Jam waker mini Chayoung berdering tepat di pukul setengah 8 pagi. Bunyi yang nyaring benar-benar sukses menarik Chayoung dari alam mimpinya. Bukannya langsung bangun dan mematikan alarm tersebut, gadis itu justru menarik selimutnya tinggi hingga menutup tubuhnya dengan sempurna. Telinganya ia tutup rapat. Tubuhnya menggeliat ke kiri dan ke kanan. "Aiisshh, Kau selalu merusak mood pagiku," kesal Chayoung sembari mematikan alarm tersebut.
"Kau sudah bangun?" suara seorang laki-laki datang dari arah pintu.
"Cepatlah mandi, aku sudah membuatkan sarapan," ia hendak menutup pintu kamar itu lagi, namun pertanyaan Chayoung menahan pergerakan laki-laki tersebut.
"Mwoya? Kenapa rajin sekali?"
"Kau benar-benar lupa? Hari ini adalah hari pertama kita kuliah. Semester 7 sudah tiba. Ah, bukankah kelas pertamamu dimulai pukul 9? Kudengar professor yang mengampu cukup tegas dan disiplin. Kau mau terlambat dan memberikan kesan pertama yang istimewa padanya?"
"Mati. Aku tak mau mengulang mata kuliah jahanam ini." Chayoung segera meloncat keluar dari ranjangnya dan berhambur menuju kamar mandi. Juhyeong yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepala menyaksikan kelakuan istrinya tersebut.
*****
"Ah, aku sudah lapar lagi," keluh Chayoung memegangi perutnya.
"Perutmu seperti perut karet."
"Bukan begitu. Aku jadi cepat lapar ketika merasa gugup. Kau harusnya memasak makanan berat pagi ini. Sepotong roti dan segelas susu tak akan cukup untukku."
"Bukankah seharusnya Kau berterima kasih?" Juhyeong mengalihkan pandangannya ke arah Chayoung.
Benar. Chayoung seharusnya mengucapkan terima kasih pada Juhyeong. Dia yang menyelamatkan paginya kali ini. Mengingatkan bahwa ini hari pertama kuliah di semester 7, menyiapkan sarapan, dan memberikannya tumpangan menuju kampus. Ralat. Sepertinya ini akan menjadi sebuah kebiasaan untuk mereka ke depannya.
"Ahh, sudahlah. Aku benar-benar gugup menghadapi kelas pertamaku. Hassh, kenapa aku mendapatkan kelas professor ini?" keluhnya lesu.
Mobil yang mereka naiki memasuki gerbang utama kampus. Meluncur lurus menuju halaman parkiran di sisi sebelah kiri kantin utama. Tempat para mahasiswa berkumpul, bercengkrama dan menambah tenaga.
Juhyeong memarkirkan mobilnya di baris 2F. Ia segera melepaskan sabuk pengaman yang melingkar di tubuhnya dan mengambil perlengkapan kuliahnya di bangku penumpang. Sepasang suami-istri itu keluar dari mobil bersamaan.
"Di ujung halaman parkiran ini kita harus berpisah. Aku tidak mau orang-orang melihat kita berdua berjalan beriringan," peringat Chayoung pada Juhyeong.
Juhyeong hanya diam saja mendengar celoteh Chayoung. Mereka benar-benar berpisah di ujung jalan. Chayoung berbelok ke arah kiri sedangkan Juhyeong melangkahkan kakinya menuju arah kanan.
Meosjin University merupakan salah satu universitas terbaik di Korea Selatan. Dengan luas area 4 km persegi, lebih dari 27 ribu mahasiswa, dan prestasi yang tak terhitung sudah tercatatkan, institusi ini tak ayal menjadi kampus favorit para pelajar untuk menuntut ilmu dan mengejar mimpi. Tak hanya di bidang akademik, sisi pengasahan bakat dan kehidupan sosial benar-benar terjamin. Mahasiswa dibebaskan berekspresi dan memaksimalkan potensi yang mereka miliki untuk menjadi bekal masa depan mereka.
Gadis itu sudah berada di depan gedung fakultasnya, Fakultas Ilmu dan Budaya. Gedung dengan arsitektur modern itu memiliki delapan lantai. Di sisi-sisinya terdapat banyak kaca, memudahkan cahaya matahari menerjang masuk, menerangi tiap ruang, menghemat energi listrik yang dikeluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA: MARRIED BY ACCIDENT [END]
Fiksi Penggemar"Aaaahhhh!" Chayoung berteriak sekeluarnya ia dari kamar mandi. Gadis itu terkejut mendapati seorang laki-laki yang bertelanjang dada berada di dalam kamar pribadinya. "Apa yang Kau lakukan di kamarku? Kenapa Kau tidak memakai baju?" ujar Chayoung...