34. Almost Is Never Enough

53 17 17
                                    

Hari hari berlalu sejak acara confession dadakan yang Bening lakukan. Tidak banyak yang berubah. Jordan masih sering mengantarnya pulang, dirinya masih ikut latihan Taekwondo bersama pemuda itu. Belajar bersama saat UAS akan dimulai ya walaupun jurusan mereka berdua berbeda, tapi tetap saja rasanya berbeda saat Jordan berada didekatnya.

Bening pun menyadari perubahan sikap Jordan di sekolah, nilai Jordan yang mulai membaik, sudah tidak pernah lagi bolos atau tidur di kelas. Pokoknya semua yang pernah bunda ceritakan mengenai Jordan di masa lalu berhasil Bening lihat pada Jordan saat ini. Bening bersyukur bisa melihat sosok Jordan yang seperti itu. Ya walaupun mereka masih jalan ditempat.

Semester ini Bening lalui dengan baik tanpa ada hambatan yang berarti. Semesta seolah sedang baik padanya, segala sesuatu yang dia lakukan berjalan dengan lancar, semua rencana-rencananya terselesaikan dengan baik, hubungannya dengan Jordan...eum.. bagaimana dia mengatakannya?? Baik sih tapi sampai disitu saja.

Bening bahagia Jordan kini semakin dekat dengannya, bahkan mereka berdua lebih sering menghabiskan waktu bersama, Jordan juga tak jarang memberinya perhatian kecil yang sanggup membuatnya harus menahan gejolak di hati. Tapi sampai sekarang Bening belum tahu apakah Jordan juga memiliki perasaan yang sama, Bening juga sudah sering mengirimkan kode-kode cinta sayangnya pemuda itu tak pernah menanggapi serius maksud Bening.

Mungkinkah pemuda itu pura-pura tidak tahu atau memang tidak tahu, Bening sendiri sudah kehabisan akal. Apalagi sekarang mereka sudah berada di tingkat akhir, pasti akan sibuk dengan kegiatan masing-masing. Rasanya dia harus cepat-cepat menyatakan perasaannya langsung sekali lagi kepada Jordan, agar dia bisa fokus ujian nanti.

Bening juga sudah siap dengan jawaban Jordan, kalaupun nanti ditolak setidaknya Bening sudah lega dan tidak penasaran lagi, urusan patah hati biarlah. Tapi, kalau dilihat dari perlakuan Jordan terhadapnya seharusnya pemuda itu juga memiliki perasaan yang sama walau tak sebesar miliknya.

Bening sayang Jordan, tapi gadis itu tak mau memaksakan hubungan ini untuk menjadi "kita". Mencintai duluan memang ada konsekuensinya kan?

Lalu bagaimana dengan Jordan sendiri??

Sebenarnya apa yang Jordan rasakan bila berada disamping Bening?? Nyaman kah?? Iya, Jordan merasa nyaman maka dari itu hubungan pertemanan mereka berdua berlanjut hingga saat ini. Tapi, apakah nyaman saja cukup?? Kalau yang diinginkan oleh sang gadis adalah perasaan sayang dan ingin memiliki seperti dirinya. 

Jordan tidak tahu, selama ini semua mengalir apa adanya. Walaupun Jordan tahu bahwa gadis itu acap kali mengirimkan sinyal-sinyal cinta untuknya. Jordan itu peka, tapi dia tak mau merasa besar kepala sebelum gadis itu mengatakan yang sebenarnya langsung kepada Jordan secara tersurat.

Jordan tak mau menerka nerka, katakan saja kalau dia ini pengecut. Memilih menunggu daripada mengatakannya langsung. Lho, memangnya Jordan juga memiliki perasaan lebih dari teman untuk Bening?? Entahlah. Jordan tidak tahu, yang pasti Jordan nyaman bersama Bening.

Seperti saat Bening sudah menyatakan perasaannya kala mereka pergi waktu itu, Jordan merasa dirinya tidak bisa lagi berpura-pura tidak tahu. 

Flashback on

Ketika selesai mengantar gadis itu pulang ke rumah, Jordan kembali termenung di kamarnya. Mencoba bertanya pada hatinya sendiri. Mengingat kembali kejadian tadi terputar dipikirannya.

"Jangan diambil pusing, Jordan"

"Gimana gak pusing kalo lo tiba-tiba ngomong begini"

"Siapa yang tiba-tiba sih. Bening udah nunjukin perhatian ke Jordan sejak lama ya"

"Tapi, siapa tau lo juga perhatian ke cowok lain. gue gak mau ke ge-er an ya"

"Huft, coba inget-inget. Emang cowok mana selain Jordan yang Bening perhatiin??"

Skak mat. Jordan tidak bisa berkutik, kalau dia ingat kembali benar juga apa kata gadis itu. Seingatnya pada Noah pun Bening tidak pernah memberi perhatian lebih. Kenapa dia baru menyadarinyasaat itu??

"Gak ada kan?? Dahlah yang penting sekarang Jordan udah tahu. Ke depannya siap-siap aja mulai detik ini Bening bakal terang-terangan nunjukin rasa suka Bening ke Jordan"

"Anjir, lo seriusan??"

"IH JORDAN...!!!! dari tadi kan udah Bening bilang kalo Bening serius. Mau bukti apalagi biar Jordan percaya???"

"Iya iya, gausah ngegas dong"

"Ya abisnya Jordan ngeselin. Udah ah yuk pulang"

Mereka pulang dengan suasana canggung. Sebenarnya lebih ke Jordan yang canggung, sedangkan Bening justru biasa saja. Kenapa dia merasa jadi pihak yang ambyar sedangkan Bening terlihat biasa saja. Seharusnya kan gadis itu yang canggung bukannya Jordan.

Belum tahu saja Jordan, rasa takut dan gelisah Bening sudah melebur ketika gadis itu berhasil mengatakan apa yang dia rasakan selama ini. Sekarang hanya ada perasaan lega dan tekad kuat Bening untuk menghancurkan dinding hati Jordan.

Bening sengaja tidak membahasnya sepanjang jalan menuju pulang, karena Bening paham mungkin Jordan sedang dilanda kebingungan. Karena Bening sadar kalau sikap dia tadi terlalu tiba-tiba. Tapi mau gimana lagi, suasana di lorong tadi sangat mendukung untuk jujur ke pemuda itu. Apalgi mengingat jawaban Jordan perihal langit dan bintang. Dia jadi sadar, kalau laki-laki itu sepertinya lebih melankolis dari yang Bening duga.

Flashback off

Sekarang, setelah Bening mengingat bagaimana sikap Jordan selama ini, agaknya memang benar kalau Jordan itu melankolis. Mencoba untuk memastikan, Bening pun mencari ciri-ciri orang melankolis di ponselnya. "Ah ketemu, Melankolis itu Pemikir, Kurang Percaya Diri, Sangat Hati-hati, Perfeksionis, Sulit Menjalin Relasi, Menimpan Rahasia, Tenang. Wah bener ini mah ada di Jordan semua" seru Bening dalam kamarnya.

"Kamu kenapa dek??"

"Eh Kak Ren. Gpp kok, lagi main hp aja. Hehehe"

"Main hp kok girang bener. Lagi chatan sama Jordan ya??"

"Ih, bukan kok"

"Ah masa??? Gimana kemajuan hubungan kalian??"

"Gatau, gak jelas"

"Kasian banget adek ku ini. Deket doang jadian kagak. Jiahhahahah"

Merasa kesal Bening pun berlari mengejar sang kakak, setelah itu acara kejar-kejaran pun berlangsung di dalam rumah Bening.

Di sisi lain Jordan juga sedang sibuk dengan kegiatan merenungnya. Apakah dia juga menyayangi gadis itu?? Apakah dia juga menginginkan gadis itu?? Sebenarnya sudah sejak lama Jordan memikirkan pertanyaan tadi, namun selalu saja tak pernah ada jawaban yang jelas dari dalam hatinya. 

Selama ini dia merasa sedang menggantungkan perasaan gadis itu, sebenarnya tak ada maksud untuk tidak memberi kejelasan pada Bening. Hanya saja dia sendiri masih belum tahu apa yang sebenarnya dirinya inginkan.

Semuanya belum jelas. Yang pasti, hanya ada perasaan nyaman, belum bisa lebih dari itu mungkin memang dia butuh waktu untuk membuka hati.

Almost is never enough. Sayangnya, nyaman saja tidak cukup. Karena yang bisa membuat kita merasa nyaman belum tentu sayang. Dan yang pasti sayang, akan menetap meskipun ada tidak nyamannya.

Jadi sampai sini kira-kira Jordan ada di perasaan yang mana? Selama ini, Jordan masih belum berhasil meyakinkan hatinya tertuju kepada siapa. Apakah Bening atau masih bertahan di Wilona??

Udah kelas XII aja mereka hehe, bentar lagi ending ya. Gak sabar pengen cepet selesai😭😭

Lakuna || Jungwon EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang