2005
"Chayoung-ah! Kembalikan punyaku!" Pekik Juhyeong saat lego berbentuk rumah yang sudah dia susun sedemikian rupa direbut oleh Chayoung, teman kecilnya. Mungkin bisa dibilang juga musuh.
"Tidak mau! Kau kan bisa buat lagi. Aku mau menggunakannya untuk rumah barbie-ku." Jawabnya sembari menjulurkan lidah.
Merebut, jahil, usil, rasanya sudah menjadi sikap khas Chayoung. Juhyeong sudah hafal betul dengan perangainya. Tak pernah ada hari damai untuk mereka kala bermain bersama. Waktu yang ada selalu dipenuhi dengan teriakan dan keluhan, dari Juhyeong tentunya. Ia bertekad untuk tak mau bermain dengan anak perempuan itu. Tapi selalu saja gagal untuk terwujud, karena pada akhirnya mereka akan kembali rukun, dan bertengkar lagi bila tiba waktunya.
"Aaaahhh Juhyeong-ah bantu aku turun!" Teriakan itu nyaring terdengar dari atas pohon di halaman belakang rumah Juhyeong. Anak perempuan itu hampir setiap hari selalu berada di sana setelah pulang sekolah. Dirinya yang seorang anak tunggal serta ibunya yang sudah tiada, membuat keadaan rumahnya benar-benar sepi. Apalagi ayahnya yang selalu sibuk dengan perusahaan penerbitannya. Hanya ada para asisten rumah yang senantiasa menjaga kebersihan tempat mereka. Maka bermain bersama Juhyeong adalah pilihan yang tepat untuk membunuh waktu dan mengusir sepi, hingga tiba untuk ayahnya menjemputnya di sore hari sepulang bekerja.
Juhyeong hanya mengembuskan napas kala melihat tangisan Chayoung. Ia sungguh sudah tak bisa menghitung lagi berapa kali anak perempuan berusia 6 tahun itu tersangkut di atas pohon akibat perbuatannya sendiri.
"Dengar, kalau Kau tak bisa turun, seharusnya jangan naik!"
"Berhenti mengomel dan cepat bantu aku turun huaaaa!"
Juhyeong pun berinisiatif mengambil tangga lipat yang dia punya. Dengan segenap tenaga yang ia miliki, ia menahan tangga itu agar kuat menahan beban tubuh Chayoung. Saat di tengah jalannya menuju tanah, Chayoung malah kehilangan keseimbangan dan jatuh menimpa Juhyeong. Keduanya berdebam dengan keras di atas -yang untungnya adalah- tanah, bukan paving semen yang keras. Tangis pecah tak terelakkan terdengar dari kedua anak SD tersebut. Chayoung terluka di lutut, sedangkan Juhyeong tergores di bagian siku. Sungguh, sepertinya kini mereka akan menjadi musuh yang tak mungkin mau untuk berdamai lagi.
2011
Hari ini adalah Hari Jumat, hari olahraga untuk murid-murid kelas 7E. Lapangan sekolah sudah dipenuhi oleh ketiga-puluh murid tersebut, bersiap melakukan pemanasan untuk olahraga hari ini.
Lee Dal terlihat bersemangat memimpin kelas di depan sana, menggerakkan badan ke kiri dan ke kanan. Menekuk kaki, melemaskan otot, memutar-mutar leher. Ke mana Chayoung? Biasanya anak perempuan itu yang menempati posisi tersebut di tiap Jumatnya. Juhyeong melirikkan matanya pada barisan anak perempuan dan mendapati Chayoung di sana. Ia menangkap energi yang berbeda darinya. "Dia lebih jinak," batinnya. Anak perempuan itu terlihat tak meloncat ke sana - ke mari dan meledak-ledak seperti biasanya. Apakah dia sakit? Tubuhnya terlihat lemas dan tak bertenaga. Ia juga seperti kurang nyaman kala menggerakkan tubuhnya mengikuti instruksi Lee Dal. Entahlah, itu bukan urusan Juhyeong, pikirnya, berusaha untuk mengalihkan fokus.
Agenda olahraga hari ini adalah bermain futsal. Olahraga dibagi menjadi dua sesi, yaitu pertandingan anak laki-laki dan pertandingan anak perempuan. Seperti biasa, karena sudah familiar dengan olahraga tersebut, jalannya pertandingan anak laki-laki lebih lancar dan seru. Mereka saling serang dan mempertahankan gawang masing-masing dari serangan lawan.
Saat giliran pertandingan anak perempuan tiba, suasananya malah kacau. Bukannya saling mengoper bola, semua pemain malah bergerombol mengejar kemana pun arah bola menggelinding. Suara heboh juga muncul karena bagi mereka ini lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MBA: MARRIED BY ACCIDENT [END]
Fanfiction"Aaaahhhh!" Chayoung berteriak sekeluarnya ia dari kamar mandi. Gadis itu terkejut mendapati seorang laki-laki yang bertelanjang dada berada di dalam kamar pribadinya. "Apa yang Kau lakukan di kamarku? Kenapa Kau tidak memakai baju?" ujar Chayoung...