34

56.5K 7.4K 187
                                    

Happy Reading!

*****


Drama penculikan akan di tayangkan di gudang tamaram ini, dengan Deborah sebagai aktris nya dan orang yang mencoba menculiknya sebagai penjahat dan satu orang sebagai kameramen-nya.

Dengan rambut yang Deborah buat acak, pipi lebam dari alat make-upnya dan bibir yang berdarah dari darah buatan yang ia beli di apotek.

Sekarang Drama yang akan di persembahkan oleh Deborah selesai.

Di video itu Deborah memaki-maki orang yang menculiknya dan bertanya dengan nada kasar ke penjahat itu, dan membuat penjahat itu mengatakan jika gadis yang bernama Fiona lah yang menyuruh dirinya untuk menculik Deborah.

Dan di dalam video itu Deborah berucap "kenapa Lo jahat sama gue Fiona, gue nggak ada salah sama lo hikss... Lo ambil semua apa yang gue punya. Lo ngambil kasih sayang kedua orang tua gue, ketiga kakak gue. Sedangkan gue cuma dapet perlakuan kasar selama ini dari mereka, yang mereka lihat cuma Lo. Padahal Lo iblis berkedok malaikat, di depan Lo baik kesemua orang tapi dibelakang Lo punya rencana jahat buat nyingkirin gue" Entah kenapa Deborah merasakan sakit saat mengatakan itu, padahal ia hanya akting untuk lebih membuat Dramanya hidup, tapi kenapa saat mengucapkan itu membuat hatinya sakit. Tapi ia pikir ini perasaan dan unek-unek Deborah asli selama ini, yang hanya ia bisa katakan lewat video.

"Dan Lo sampai berani nyulik gue demi kepuasaan Lo sendiri, demi rencana Lo buat jatohin gue tapi gue nggak akan ngebales Lo. Karena bagaimana pun gue udah anggap Lo sebagai adek gue sendiri" setelah mengucapkan itu Deborah menyeka air matanya saat video di matikan.

Ia berdecih sinis saat mengingat ucapan nya yang mengatakan jika ia tidak akan membalas Fiona, padahal Deborah akan sangat sangat membuat Fiona hancur jika perlu ia akan mengusir Fiona dari rumahnya.

Penjahat yang mendengar kisah yang di katakan Deborah membuat hatinya berdenyut sakit, ternyata gadis yang akan ia culik tadi mempunyai cerita hidup yang menyedihkan.

Ternyata gadis yang selalu menyuruhnya berbuat sadis kepada Deborah adalah Iblis, lebih dari Iblis.

"Bagus, kerja kalian bagus. Tugas kalian selesai, nanti gue kirim uang 15M masing-masing buat kalian" Deborah mengambil hpnya yang di jadikan kamera film tadi, dan segera membersihkan wajahnya dan pakaian-nya yang sangat berantakan, apalagi rambutnya seperti singa.

"Dan kirim foto gue ke Fiona buat bukti kalau lo udah berhasil nyulik gue, supaya Lo aman" setelah mengatakan itu Deborah keluar dari gudang itu.

Mereka berdua hanya mengangguk  dan melihat kepergian Deborah dengan tatapan prihatin.

Rencana menjebak Fiona telah selesai, yang akan ia lakukan selanjutnya adalah menghilang dari rumah dan akan menginap di hotel sampai besok.

Ia tidak akan memberitahukan keberangkatan dirinya ke orang-orang, ia akan membuat guru mengikuti rencananya dan mengatakan jika Deborah tidak akan pergi ke Jerman dengan Brylee dan hanya Brylee sendiri yang akan pergi.

Sedangkan Deborah akan menyusul nanti agar rencana nya berjalan dengan lancar, ia tidak ingin Fiona melihatnya saat di bandara. Kan bisa saja untuk memastikan Deborah benar-benar di culik membuat Fiona mendatangi bandara untuk mengecek langsung.

"Bukti udah di tangan gue, tinggal menunggu waktu buat gue ungkapin muka busuk Lo itu" gumam Deborah tersenyum sinis.

*****


10.00

Bandara, Soekarno Hatta 🛫

Brylee melihat jam tangan-nya terus menerus, entah sudah keberapa kali ia memelototi jam nya itu. Mungkin jika Jam tangannya adalah bayi bisa di pastikan jam itu akan demam karena melihat tatapan dingin Brylee saat melihatnya.

Seseorang menepuk pundaknya membuat Brylee menengok kebelakang dengan gerakan cepat, ia berharap itu Deborah tapi saat melihat siapa orang yang menepuknya itu membuat bahunya melemas dan wajah cerianya berubah beku kembali.

"Kita berangkat sekarang. Deborah akan menyusul kita nanti" ucap orang itu yang tak lain adalah Bu Irene.

"Kenapa Bu?" tanya Brylee, Bu Irene mengernyit bingung dengan pertanyaan Brylee.

"Kenapa Deborah nggak berangkat bareng kita?" jelas Brylee, air mukanya sudah tak enak di pandang.

Ia berharap bisa bersama Deborah, dan duduk didekatnya tapi mendengar jika Deborah akan menyusul mereka membuat harapan Brylee gugur bagaikan bunga.

"Ya sudah kita berangkat sekarang" Bu Irene menepuk pundak Brylee dan berlalu meninggalkan Brylee lebih dulu, melihat sekali lagi sekitar Bandara berharap Deborah tiba-tiba muncul tapi emang pada dasarnya Deborah tak akan menampakkan dirinya jika bukan waktunya.

Kek apaan aje:v

Sedangkan seseorang tak jauh dari mereka menampilkan senyum kepuasan, jika ia tidak bisa menggantikan Deborah maka Deborah tidak akan bisa ikut Olimpiade apalagi bersama Brylee.

Orang itu adalah Fiona, ia memakai pakaian serba hitam seperti halnya sesaeng yang menguntit aktor/aktris papan atas.

Sebenarnya ia sudah menelfon Bu Irene dan kepala sekolah untuk menggantikan Deborah, tapi mereka tidak ingin ada yang menggantikan karena Deborah satu-satunya murid yang berasal dari kelas 1 F yang bisa ikut olimpiade besar ini.

Jadi untuk membuktikan jika kelas 1 F bisa mereka akhirnya memutuskan Deborah untuk ikut dan mengingat kemampuan gadis itu yang meningkat pesat.

Seperti itulah penjelasan kepala sekolah perihal kemampuan Deborah yang meningkat membuat Fiona ingin menjatuhkan Deborah sejatuh-jatunya.

Ia tidak ingin kalah saing oleh seorang Deborah yang selalu berada di bawahnya, walaupun ia tidak bisa menggantikan Deborah setidaknya ia sudah membuat gadis itu sengsara dengan menculiknya.

Mungkin guru-guru taunya Deborah hanya berhalangan dan tidak bisa ikut, tapi yang sebenarnya Deborah sedang ia culik oleh orang suruhannya.

Karena urusannya selesai Fiona pergi dari sana dengan perasaan bahagia.

Di kamar hotel...

Deborah tengkurap di atas kasur empuk, punggung mulusnya terpampang nyata di depan mata. Kaki jenjangnya menggantung sedikit di atas ranjang.

Pijatan halus itu membuat tubuh Deborah seakan rileks dan nyaman. Dengan mata tertutup ia menikmati pijatan lembut itu yang meraba punggung halusnya pelan.

Perawatan head to toe ini sangat membuat Deborah nyaman, semenjak berada di raga Deborah baru pertama kali ia melakukan Spa di hotel terkenal ini.

Rasanya sangat nyaman.

Deborah juga melakukan serangkaian manicure pedicure di hotel ini, sebelum berangkat sore nanti ia ingin memanjakan tubuhnya dan membuat otaknya lebih segar nantinya.

Setelah selesai mbak-mbak yang melayani-nya tadi keluar dan meninggalkan Deborah di kamar hotel sendirian.

"Fiona... Fiona. Pasti Lo sekarang lagi mikir kalo gue kesiksa di gudang itu, padahal gue lagi enak-enakan di sini. Goblok sih" monolognya, ia sudah telentang dan merentangkan kedua tangannya. Ia menatap langit-lagit kamar hotel dengan tatapan dingin khasnya.


🍂🍂🍂🍂

Makasih yah yg udah mau support huhuu, padahal udah nggk ada niat buat lanjutin karena ceritaku gaje:(


TBC!

Deborah New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang