37

57.3K 7K 314
                                    

Happy Reading!

*****


Denyutan sakit itu membuat seorang gadis membuka matanya dengan kepala pening. Ia belum menyadari jika saat ini tubuhnya tidak tertutupi sehelai benang pun.

Ia memukul-mukul kepalanya kecil guna menghilangkan pusing di kepalanya, ia melihat sekeliling. Dahinya mengernyit bingung lantaran ini bukan kamar-nya.

Ia mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi, dengan gerakan patah-patah ia melihat tubuhnya.

Tidak mungkin- batinnya

Jantungnya seakan ingin keluar dari rongganya, nafasnya memburu kala melihat dirinya yang tidak memakai baju. Ia mengingat kejadian semalam saat dirinya sedang mabuk.

Saat itu ada seorang pria yang mendekatinya, tapi karena keadaannya semalam ia melihat jikalau pria itu adalah Brylee. Padahal ia tahu Brylee sudah ada di Jerman dan tidak mungkin kembali hanya untuk dirinya.

Terkejut. Ia menatap kosong langit-langit kamar, pikirannya seketika buntu. Ia tidak tau harus berfikir dan berbuat apa sekarang.

Yang hanya bisa ia lakukan adalah terisak pelan, dan semakin kencang. Gadis itu memukul kepalanya brutal mengingat kebodohannya.

"ARGH SIALAN!" teriaknya frustrasi, ia menangis sekencang mungkin untuk menghilangkan sesak di dadanya.

Fiona. Gadis itu menangis pilu atas apa yang menimpanya. Apa yang ia harus lakukan sekarang? bagaimana nasib dirinya jika nanti ia hamil? ia masih ingin bersekolah.

Mata Fiona berkilat tajam kala mengingat siapa orang yang bertanggung jawab atas keadaanya.

"Deborah! Gue pastiin lo bakal menghilang dari dunia ini, gue bakal bales semua penderitaan gue. SIALAN!" desisnya, ia menggertakkan giginya dan meremas selimut penuh amarah.

Ia tidak akan membuat Deborah bahagia diatas penderitaan nya, ia akan membuat Deborah lebih sengsara darinya.

Saat ketenangannya kembali, ia menyibak selimut nya dan matanya fokus ke bercak noda darah yang ada dibawahnya.

Air matanya kembali luruh, cepat-cepat ia mengusap kasar air matanya. Saat ini ia tidak akan menunjukkan penderitaan dan kesedihannya.

Dengan gerakan perlahan, ia menurunkan satu persatu kakinya ke lantai.

Perih. Itu yang Fiona rasakan sekarang, kenapa bisa begitu sesakit ini. Rasanya Fiona tidak bisa bergerak merasakan perih di area kewanitaan-nya.

"Shh..." Fiona hanya bisa meringis kala merasakan perih dibawahnya, ia mencoba berdiri sekuat tenaga untuk mengambil bajunya yang berserakan ke mana-mana.

Fiona memakai bajunya cepat agar ia bisa keluar dari tempat terkutuk ini, selesai memakai semua pakaian nya ia menata rambutnya yang sedikit kusut dan melangkahkan kaki keluar dari kamar mencekam ini.

*****

Prok~

Prok~

Prok~

Suara tepuk tangan memenuhi seisi gedung, banyaknya pengusaha dan kepala sekolah serta pemilik sekolah hadir di acara ini. Acara kali ini terbilang mewah dari tahun-tahun lalu, acara kali ini di siarkan di seluruh stasiun TV yang ada di dunia.

Olimpiade tingkat Internasional. Diwakili dari berbagai negara yang ikut dalam olimpiade tahun ini. Khususnya Indonesia, negara ibu Pertiwi kita tercinta.

Deborah New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang