menetap? atau pergi?

42 5 1
                                    

segerombol pasukan datang memasuki kota. orang-orang terheran dan langsung minggir memberi jalan para pasukan. pakaian emas hitam berkilauan dibawah matahari terik.

"BERI JALAN BERI JALAN!" teriak seorang pria di barisan paling depan. bagian tengah terlihat sebuah kereta cantik di kelilingi orang berkuda.

sampailah mereka di depan gerbang istana Nabath. pasukan keamanan Nabath sudah bersiap baris didepan gerbang dan di atas benteng. satu pria yg kita kenal muncul, Alzam keluar langsung berhadapan dengan Raja Qashr.

"sore Tuan Qashr" ucap Alzam seraya sedikit menundukkan kepalanya. Qashr hanya mengangkat tangan kanan nya sebagai tanda memberi salam. "jelas sekali saya ingin bertemu tuanmu". ucap Qashr to the point.

Alzam merintah penjaga membuka gerbang, terbukalah gerbang itu mempersilahkan para pasukan dan kereta Qashr masuk. "silahkan Tuan, Raja menantimu".

"bagus!". pasukan Qashr masuk kedalam istana. setelah turun dari kereta ia meregangkan tubuhnya yg kaku akibat lamanya perjalanan. mata tajamnya mendelik ke arah pintu istana. Alzam yg menyusul pun menuntun Qashr masuk kedalam untuk menemui Raja Nabath.

di ruangan yg sama saat Rabba pertama kali bertemu Raja Nabath. disitulah Qashr pun mendapat tatapan tajam dari seorang Raja Nabath. tak dia sangka! Sa'ad dan Asad ada di ruangan itu juga!

"wah wah! sampai lebih dulu ya, saya terlambat" ucap Qashr sambil mendudukkan dirinya di kursi seenaknya. cukup terlihat angkuh! aura negatif nya bertebaran!

"maaf keahlianku melewatimu" ejek Asad cuek.

Qashr tersenyum sinis, tapi tak segera ia hiraukan. ia ingin bicara dengan Nabath bukan Asad!

"yah, kau tahu apa yg aku inginkan? mana anak itu?"

"datang kemari tak memberi kabar, lalu datang seperti ini. aku menghormati kedatanganmu tuan Qashr! terimakasih sudah berkunjung" ucap Raja nabath dengan sarkas!

"sama-sama tuan Nabath. maaf kedatanganku terlalu mendadak. untungnya pria itu memberi tahumu sebelumnya kan?" sambil menunjuk Asad. meledeknya seakan akan Asad tukang cepu.

"ingin makan malam tuan Qashr? perjalananmu pasti melelahkan" ucap Nabath mencoba mengulur waktu dan sedikit memberi wajah pada Qashr karena kedatanganya yg tidak sopan.

"yah jamuanmu takan ku tolak" Qashr langsung berdiri tak tahu malu. menuntut Nabath menunjukan makanan nya.

Nabath pun berdiri berjalan duluan di depan bersama Alzam memberi jalan menuju meja makan yg besar.

disisi lain Rabba dan Atha sedang di kandang kuda belakang istana. mereka tak di izinkan ikut bergabung pertemuan itu. sangat jelas mereka tak akan di izinkan. mereka sedikit merajuk karena penasaran apa yg mereka bicarakan tentang Rabba dan apa yg akan di putuskan?

"sepertinya aku akan dibawa pergi" ucap Rabba sambil memberi makan kuda rumput yg tersedia.

"belum tentu, paman kita pasti bisa mengatasinya!" ucap Atha memberi dukungan positif.

"ini cukup rumit tahu! Raja Nabath saja belum menemukan jalan keluar untuk ku kan? bagaimana ia bisa menemukan jalan keluar masalah ini?"

"dengar Rabba! kau percaya pada kami kan?" Atha mulai serius.

"aku percaya pada Allah" ucap Rabba acuh. memang benar apa yg dikatakan nya tapi bukan itu yg ingin Atha dengar.

Atha memejamkan matanya sejenak dan menghembuskan nafas kasar. "baiklah! Allah menurunkan kamu di lemariku, di keluargaku, Asad, Sa'ad, Ummi, Abidzar. kau pikir itu apa? kau harus percaya pada kualitas kami juga kan?"

RabbaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang