"Rasakan..! Berani sekali kau melawanku, hah ?!" Teriak seorang anak lelaki yang berusia sekitar 14 tahun itu, ia sedang menghajar anak lelaki lainnya bersama teman-temannya. Menendang tanpa ampun tubuh kurus tak berdaya yang membentuk tubuhnya layak janin untuk melindungi wajahnya.
"Anak haram sepertimu seharusnya tahu tempatmu, bodoh..!" Sambung anak lelaki lainnya.
"Tidak berguna kau..! Kau itu aib keluarga Kim, Lee Felix..!"
"Kau pikir kami akan takut padamu ?! Jangan bercanda..!"
Pukulan demi pukulan dilayangkan tapi anak remaja berusia sama seperti para pelaku itu hanya diam tanpa bersuara meski seluruh tubuhnya sakit sekali. Ia tak ada niat untuk melawan atau setidaknya sedikit membela dirinya. Ia seperti sengaja membiarkan tubuhnya dipukuli hingga sedemikian rupa. Mungkin lebih tepatnya ia tak punya alasan untuk membela dirinya sendiri. Karena seperti yang mereka ucapkan, ia hanyalah anak yang tidak diinginkan oleh siapapun termasuk oleh ayahnya sendiri. Jadi untuk apa ia mempertahankan hidupnya kalau begitu ? Akan lebih baik ia menyusul ibunya disurga saja.
Ia tak punya alasan untuk hidup.
"Hey..! Berhenti..!" Suara lainnya berteriak dari ujung jalan dengan pakaian seragamnya.
Salah satu anak berbalik menatap dengan tatapan tak suka,"Siapa kau ?! Jangan ikut campur, sialan..!"
Tapi bukannya takut anak itu malah menoleh kearah kiri dan melambaikan tangan seolah tengah memanggil seseorang,"Pak polisi sebelah sini..! Cepat sebelum mereka kabur..!"
Mendengar hal itu membuat anak-anak itu jadi panik dan kalang kabut, mengambil tas mereka lalu berlari tunggang langgang secepat mungkin agar tidak tertangkap.
Anak itu, Felix hanya terdiam menatap anak lelaki itu yang sudah mendekatinya dengan cepat. Rambutnya yang panjang tidak mengganggunya sama sekali.
"Hey..kau tidak apa-apa ?" Tanyanya. Tapi Felix tak menjawab, anak itu malah menatap dingin tak bersahabat.
"Kita harus pergi dari sini sebelum berandalan tadi kembali. Aku berbohong soal polisi itu, kau tahu. Jadi, ayo cepat..!" Ucapnya lagi lalu membantu mengangkat tubuh Felix hingga anak itu berdiri meski ia meringis pelan.
"Kau bisa jalan ?"
"Mungkin.." Hanya itu yang dijawab Felix.
.
.
.
"Siapa namamu ? Aku Jungkook..." Tanya Jungkook sambil terduduk disebelah Felix dengan membawa kantong plastik berisi obat.
Namun Felix tak menjawab dan mengabaikan Jungkook. Detik berikutnya ia refleks memekik perih saat lukanya ditekan cukup kuat. Hingga ia menatap Jungkook sadis.
"Kalau ditanya itu jawab..!"
Tapi Jungkook tak perduli dan terus mengobati luka-luka Felix disekitar tangan hingga rahang bawahnya. Raut wajah anak itu tampak santai seolah tak terusik dengan tatapan kesal Felix padanya.
"Tch..tukang ikut campur.." Desis Felix sebal.
Membuat Jungkook jadi sengaja kembali menekan kuat-kuat luka Felix hingga anak itu memekik hebat sekali.
"Yak..! Itu sakit bodoh..!"
"Oh, kupikir kau tak tahu caranya bicara..."
"Mwo ?!" Karena kesal Felix tanpa sengaja menyapu tangannya hingga kantong kresek yang berisi obat-obat yang dibeli Jungkook itu terlempar direrumputan taman. Ia jadi terkesiap kaget dan langsung merasa bersalah, menatap Jungkook yang malah memungut kembali obat-obatan itu tanpa mengatakan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
V.O.I.C.E (Vkook) {COMPLETED}
Fanfic"Finally, I Found You...Kau terlihat persis seperti yang kubayangkan. Jadi, siapa nama aslimu ?" Disaat itu ia tahu bahwa semua takkan sama lagi, kehidupannya berubah ketika bertemu dengan pria misterius pemiliki deep Voice yang seksi. Seharusnya ia...