28. Menyesal

82 24 16
                                    

Sejak kepergian Bening, yang dilakukan Jordan hanya melamun saja. Bahkan saat Noah bertanya Jordan tak memberi tanggapan apapun. Fokusnya berada pada ponsel yang menampilkan SMS dari Bening selama ini. Membaca ulang semua pesan yang dikirimkan gadis itu hingga mengingat apa yang baru saja terjadi.

Jordan baru sadar kalau selama ini memang dia sudah keterlaluan mengabaikan gadis itu, “jadi gini rasanya dicuekin??” batinnya.

Bagaimana rasanya jadi Bening yang selama ini menghadapi sikapnya itu?? Padahal Bening hanya ingin berteman dengan dirinya, tapi Jordan justru menutup diri. Harusnya dia sadar dari dulu, bukannya sekarang disaat gadis itu sudah lelah dan menyerah dengan sikapnya.

Melihat gelagat aneh Jordan membuat Noah dan Sadewa saling memandang seolah bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

“Dan, woy Dan... lo gak kesambet kan??” Seru Noah sambil mengguncang badan temannya. Seolah tersadar, Jordan hanya menatap kedua temannya itu bergantian, “kenapa??” tanyanya.

“Lo yang kenapa?? Katanya abis beli minum, mana?? Malah ngelamun mulu daritadi” Jawab Sadewa.

“Ngeliat setan lu??” Noah menimpali.

“Bukan, gue tadi ketemu Bening”

Dirinya mulai menceritakan segalanya, baik yang barusan terjadi atau saat kemarin dirinya menelpon Bening. Tak ada yang ditutupi.

Mendengar curhatan temannya itu, Noah jadi emosi sendiri. Ingin rasanya dia memukul wajah polos Jordan, tapi kasian juga dari tadi hanya diam seperti orang linglung.

“Bego” seru Sadewa yang disetujui oleh Noah.

“Kok ngatain gue bego sih” jawab Jordan tidak terima.

“Gimana ya, Dan. Gue aja yang cuma denger cerita lo gedek sendiri, apalagi Bening. Pantes aja dia sekarang nyuekin lo” Jelas Sadewa.

“Emang gue salah ya?? Selain nyuekin dia salah gue apalagi??”

Aih sia, ingin berkata kasar tapi takut dosa gue, Wa”

“Lo salah udah nuduh Bening suka sama Noah, lo juga salah secara gak sadar nyalahin Bening karena nyebut nama Wilona padahal lo dulu yang mancing” Jelas Sadewa.

“Sekarang gue tanya ke elo, Dan. Lo masih suka sama Wilona??” Tanya Noah.

“Gue.... ngga tau, No”

Ck. Lo mulai terbiasa dengan kehadiran Bening?” Jordan mengiyakan.

“Lo nganggep Bening sebagai apa??”

“y-ya temen kan?? temen lah. Gue nganggep dia temen” Jawab Jordan seperti yakin tapi tak yakin.

“Terus mau lo apa sekarang??”

“Gue gamau di cuekin lagi. Gue mau dia balik kaya biasanya”

“Yaudah, lo sekarang minta maaf ke Bening”

“Minta maaf?? Nanti deh gue coba”

Kini Jordan sudah berada di kamarnya. Memutuskan untuk tidak ikut menginap di rumah Noah. Sejak tadi jarinya mencoba untuk menyusun kalimat permintaan maaf, tapi tak ada satu pun yang berhasil dikirim. Hanya ketik hapus ketik hapus begitu terus sejak 30 menit yang lalu.

Sebelumnya dirinya tidak pernah melakukan hal ini, Jordan tipe orang yang langsung ke inti. Tapi entah mengapa, dia merasa kali ini harus ada basa basi terlebih dahulu. Minimal ada kata pembuka dan penutup.

Sudah satu jam berlalu, tapi Jordan masih belum menemukan kalimat yang menurutnya pas. Merasa frustasi, dia pun bertanya lewat grupchat, semoga Noah atau Sadewa bisa membantunya.

Lakuna || Jungwon EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang