23

65.1K 7.4K 265
                                    

HappyReading!

*****


"Kakak dah pulang?"tanya Deborah saat melihat Aiden yang berdiri di ambang pintu melihat ke arah dirinya.

Aiden mengangguk mengiyakan,kemudian ia berjalan menghampiri Deborah.

"Mau jenguk Levin?"tanya Aiden karena melihat Deborah sudah siap dengan pakai santainya.

Mengingat kemarin malam ia tidak sempat melihat Deborah yang masuk keruang rawat Levin,karena keburu pulang dan sibuk dengan tugasnya.

"Iya Kak. Oh iya,kak Aiden kenapa pulang?"tanya Deborah penasaran saat melihat Levin yang berada dirumah dan bukannya dirumah sakit.

"Kakak masih banyak tugas kampus Ra,nggak tau kapan selesainya"kesal Aiden.

Deborah yang melihat Aiden dengan wajah kesal seperti itu membuat ia tertawa,menurutnya tampang Aiden ketika kesal sangat lucu.

"Ngapain kamu ketawa-tawa gitu?"tanya Aiden seraya mencubit pipi kiri Deborah kuat.

"Auh...sakit Bambang!"kesal Deborah menarik tangan Aiden dari pipinya.Cubitan maut Aiden membuat pipinya memerah seketika.

"Siapa suruh ngetawain Kakak"kata Aiden

"Nggak ada yang nyuruh.Yaudah Kakak kerja tugas gih.Fighting!"seru Deborah mengepalkan kedua tangannya ke udara.

Aiden mengangguk dan mengusap puncak kepala Deborah"Kamu hati-hati di jalan"ucap Aiden menasehati.

Menyatukan jari telunjuk dan ibu jarinya pertanda 'oke' seraya berjalan keluar dari mansion.

Setidaknya Edzar tidak akan menganggu Deborah karena sudah mengetahui kebenarannya.

Saat Edzar datang ke rumah sakit.Ia langsung meminta maaf ke Aiden perihal kesalah fahamannya terhadap Deborah,dan Edzar juga mengatakan jika ia akan meminta maaf kepada Deborah.


*****


Di tempat lain...

Tinggi badan 188 cm,kulit putih mulus,bibir tipis menggambarkan ketampanan seorang Revano Putra Abimana.

Dengan hanya memakai kaos putih polos berlengan panjang dan celana hitam selutut membuat dirinya terlihat lebih tampan dan fresh saat tidak memakai seragam sekolah.

Ia kini tengah menunggu sepupunya yang katanya sudah akan sampai di bandara.Tapi sudah lewat dari waktu perjanjian mereka membuat Revano menghela nafas kasar.

Ditambah banyak yang memperhatikannya.Membuat Revano ingin cepat-cepat pergi dari sana kalau tidak ingat jika sepupunya terkenal bar-bar dan cerewet.

Ia tidak ingin kupingnya merasakan panas mendengar suara sepupunya itu yang seperti kaleng rombeng saking bisingnya.

"REVANO MY COUSIN!I'M COMING!" teriakan membahana itu membuatnya mendapat perhatian dari semua penghuni bandara.

Mereka berfikir Tarzan milik siapakah yang berteriak itu?

Revano yang mengenali suara itu langsung melihat ke asal suara,dimana seorang gadis berlari kearahnya seraya menyeret kopernya yang berwarna Lilac.

"Lo lama banget sih!"kesal Revano mendelik tak suka ke arah sepupunya itu.

"Biasa lah.Tadi gue ketemu cogan,yaudah sekalian minta nomor Wa"ucapnya santai seraya cengengesan dengan wajah tanpa dosanya.

Deborah New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang