perjalanan panjang

52 7 0
                                    

pagi yang cerah itu, ternyata tak membuat keluarga Atha ceria. seluruh orang ini menangis. satu persatu memeluk Rabba dengan erat menyampaikan betapa akan rindunya ia dengan Rabba suatu hari nanti.

semua orang mengecup wajah Rabba dengan lembut.

"berhati hati lah di istana, jangan mudah percaya pada siapapun! jangan tinggalkan Allah!" ucap Abia sambil mengelus elus kepala Rabba yang menangis haru.

"jangan ceroboh dan jaga sikapmu!" ucap Asad seraya menepuk nepuk pundak Rabba lembut.

"aku hanya akan berdoa kau jangan melupakan kami! kirimi kami surat setiap hari! jangan lupakan aku! aku akan sangat merindukanmu!" ucap Atha yang menarik Rabba ke pelukanya. Rabba hanya mengangguk angguk kecil. hatinya begitu sakit mendengar kata kata perpisahan ini.

"hanya ini yang bisa kami lakukan untukmu, semoga Allah melindungimu dan segera bertemu keluargamu Rabba" ucap Abidzar sebagai kata maaf nya.

"jangan khawatirkan aku! aku tak akan melupakan kalian, kalian seperti keluargaku. ingin sekali ku bawa kalian ke rumahku dan bertemu ibuku lalu mengatakan kalian begitu banyak memberikan kasih yg banyak!"

"terimakasih sudah menerimaku dan perlakukan ku dengan baik. maaf aku tidak bisa membalas apapun, aku tak cukup baik. hari ini aku harus pergi,m-maafkan aku ya?"
sakit sekali mendengar nya. Rabba yang manis terlihat sendu pagi cerah ini.

"ayo!" ucap seseorang dengan wajah garang berdiri di samping kuda besar nya. pakaian nya begitu terlihat istimewa serasi dengan pria di sebelahnya dengan wajah yang tak kalah garang. kedua pria itu adalah pengawal yang akan membawa Rabba pergi.

Rabba menoleh dan melepas pelukan nya. menghapus air matanya lalu beranjak mengambil barang² nya. tapi tiba tiba Sa'ad mengambil paksa barang yang Rabba pegang.

"saya akan ikut!" ucapnya dengan lantang dan tak perdulikan tatapan kasihan oleh semua orang. terutama Asad yang mengerti keadaan sahabatnya itu, dia mengerti Sa'ad pasti tidak terima dengan kepergian Rabba.

"paman Sa'ad?" ucap Rabba memandang wajah paman nya yg lebih tinggi dengan mata berbinar binar!

"Sa'ad, dia harus pergi" Abidzar mendekati Sa'ad sambil menepuk pundaknya.

"saya akan ikut!!" tegas Sa'ad sekali lagi. membuat siapapun merasa ngeri sekaligus kasihan.

"ini yang terbaik untuknya! coba mengertilah!"

Sa'ad menoleh cepat ke arah Abidzar lalu menepis tangan yg bertengker pada pundaknya. "saya akan ikut Abidzar!!" desis Sa'ad dengan pelan tapi begitu banyak penekanan di kata nya.

baginya, Rabba lah yang membuat diri nya ingin melakukan sesuatu. selama ini apa yang tidak ia lakukan untuk Rabba? jika Rabba pergi, apa yang akan ia lakukan? semua akan begitu hampa! biarlah ia ingin ikut Rabba kemanapun dia pergi.

melihat adegan ini Rabba menangis lagi. Sa'ad begitu sangat menyayanginya seperti putrinya sendiri. semua orangpun dapat melihatnya dengan jelas kalau Sa'ad sangat sangat menyayangi Rabba dan tak ingin Rabba pergi. tapi tak bisa begitu kan?

"setidaknya untuk memastikan disana ia nyaman" ucap Sa'ad dengan wajah sedih seraya mengikat barang Rabba pada unta. kini semua nya mengerti dan membiarkan Sa'ad mengantar Rabba sampai di kota Nabath.

Rabba pun hanya menurut saja. kini Rabba menaiki kuda yang sama dengan Sa'ad dan kedua pengawal kerajaan itu berada di samping nya dengan membawa satu unta.

(tiga kuda, satu unta)

kepala Rabba menoleh ke belakang memandang Atha, Abia, Asad dan Abidzar bergantian dan melambaikan tangan perpisahan. "ASSALAMUALAIKUM!! BAIK BAIK YA!" ucap Rabba sedikit berteriak karena kuda mulai berjalan menjauhi rumah.

RabbaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang