Selamat datang dan selamat membaca!
***
Ini ... di mana?
Kenapa ada banyak sekali orang yang berkelahi?
Tempat ini juga terlalu berisik.
Sungguh.
Ini seperti 12 tahun yang lalu.
BUGH!
Pukulan keras melayang. Menghantam wajah tanpa ampun sehingga membuat orang yang terkena pukulan tersebut terpental beberapa meter ke belakang. Dia terdiam, memperhatikan sekumpulan orang yang sedang berkelahi di bawah rinai hujan.
Kedua mata jelaganya tampak tak berkedip sedikitpun. Kebingungan jelas tergambar.
Sedang apa aku di sini?
Seharusnya dia tak pernah ada di sini. Seharusnya pukulan tersebut tak pernah mengenai wajahnya sehingga membuat sudut bibirnya mengeluarkan darah. Berusaha bangkit, dia merasakan nyeri di sekujur tubuhnya.
Kapan terakhir kali dirinya berkelahi? 12 tahun? 2 tahun? Atau 2 bulan yang lalu? Dia tidak ingat. Hanya saja, semuanya terasa begitu kaku dan seperti tidak bisa diterima oleh akal sehatnya.
"[NAME], APA YANG SEDANG KAU LAKUKAN?! CEPAT BANGKIT!"
Ketika namanya disebutkan ia tersentak. Suara itu sudah begitu lama tidak ia dengar. Mengedarkan pandangannya, berusaha mencari sang pemanggil, tetapi seorang pria bertubuh besar tiba-tiba menghandanginya. Berdiri dengan angkuh dihadapannya dan menarik kerah pakaiannya.
"Apa yang dilakukan perempuan sepertimu di sini hah? Mau jadi jagoan?"
Kening berkerut. Tunggu sebentar, bahkan dirinya sendiri pun tidak tahu apa yang dia lakukan di sini. Semuanya begitu tiba-tiba.
"Aku ... tidak tahu," jawabnya ragu.
Pria bertubuh besar itu tertawa dan mencampakkan tubuhnya begitu saja sehingga punggungnya membentur tiang lampu jalanan. Menyakitkan.
"Brengsek!" Umpatan terucap. Ia berusaha bangkit dan berdiri tegap.
Sekarang abaikan perihal kebingungannya. Jika dirinya terlalu lama berdiam maka dirinya bisa babak belur dihabisi sekumpulan pria-pria yang ia sendiri tidak tahu datangnya dari mana.
"OI, [NAME], CEPAT HAJAR MEREKA!"
"[NAME]-SAN, JANGAN MELAMUN TERUS!"
Suara-suara itu, begitu familiar baginya. Sudah begitu lama tidak ia dengar sejak 12 tahun yang lalu. Menoleh ke sumber suara, ia mendapati seorang pemuda berambut hitam panjang yang dikucir kuda sedang berkelahi dengan seringai khasnya.
Ia bergeming. Itu ... Baji. Lalu, yang memanggilnya dengan akhiran san adalah Smiley dan orang yang pertama kali memanggilnya untuk menyuruhnya bangkit adalah ... Mitsuya.
Suara mereka ... mendengar mereka menyebutkan namanya membuat ia ingat pada insiden di musim panas 12 tahun yang lalu. Insiden di mana dirinya memasuki pintu kegelapan.
"Apa kau tidak lelah melamun perempuan sok keren?"
BUGH!
Satu pukulan kembali melayang. Membuat ia yang masih berusaha mencerna kembali oleng dan terjatuh. Sial, pria bertubuh besar dihadapannya ini melunjak.
Bangkit dari posisinya, tatapan tajam ia layangkan. "Aku tak mengerti bagaimana aku bisa di sini, hanya saja kau terlalu berisik, Bajingan!"
BUGH!
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐇𝐀𝐍𝐂𝐄 || Tokyo Revengers ➖
FanfictionTak pernah terpikir diri hinanya ini akan mendapatkan sebuah kesempatan besar. *** 12 tahun hidup dalam kegelapan, hanyut dalam kriminalitas dan selalu sendiri membuat [Name] jauh dari kata baik. Sejak menyadari sudah tak ada kebaikan di dalam diri...