━━━ chapter 0021

2.9K 498 19
                                    

▍Papan nama berukiran mewah dengan tulisan Serpent di atasnya menjadi hal pertama yang Raymond lihat ketika turun dari kereta kudanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

▍Papan nama berukiran mewah dengan tulisan Serpent di atasnya menjadi hal pertama yang Raymond lihat ketika turun dari kereta kudanya. Pemuda itu terpaku di tempatnya. Mengernyit sedikit, Raymond meneliti bangunan di hadapannya.

Serpent.

Dibandingkan toko yang menjual obat, Serpent lebih terlihat seperti toko yang menjual peti mati. Bangunannya berwarna hitam gelap. Ada sebuah lonceng yang terus berbunyi aneh di depan pintunya. Dan lagi, tidak ada banyak orang di sekitaran sini.

Sebagai toko obat sekaligus toko racun paling terkenal seantero Antares, Raymond tak mengerti kenapa Serpent terlihat begitu kelam.

"Kak?"

Mendengar panggilan dari Raphael, Raymond tersentak di tempatnya. Pemuda itu mengerjap sebentar sebelum berbalik. Melihat bahwa semua ksatria Reid telah siap di tempat masing-masing, Raymond memimpin mereka untuk masuk ke dalam.

Mengejutkan.

Meski dari luar terlihat kelam, Serpent memiliki penerangan yang cukup membutakan. Dengan bau-bau obat yang menyengat, semua benda yang berada di dalamnya tersusun dengan sangat rapi. Meski aura kelam masih belum hilang sepenuhnya di dalam tempat ini.

"Apakah ada orang di sini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah ada orang di sini?"

Raphael, sebagai pemuda yang memiliki tingkat kesabaran rendah langsung bertanya kencang, hampir berteriak.

Selama beberapa detik, kedua pemuda Reid itu hanya disapa keheningan. Raphael bahkan hampir meledak dengan amarah.

Tapi tak berapa lama, mereka berdua mendengar suara langkah dari arah belakang pintu. Dan sedetik kemudian sesosok pria paruh baya dengan pakaian serba putih memasuki pandangan mereka.

"Ah, Young Marquess Nightingale dan Young Master Reid."

Pria itu berdecak dan tersenyum kecil. Ia mengalihkan pandangannya ke arah belakang Raymond dan Raphael. Melihat adanya puluhan ksatria Reid yang berbaris tegas, senyumnya tak memudar. Pria paruh baya itu malah melebarkan senyumnya sampai matanya membentuk bulan sabit.

The Villainess' ConundrumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang