36. Cinta Pertama

54 19 16
                                    

Setelah semalam bunda memastikan kalau hari ini tidak ada pesanan apapun, paginya Jordan serta bunda berangkat menuju tanah kelahirannya, Bandung. Dengan mengendarai motor karena kebetulan Jordan baru saja mendapatkan SIM C, akhirnya dia tak perlu lagi naik kereta sekaligus bisa membawa bunda bersamanya.

Mereka berangkat pagi sekali, selepas sholat subuh Jordan langsung tancap gas biar nanti saat pulang ke Jakarta tidak terlalu malam. Selain ke makam ayah, dirinya juga sudah membuat janji untuk bertemu dengan Wilona, ada yang harus dia sampaikan kepada gadis itu setelah sekian lama memendamnya. Kali ini dia tak mau menundanya, setidaknya Wilona harus tahu apa yang selama ini dia rasakan.

Berhubung masih pagi, suasana di jalan masih sepi. Belum terlalu banyak pengendara yang berlalu lalang. Sekitar pukul 8 pagi akhirnya mereka memasuki daerah Bandung. Hampir setengah tahun sejak liburan semester lalu dirinya berkunjung kesini. Bandung akan selalu memiliki tempat khusus di hidupnya. Kota kelahirannya, ribuan kenangan bersama ayah dan bunda seolah-olah muncul dikepalanya. Rasanya setiap sudut kota ini memiliki memori berharga bagi Jordan.

Bandung juga menjadi saksi bisu dimana dirinya menemukan Cinta Pertamanya yang mau tak mau harus ditinggalkan tanpa sempat dia mengakuinya. Maka dari itu Jordan kembali kesini, untuk menyelesaikan seripahan perasaannya yang masih tertinggal pada salah satu gadis yang berada disini.

Selepas dirinya nyekar ke makam sang ayah, Jordan mengantar bunda ke tempat Tante Egi dan Om Jimi, mereka adalah teman ayah dan bunda seperti halnya Om Justin. Begitu sampai disana dan ngobrol sebentar, Jordan pun meminta ijin untuk pergi menemui Wilona. Kali ini mereka memilih untuk janjian di salah satu cafe yang berada di sekitar sini.

Sampai disana Jordan belum menemukan eksistensi Wilona, mungkin gadis itu masih dijalan. Dirinya pun memilih tempat duduk yang sekiranya jauh dari keramaian agar nanti lebih enak untuk ngobrol. Sekitar 10 menit akhirnya gadis itu muncul.

"Maaf ya lama, kamu udah nyampe daritadi??" kata Wilona begitu duduk dihadapannya.

"Gak apa, aku juga baru nyampe kok. Pesen minum dulu"

"Oke. Mbak"

Sambil menunggu pesanan mereka datang, Jordan mulai membuka konversasi diantara mereka. Basa-basi dulu seperti bertanya kabar, sekolah dan lain-lain. Hingga akhirnya pesanan mereka sampai, setelah menikmati minuman masing-masing dirinya pun mengutarakan maksud pertemuan mereka ini.

"Wilo, sebenernya ada yang mau aku sampein sejak lama" ucap Jordan setenang mungkin, walau faktanya tidak demikian.

"Huh?? Mau ngomong apa, Jo??"

"Kamu dengerin ini baik-baik. Aku gak akan ngulangin kata-kata ku dua kali. Sebelum aku selesai jelasin kamu jangan kasih respon apapun. Oke??"

"Kayaknya serius ya?? Oke deh, aku gak akan potong omongan kamu sampai selesai"

Jordan menghirup napasnya dalam-dalam lalu membuangnya perlahan. Huft. Tiba-tiba rasa gugup menyerangnya.

"Wilona, aku gak tau mulai kapan rasa ini tumbuh. Tapi waktu itu akhirnya aku sadar kalau aku sayang sama kamu lebih dari sahabat. Bodohnya aku yang gak berani bilang jujur ke kamu selama ini, karena aku takut kamu cuma nganggep aku sebagai sahabat gak lebih, aku gak mau hubungan kita jadi canggung sampe akhirnya aku harus pergi dari sini dan ninggalin kamu. Maaf Wilo gak pernah jujur tentang perasaanku. Aku cuma mau bilang kalau kamu adalah cinta pertamaku. Makasih udah selalu ada dulu"

Lega, setelah sekian lama memendam semuanya akhirnya dia berhasil jujur. Wilona sendiri masih terdiam membisu, terlalu kaget mendengar pengakuan Jordan. Jadi, selama ini??

"Ekhem. Jo, sebelumnya makasih udah sayang sama aku. Kalau boleh jujur aku juga sayang sama kamu, kalau aja dulu diantara kita ada yang berani bilang mungkin sekarang kamu yang jadi pacar aku. Hahahaha" ucapan Wilona sukses membuat Jordan kaget. Jadi selama ini Wilona juga menyimpan rasa yang sama sepertinya.

"Tapi waktu itu kamu tiba-tiba ngilang, dan kita lost contact hampir satu tahun lebih aku akhirnya nyerah. Mungkin kamu emang bukan yang dipilih Tuhan buat aku, sejak itu aku nyoba move on dari kamu. Waktu kamu tiba-tiba muncul aku seneng banget, ternyata kamu gak lupa sama aku. Dan dari situ aku sadar, kalau rasa yang aku punya buat kamu udah hilang sepenuhnya. Aku dulu juga sayang sama kamu, Jo. Sekarang aku juga tetep sayang kamu sebagai sahabat aku"

Jordan pun tersenyum mendengarnya. Menyesal?? Tidak ada yang perlu disesali, meskipun andai saja dulu dia berani jujur bisa saja cinta pertamanya tidak akan berakhir seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, toh nasi sudah menjadi bubur. Wilona akan tetap menjadi kenangan manis baginya.

"Kamu juga tetep bakal jadi sahabatku, Wilo. Makasih ya buat waktunya"

"Iya, Jo. Oh iya, aku mau ngenalin kamu sama orang yang udah berhasil bikin aku move on dari kamu"

"Pacarmu?? Mana??"

Wilona pun keluar untuk memanggil seseorang yang sedang duduk di teras cafe. Tangannya menggenggam erat laki-laki itu, sambil menampilkan senyuman manis yang terpatri di wajahnya.

"Kenalin, Jo. Dia Dodo, pacarku. Do, kenalin dia yang namanya Jordan. Sahabatku" baik Jordan maupun Dodo saling mengulurkan tangan, berkenalan singkat. Dodo pun ikut bergabung disana, duduk di samping Wilona.

"Kalo kamu gimana, Jo. Udah nemu cewek di Jakarta belum??"

"Hahaha, ada kok"

"Mana liat foto pacarmu" tanya Wilona girang.

"Eh bukan pacar kok, temen deket" jelas Jordan.

"Eyy, bentar lagi juga jadian" tak mau menanggapi, Jordan hanya meletakkan ponselnya dihadapan Wilona.

"Cantik banget, siapa namanya Jo??" seru Wilona begitu melihat foto seorang gadis yang terpampang di layar ponsel Jordan.

"Namanya Bening. Bening Asyla" jawab Jordan sambil tersenyum.

 Bening Asyla" jawab Jordan sambil tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Hehe, gimana?? Siap berlayar???

Lakuna || Jungwon EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang