Hidung pendek

120 10 1
                                    

Ketiga kuda itu mulai berjalan perlahan menuruni bukit gurun. Jika di perhatikan, ternyata rumah mereka berada di paling atas bukit dan cukup terpencil. Rabba melihat lihat sekitar, pemandangan ini sangat asing baginya, bagaikan bayi baru lahir, Rabba terlihat sangat bodoh. Melihat itu, Atha tak bisa tidak bertanya.

"kau itu sebenarnya apa? bagaimana bisa sampai pada lemariku? dan kau sepertinya baru melihat ini" ucapnya bertanya dari belakang. Sedari tadi pemuda itu memperhatikan dia yang terus memutar kepalanya. Rabba pun binggung akan jawab apa, karena Rabba pun bingung apa yang terjadi dengan nya.

"a-aku tidak tahu. Aku hanya terbangun dari ketidaksadaran ku, lalu tiba-tiba ada di lemarimu"

"apa yang kau bicarakan? apa kau adalah budak? lalu di buang oleh pemilikmu?" Rabba semakin bingung.

"a-apa? mengapa diperbudak?apa negaramu belum merdeka?" Lidah Rabba sangat berat saat harus berkata dengan baku seperti mereka. Bersabarlah!

"yaahh maksudku di negaraku ada saja yang begitu"

"kejam sekali.." Lirih rabba iba.

"hm, bagaimana dengan negaramu?negara apa kamu?"

"aku berasal dari ind-"

"Shhhtt!!" sela Abia. Belum sempat menjawab dengan sempurna, Abia menoleh dengan garang. Rabba dan Atha saling memandang sambil melambatkan jalan kuda mereka.

"ada apa ummi?" bisik Atha.

"Rabba, kau tidak boleh mengatakan asalmu di luar. Kau tidak tahu apa-apa! diluar sangat bahaya bagi orang sepertimu!" ucapnya tegang. Abia ada benarnya, Rabbani itu orang asing dan ras yang sangat berbeda disini.
dia hanya boleh mengatakan pada orang penting dan petinggi tentang masalahnya. Jika tidak, mungkin Rabba akan diperjual beli dan dijadikan budak pada masa itu, ditambah lagi Rabba memiliki wajah yang unik disana.

"tundukan kepalamu Rabba! dan diam sampai kita di tempat!" lanjutnya tegas.

"iya Abia.." Rabba langsung menurunkan kepalanya. Dalam lamunan, Rabba memikirkan apa yang terjadi padanya sekarang. Apa aku di masa lalu? bagaimana bisa? dan aku tak tahu ini ada dimana? tapi jika diperhatikan ini sangat panas dan gersang. Arab? Yaman? Palestine? Mesir? Jika itu benar, apa yang akan terjadi padaku ya Allah?

"apa ini sungguhan Allah mengabulkan doa ku?" gumam Rabba sambil mengerutkan alis. Jika itu benar, bagaimana dengan Rabbani yang ada dimasa depan? Sungguh hal ini membuat kepala Rabba pening! dan disadarinya ternyata Rabba sangat kehausan. Setiap ia mengambil nafas, udara itu mengeringkan tenggorokannya. Ia tidak biasa berada di lingkungan panas. Rabba tinggal di jakarta saja sudah tidak mampu, apalagi disini. Dia terbiasa di lingkungan sejuk seperti Bandung.

Kebetulan mereka sedang melewati pasar, disana sangat ramai. Rabba merasa aneh dengan melihat pakaian mereka. menurutnya kenapa mereka sangat kusam dan sangat berdebu?

"ah sudahlah!" gumam Rabba lagi. Mendengar Rabba yang terus bergumam, Atha merasa terganggu dengan orang didepannya.

"kau ini mengapa?"

"ehh emm, saya haus" elaknya. Mendengar itu Atha berkata dengan sedikit teriak kepada Abia karena suara ramai di pasar.

"ummi! gadis ini kehausan!!"

Mendengar itu Abia memutar balikan kuda nya dan mendatangi Rabba yang berada di belakang bersama Atha.

"bersabarlah! sebentar lagi sampai. Disekitar sini tidak ada air untuk diminum"

"ayo lanjutkan!"

Rabba memperhatikan gerak gerik Abia.
Mengapa Abia sangat cemas dengan kehadiran Rabba? dia seperti sangat tergesa gesa dan khawatir. Apa dia tahu sesuatu tentang dirinya? sialnya pakaian ini sangat berat! sangat gerah untuk dipakai di lingkungan ini! bagaimana mereka bisa?




RabbaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang