18. Pursue It

659 74 12
                                    

Masa bulan madu selama seminggu di Pyeongchang telah dilewati oleh Juhyeong dan Chayoung. Kini keduanya sudah kembali ke Seoul, menuju rumah orang tua Juhyeong untuk menghabiskan natal dan tahun baru bersama. Sebagai orang yang dituakan, tentunya rumah tersebut menjadi tujuan pulang bagi generasi muda, tak terkecuali Hanseo. Ia juga meninggalkan apartemennya untuk menghabiskan liburan bersama keluarga besarnya. 

Rumah besar yang memiliki kesan hangat itu hanya dihuni oleh lima orang sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah besar yang memiliki kesan hangat itu hanya dihuni oleh lima orang sekarang. Tapi lihatlah, sebuah pohon natal besar terpasang di samping perapian, dikelilingi dengan kumpulan hadiah yang terbungkus cantik. Wah, mereka benar-benar sangat loyal kepada satu sama lain. 

Hari ini mereka bersama-sama membuka hadiah natal di depan perapian sembari menghangatkan diri. Hanseo nampak sangat bersemangat ingin segera mengetahui kado apa yang akan dia dapat tahun ini. Tangan kanannya dengan cekatan menggunting bungkus kado yang telah ditarik talinya, membelah kotak tersebut menjadi dua bagian langsung sehingga isi di dalamnya dapat ditangkap indera pengelihatannya yang berbinar. 

"Omo! Aku mendapatkan sebuah jam tangan!" Teriak Hanseo bersemangat.

"Dari siapa?" Tanyanya sembari memandang satu persatu orang yang ada di ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari siapa?" Tanyanya sembari memandang satu persatu orang yang ada di ruangan tersebut.

"Hyung?" Ia menujukan pertanyaan itu pada Juhyeong karena laki-laki itu menyunggingkan satu sudut bibirnya.

"Eoh, itu dariku."

"Kenapa jam tangan?"

"Agar Kau tak terlambat kuliah!" Jawabnya melayangkan pukulan ringan di kepala Hanseo. 

"Eoh, aku tidak suka terlambat Hyung. Hanya saja dosenku datang lebih dulu." Ia membela diri, mengusap kepalanya yang tentu saja sebenarnya tak sakit akibat pukulan Juhyeong. 

Tuan dan Nyonya Park nampak tertawa saja melihat tingkah kedua putra mereka yang sepertinya tidak pernah berubah sedari kecil, sering bertengkar. Chayoung juga demikian, tertawa memperhatikan konyolnya kakak beradik itu. Sebagai anak tunggal, ia tak pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki saudara kandung. Ia selalu mendapatkan semua perhatian orang tuanya, semua kado dan hadiah yang terbaik, apapun yang ia minta pun selalu dituruti. Hidupnya begitu tenang, jauh dari pertengkaran. Namun tak dapat ia pungkiri bahwa terkadang ia juga merindukan keriuhan di rumah besarnya. Ia mendambakan kehadiran saudara. Itulah mengapa dulu saat kecil Juhyeong sering sekali bermain ke rumah Chayoung, meskipun hubungan keduanya juga seperti Tom and Jerry. 

MBA: MARRIED BY ACCIDENT [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang