bersenang senang

60 6 0
                                    

mentari cerah membasuhi wajah kecil seorang dengan indah. mata kecil namun panjang itu sedang tertutup rapat menghadap ke langit.
menerima energi pagi yang cerah.

"kau sangat menikmatinya ya?" ramah Abia sambil memerah susu sapi di halaman belakang rumah.

Rabba tersenyum manis di bawah mentari,siapa saja melihatnya akan takjub beta manis nya ia! Abia saja sangat senang melihatnya! suasana menjadi baik.

"yaaa sangat nyaman disini,seperti nya aku mulai menyukainya!"

"baguslahh" ucap Abia bersyukur mengetahui Rabba menyukainya.

setelah menyerap energi pagi,Rabba mendekati Abia ingin membantu memerah susu. "bolehkah aku mencobanya?"

"tentu saja! biar umi beri contoh dahulu"

Rabba bersemangat dan memerhatikan dengan gembira. Abia memerah susu dengan baik,mencontohkan nya pada Rabba. jika diperhatikan saja pasti terlihat mudah.
tapi siapa sangka saat mencobanya sendiri ternyata tidak mudah.
Rabba tidak dapat mengarahkan susu itu keluar dengan tepat kedalam ember!

"arahkan susu nya pada ember Rabba,perlahan saja jika tidak sapi akan kesakitan" lembut Abia sambil mengarahkan tangan Rabba agar memerah dengan benar.

"hehehee ternyata tidak mudah!"

"tak apaa"

kali ini Rabba melakukanya dengan serius hingga alisnya dikerutkan,dan ya! sudah mudah sekarang!
"kau bisa melakukanya sendiri sekarang" senang Abia memberi selamat.

"heheheheee" cengir Rabba

saat sedang asyik memerah susu,Atha datang dengan pakaian yang tidak biasa. melihat ini tentu saja Rabba bertanya. "kau mau kemana?"

"membersihkan kuda!lihat kudamu itu tidak kau urus,jadi aku yang harus memandikanya!"

yaaa kuda Rabba berwarna putih,karena kemarin pasti kuda putih cantik nya menjadi kotor!

"yasudah! biar aku saja!" pinta Rabba sambil membersihkan tangan nya sehabis memegang susu.

"kau kan sendang memerah susu!"

"tak apa! Rabba kau ikut saja bersama Atha,umi bisa melakukanya sendiri,hanya tertinggal satu sapi lagi saja" ucap Abia berbaik hati.

Atha melihat dengan ragu ke arah Rabba. anak ini benar akan ikut? Atha menatap Rabba dari atas sampai kebawah.

"apa yang kau lihat?!" galak Rabba karena Atha sangat tak tahu malu.

"ummi apa dia bisa ku bawa?" tanya Atha kepada umii nya,bukanya menjawab pertanyaan Rabba.

"memang kenapa?" tanya Abia.

"ya!aku kenapa?" ikut bertanya.

"hari ini pasti banyak orang yang datang ke sungai,apa dia tidak terlalu mencolok?"

"hey,kan ada paman yang menjagaku!" ucap Rabba percaya diri.

Atha menyentil dahi Rabba dengan jari telunjuknya. "jika hal itu ya sudah pasti bodoh!"

"aaww!! hihhh!!" Rabba menyernyit kesakitan di dahinya,dan memegang dahi yang Atha sentil.

"apa tak apa?banyak orang akan mengetahui Rabba" Atha melanjutkan obrolanya dengan Abia.

"Rabba akan memakai cadar saja,lalu kalian jangan terlalu mendekati orang banyak" saran Abia.

"matanya tetap saja mencolok Ummi"

mereka berfikir sejenak,sementara Rabba berdiam saja seperti anak kecil.

dengan semangat, Atha sudah memiliki ide yang bagus! "oh ya! serahkan saja padaku Ummi! kami pergi dulu Assalamualaikum!"

RabbaniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang