"Aku pulang..." salam Juhyeong yang hanya dibalas dengan tatapan sinis oleh Chayoung.
"Apa aku melakukan kesalahan?"
Sosok yang ditanyai itu hanya membuang muka, menatap lurus televisi yang menyala di depannya.
Juhyeong menutup pintu dan melepas sepatunya. "Eoh, sejak kapan Kau suka menonton tayangan berita?"
"Tayangan berita itu bagus, mereka memberimu kabar bahkan ketika Kau tidak memintanya," jawabnya ketus.
"Ahh, begitu..." Laki-laki itu segera saja melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk menyegarkan badan, sedang yang sedari tadi duduk tampak semakin mnggembungkan pipi.
*****
"Ahh segarnyaa..."
TINGTONG
"Oh, dia sudah datang!" Juhyeong bersemangat membuka pintu apartemen untuk menemui seseorang yang sudah ia tunggu-tunggu, pengantar pizza.
"Khamsahamnida!"
"Chayoung-ah, aku memesan pizza keju dan beberapa kaleng soda." Ucapnya dari meja makan sembari membuka kotak pizza tersebut.
"Eeuumhh aromanya sangat menggugah selera!" Seruan itu membuat Chayoung menelan air liurnya, membayangkan lezatnya pizza hangat dengan keju mozarella yang bisa ditarik panjang. Ya, kesukaannya.
"Omoo sudah berapa lama aku tak merasakan kelezatan ini? Rasanya aku berada di langit ke sembilan," ujar Juhyeong dramatis.
Chayoung yang masih duduk di sofa depan televisi kini mulai goyah. Ia ingin sekali menghampiri sekotak pizza itu, tapi ia harus berpegang teguh pada pendiriannya. "Tidak, aku harus kuat!" Batinnya meyakinkan diri.
"Wah sepertinya aku sangat kelaparan, pizzanya tinggal dua potong?" Seketika saja Chayoung berdiri dan menghampiri laki-laki yang sedari tadi mengiming-iminginya pizza.
"Ya! Sisakan untukku!" Ketergopohannya itu sia-sia saat ia mengetahui bahwa pizza itu hanya berkurang sepotong. Ia menatap Juhyeong dan dibalas dengan senyuman lebar, "Ayo makan bersama!" Ajakan itu akhirnya tak bisa ia tolak, perut dan liurnya sudah berdemo meminta haknya.
Singkat saja sekotak pizza itu ludes. Keduanya benar-benar pemakan andal, terutama Chayoung. Tiga perempat dari pizza itu sudah bersarang di perutnya. Tolong maklumi, dia memang sedang lapar, dan juga doyan.
Kini keduanya sama-sama menikmati soda dalam kemasan kaleng. Menenggaknya sedikit demi sedikit untuk menikmati sensasinya.
Juhyeong bangkit dari duduknya dan mendekatkan diri pada tubuh Chayoung, mengecup puncak kepala sang gadis dengan lembut. "Kau kenapa, Sayang?"
Runtuh sudah pendiriannya, dirongrong sekotak pizza keju dan kecupan sayang dari suaminya. Cara menyerang yang cukup sederhana.
Ia melonjak dan segera memeluk tubuh tegap laki-laki yang ada di hadapannya tersebut.
"I want attention!"
"Aku di sini."
"Akhir-akhir ini Kau selalu sibuk dan pulang larut. Kau bahkan jarang memperhatikanku." Protes Chayoung sembari memajukan bibirnya.
Terjawab sudah. Sang gadis bersikap sinis dan dingin karena butuh diperhatikan.
"Maaf, Sayang. Aku tak berniat mengabaikanmu. Aku sedang beradaptasi dengan kegiatan baruku. Maafkan aku jika aku belum bisa membagi waktu dengan baik." Ujarnya tulus.
Chayoung masih tak menjawab. Bibirnya masih terjulur ke depan, tatapan matanya mendongak, mencari netra sang suami.
"Kau mau memafkan ku, hmm?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA: MARRIED BY ACCIDENT [END]
Fanfiction"Aaaahhhh!" Chayoung berteriak sekeluarnya ia dari kamar mandi. Gadis itu terkejut mendapati seorang laki-laki yang bertelanjang dada berada di dalam kamar pribadinya. "Apa yang Kau lakukan di kamarku? Kenapa Kau tidak memakai baju?" ujar Chayoung...