapi liburan kali ini agaknya ada yang berbeda, karena Bening akan memulai aksinya untuk menjadi lebih dekat dengan Jordan.

Aktivitas minggu pagi Bening dimulai dengan jogging keliling komplek. Kegiatannya sudah dia mulai sejak pukul 06.00 pagi, sedangkan sekarang jam di hp nya sudah menunjukan pukul 07.35 pantas saja Bening sudah merasa kelelahan. Dia pun beristirahat sejenak di depan pos satpam yang terlihat masih sepi.

Sembari menenggak minuman yang dibawanya dari rumah, Bening mengamati keadaan rumah Noah yang letaknya tak jauh dari Pos Satpam. Menebak apakah sang pemilik rumah sudah bangun saat ini atau haruskah dia bertamu sekarang saja, mumpung lagi diluar kalau sudah pulang yang ada dirinya malas lagi untuk pergi keluar.

Berpikir sejenak, akhirnya Bening memutuskan untuk menghampiri Noah secara langsung. Beruntungnya gerbang rumah pemuda itu tidak sedang dikunci. "Assalamualaikum. Noah Noah main yuk" seru Bening sambil menekan bel.

Tak lama justru suara dari luar gerbang menyapanya, "Cari siapa ya?" ditengoknya ternyata Yessy yang sepertinya baru olahraga seperti dirinya.

"eh Kak Yessy, mau ketemu sama Noah kak"

"owh, yaudah masuk dulu. Biar kakak panggilin" Bening pun masuk mengikuti Yessy.

"jam segini Noah udah bangun belum kak?"

"kayaknya waktu aku mau keluar tadi dia udah bangun kok. Bentar ya, kamu duduk dulu"

"oke"

Tak lama menunggu, Noah pun turun menghampiri Bening dengan penampilan yang sudah rapi.

"ada apa Ning?" tanya Noah begitu berhasil duduk disamping Bening.

"ada apa Ning?" tanya Noah begitu berhasil duduk disamping Bening

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"waduh udah ganteng aja, Noah mau pergi ya?"

"hehehe iya nih, mau ketemu Kak Jelita"

"jadi Kak Jelita beneran mau diajak keluar??" pertanyaan Bening dibalas anggukan oleh Noah disertai senyum lebar. Melihat itu Bening pun ikut merasa senang.

"wah congrats ya Noah, semoga PDKTnya lancar"

"aamiin, lo sendiri kenapa nemuin gue??"

"mau nanya alamat rumah Jordan, waktu itu bilang katanya di Jalan Garuda. Tapi lebih tepatnya kan Bening gak tau, No"

"nanti gue shareloc aja biar gampang. Lo mau ke rumah doi??"

"rencananya sih iya"

"mending lo tanya dulu, soalnya kalo liburan biasanya dia pergi ke luar kota. Ke tempat makam ayahnya"

"hah, jadi Jordan udah gak punya ayah?"

Setelah itu Noah pun menceritakan beberapa hal tentang Jordan. Sewajarnya saja yang sekiranya orang lain pun tahu. Noah tentu saja tidak mungkin bercerita terlalu detail, biar Bening tahu sendiri dari Jordan langsung.

Malam harinya Bening kembali memikirkan perkataan Noah pagi tadi, mencoba menggabungkan segala pertanyaan yang beberapa waktu lalu muncul dibenaknya.

Kenapa Jordan bekerja di Perpustakaan kota? Kenapa Jordan yang dia temui berbeda dengan Jordan yang dia dengar dari bunda? Mungkin jawaban dari semua itu karena Ayah Jordan.

Bening jadi sedih, membayangkan bagaimana perasaan pemuda itu. Dia sendiri juga tidak pernah bisa membayangkan bagaimana jika dirinya yang berada diposisi Jordan saat ini. Tanpa disadari dirinya mulai menangis, mencoba menahannya tapi rasanya sulit sekali. Mungkin kalau Jordan tahu dia sedang menangisinya laki-laki itu akan marah, dan mengatainya lebay. Tapi Bening sendiri juga tidak tahu kenapa dirinya menangis.

Selagi mencoba menghentikan sisa tangisannya, jemari Bening mencoba mengetikan pesan singkat untuk Jordan. Biar saja kalau pesan itu tak dibalas, kali ini dia tak akan memaksa Jordan untuk membalasnya. Tidak ada yang istimewa dari pesannya kali ini, hanya ucapan selamat malam dan sedikit kata-kata penyemangat darinya.

Jordan sendiri baru saja masuk kamarnya setelah selesai membantu bunda membersihkan rumah. Lusa nanti dia akan pergi ke tempat ayahnya dimakam kan, meski kali ini sang bunda tidak bisa ikut dengannya karena ada pesanan kue yang sudah menunggu. Jordan pun tidak mempermasalahkannya, justru dirinya bersyukur usaha bunda kini sudah mulai banyak dikenal.

Kembali ke tempat itu, adakah kemungkinan dirinya bisa bertemu dengan Wilona?? Apakah gadis itu masih mengingatnya?? Sudahlah dia tak mau berharap, bukankah dirinya sudah melupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan masa lalunya.

Ting. Ada pesan yang masuk, dari Bening ternyata dengan segera Jordan membukanya. Begitu selesai membaca pesan, dia merasa ada yang aneh dari gadis itu. Untuk apa Bening memberinya kata-kata seperti itu, tapi rasanya dia tak asing seolah pernah mendengarnya tapi darimana? Mencoba untuk menghiraukannya, Jordan memilih untuk mendengarkan radio di hp nya.

Sambil menemani minggu malam kamu, 301.1 Radio Enha FM ada Habi disini. Lagu yang pertama sesuai request dari temen-temen ada Fiersa Besari-Garis Terdepan.

"namanya kok mirip sama Bang Habi yang ketemu di Klinik Hybe waktu itu ya" gumam Jordan. Kembali menatap atap kamarnya sambil menikmati lagu, hingga ikut menyanyikannya. Hingga sampai pada bait yang membuatnya teringat dengan pesan Bening tadi.

Bila kau butuh telinga tuk mendengar
Bahu tuk bersandar
Raga tuk berlindung
Akulah orang yang selalu ada untukmu meski hanya sebatas teman

Jordan sontak bangun dari tidurnya, kembali memeriksa apakah pesan itu sesuai dengan lirik lagu barusan. Mirip banget, intinya sama kayak lagu itu ujar Jordan.

Merasa penasaran dia pun menelpon Bening. Nada sambung mulai terdengar, tapi telpon Jordan tak diangkat oleh Bening. Mungkin sudah tidur batinnya. Akhirnya dia mencoba untuk membalas pesan itu untuk pertama kali setelah berkali-kali Bening mengirimnya pesan.

Besok paling juga dibales, atau mungkin langsung nelpon gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Besok paling juga dibales, atau mungkin langsung nelpon gue. Jordan pun kembali menyalakan radionya sampai terlelap tidur.

Lakuna || Jungwon EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang