18. Salah paham

133 18 2
                                    

"Kehilangan bukan perihal ia benar-benar pergi. Tapi kehilangan juga bisa seperti dia ada tapi tidak lagi terasa, seperti orang asing."
- Secret Zhixin -

Suara orang berbicara membuat Xinhao terbangun dan keluar dari tendanya untuk melihat. Dari depan tendanya, Xinhao melihat Zhixin dan Annchi yang sedang berbicara. Xinhao terus melihat hal itu sampai dibagian Annchi memukul-mukul Zhixin. Sepertinya mereka sedang mengobrol sembari bercanda. Keduanya terlihat sangat dekat dan sudah akrab.

Ditempatnya berdiri, Xinhao hanya bisa diam menatap mereka berdua. Sudah lama sekali, ia sudah tidak lagi seperti di posisi Annchi saat bersama Zhixin. Sejak naik ke kelas sebelas, Zhixin sudah jarang menghabiskan waktu bersamanya. Padahal dulu mereka berdua saling bersama satu sama lain. Namun, semua itu berubah ketika mereka beranjak naik kekelas sebelas. Terlebih saat hadirnya Annchi. Xinhao kira, hadirnya Annchi tak membawa pengaruh antar dirinya dan Zhixin. Namun, sepertinya itu salah. Buktinya ini. Tidak kali ini saja Xinhao melihat Zhixin dan Annchi berduaan.

Xinhao sudah berkali-kali melihatnya, namun ia lebih memilih diam. Ia tau, pasti kebahagiaan Zhixin sekarang ada di Annchi, bukan dirinya lagi dan teman-temannya yang lain. Selama ini, ia diam dengan Zhixin yang tidak pernah berterus terang, selama ini, ia tidak pernah melakukan apapun yang membuat Zhixin kecewa, sedih, dan lainnya. Tapi, yang ia mau hanyalah Zhixin kembali seperti semula. Bersamanya. Selalu terbuka untuknya. Tapi, sepertinya itu sangat kecil kemungkinan selagi ada Annchi.

Xinhao masuk kembali ke tendanya. Dimana didalamnya ada Alen dan Kevin yang sedang tertidur pulas. Xinhao beralih membuka tasnya dan mencari sesuatu. Dirinya sudah dipenuhi amarah, benci dan dendam.

Ia pun menemukan benda yang ia cari. Ia memasukkan benda tajam itu di kantong jaketnya lalu ia keluar tenda setelahnya. Di luar, ia menghampiri Zhixin dan Annchi.

"Zhu, lo dicari bu Dayu noh!"ucap Xinhao pada Zhixin.

"Oh. Ya udah gue temuin bu Dayu dulu." Ucap Zhixin lalu pergi.

Apakah Zhixin tidak tau? Saat ini tidak ada siapapun selain mereka yang terbangun. Semuanya terlelap. Xinhao hanya menarik perhatian Zhixin untuk meninggalkannya dan Annchi.

Hanya tinggal Xinhao dan Annchi ditempat itu. Sangat sepi. Annchi hanya tersenyum pada Xinhao yang menatapnya datar. Annchi mengalihkan pandangannya ke arah lain walaupun posisinya masih disebelah Xinhao.

Xinhao menatap Annchi dingin. Awalnya, ia mengira bahwa Annchi itu biasa saja. Namun, sekarang mungkin tidak. Ia buang jauh-jauh pikiran itu. Karna itu tidak seperti kenyataannya. Annchi itu hanya perusak. Ia sudah membuat Zhixin jauh darinya. Xinhao mengeluarkan benda tajam yaitu sebuah pisau yang ia bawa tadi.

Dengan segera, ia mengarahkan pisau itu ke perutnya dan menusukkan pisau itu ke tubuhnya tanpa ragu.

"Xinhao!!"ucap Annchi.

'Gue gak bakal buat lo kenapa-napa karna gue gak mau Zhixin sedih karna lo. Kita lihat, siapa yang akan dipedulikan dan siapa yang ditinggalkan' batin Xinhao.

Ia menarik pisau yang sudah bersimbah darah itu dan dengan cepat, Xinhao meraih tangan Annchi dan meletakkan pisau itu di tangan Annchi. Kedua mata Xinhao tertutup. Ia tak sadarkan diri dan terjatuh di tanah.

Annchi hanya diam ditempatnya. Ia merasa sangat shock dengan apa yang terjadi dihadapannya sendiri. Tak lama, Zhixin kembali untuk menghampirinya. Tidak kalah terkejutnya, Zhixin mematung ditempatnya menatap Xinhao yang tak sadarkan diri dengan bersimbah darah. Mata Zhixin beralih pada pisau yang dipegang oleh Annchi.

"Annchi.. Xinhao.."

Annchi menatap Zhixin dengan mata yang berkaca-kaca.

"Zhixin, gue bisa jelasin!"ucap Annchi.

Secret Zhixin ✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang