"Aku akan pulang telat. Hari ini aku ada pemotretan bersama finalis Duta Kampus periode semester lalu. Kau mau menungguku atau pulang sendiri?" Tanya Juhyeong sembari melingkarkan jam ke tangan kirinya.
"Ye, ye. Sang Duta Kampus akan beraksi lagi," ejek Chayoung. "Tak masalah. Aku juga akan bermain bersama Taeri," balas Chayoung dari meja riasnya.
Juhyeong berjalan mendekat, "Jangan pulang terlalu malam, ingat obatmu," ucapnya sambil mengacak rambut gadisnya itu. "Park Juhyeong!!!!" teriak Chayoung kesal sedangkan sang pelaku hanya tertawa sambil berlalu.
Sepasang mahasiswa semester 7 itu telah menginjakkan kaki di areal kampus. Mereka telah berpisah menuju fakultas masing-masing. Masih dengan cara yang sama, menghindari berjalan beriringan agar orang-orang tak curiga dengan hubungan mereka. Bukan apa-apa, hanya saja seluruh warga kampus tahu bagaimana populernya dua sosok itu. Sang jelita dari klub marching band dan juga idola kampus dari klub basket. Oh, jangan lupakan bagaimana manisnya hubungan Hong Chayoung dengan mantan kapten klub sepakbola, Kim Daewoon, yang membuat orang-orang yang melihatnya merasa iri. Bagaimana dengan Juhyeong? Jangan tanyakan. Ia adalah sosok yang menyia-nyiakan karunia yang Tuhan berikan padanya. Bagaimana tidak? Dengan kecerdasan, kemampuan atletik, dan ketampanan yang ia miliki, sungguhlah sangat mudah apabila ia mengencani para gadis secara bergantian. Namun tidak, itu tidak ia lakukan. Terlampau banyak yang mengejarnya, tapi tak satupun mampu mendapatkannya. Tapi tunggu, bukankah dia sudah berkomitmen sekarang?
Setelah menjalani kelas pagi, kini jam makan siang pun telah tiba. Kantin utama kampus nampak dipenuhi oleh para mahasiswa yang tengah mengisi tenaga pasca berpikir keras sepanjang pagi. Di sanalah, Taeri, Chayoung, Daewoon, dan Sukku duduk bersama di sebuah meja yang berada di tengah. Mereka nampak asyik makan diselingi perbincangan seru tak menghiraukan kebisingan di sekitar.
"Ani, kenapa tiba-tiba Professor An menanyakan materi phonology? Maksudku, di semester lalu dia memang mengampu mata kuliah itu, tapi bukankah sekarang dia mengampu mata kuliah psycholinguistics? Itu dua hal yang sungguh berbeda." Tanya Taeri tak habis pikir.
"Wae? Kau tak bisa menjawab ketika ditanya bunyi dari lambang-lambang phonetics itu?" Tanya Sukku meremehkan.
"Bukan begitu, aku hanya lupa setelah satu periode liburan kemarin. Rasanya aku sudah merefresh otakku dan memori tentang hal itu sudah terbuang."
"Bukankah itu sesuatu yang mudah? Vowels, consonants, diphthongs, those are just the basic," ujar Sukku sambil menggerak-gerakkan tangannya di depan dada seolah menjadi rapper.
"Kau sungguh menyebalkan!" Taeri geram dan segera memukuli pundak Sukku yang duduk di sebelahnya hingga menggoyangkan meja dan membuat Chayoung tersedak.
Uhukk uhukk uhukkk
"Pelan-pelan," titah Daewoon sembari mengusap-usap punggung Chayoung penuh sayang.
DEGGG
Hal itu disaksikan oleh Juhyeong yang baru tiba di kantin. Pandangan mereka bertemu, Chayoung dan Juhyeong. Gadis itu tahu benar bahwa Juhyeong pasti menyaksikan bagaimana Daewoon menyentuhnya. Entah mengapa dia menjadi merasa bersalah. Ditambah lagi dengan Juhyeong yang kini sudah megalihkan pandangannya ke arah lain.
"Aku tak apa," ucap Chayoung sembari berusaha menyingkirkan tangan Daewoon dari tubuhnya.
"Wae? Kenapa dia tak jadi makan? Bukankah tadi pagi dia belum sarapan?" batin Chayoung melihat Juhyeong beranjak pergi padahal ia baru beberapa menit tiba di kantin. Benar. Tadi pagi laki-laki itu tidak memakan sarapannya. Persediaan makanan yang tinggal sedikit hanya menyisakan porsi untuk satu orang dan ia dengan besar hati memberikannya pada Chayoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA: MARRIED BY ACCIDENT [END]
Fanfic"Aaaahhhh!" Chayoung berteriak sekeluarnya ia dari kamar mandi. Gadis itu terkejut mendapati seorang laki-laki yang bertelanjang dada berada di dalam kamar pribadinya. "Apa yang Kau lakukan di kamarku? Kenapa Kau tidak memakai baju?" ujar Chayoung...