Happy reading!
***
Sekarang di sini lah [Name] dan Takemichi berada. Di lorong rumah sakit yang sepi yang memungkinkan mereka untuk berbicara mengenai semua kebingungan [Name].
[Name] harus mendapatkan semua jawaban dari segala kebingungannya sekarang. Tak mau tahu, [Name] harus mendapatkannya.
"[Name]-san, ada apa kau membawaku kemari?" Takemichi bertanya dengan raut bingungnya.
Lorong ini begitu sepi dan sunyi. Bahkan memberikan kesan horor kepada pendatang seperti [Name] dan Takemichi.
Menghembuskan nafas sejenak, gadis beriris hitam itu melepaskan ikatan rambut hitam sebahunya sehingga rambutnya terurai. Mengusap kepalanya yang lembab sejenak, tatapan kelam ia berikan kepada Takemichi.
"Kau ... dari masa depan kan?"
Hening.
Yang [Name] tangkap dari tatapan Takemichi adalah kedua matanya yang membelak. Pemuda berjambul pirang tersebut terlihat kaget bahkan menjadi semakin kaget ketika [Name] melanjutkan kalimatnya.
"Aku merasa bahwa aku juga datang dari masa depan."
"Hah?! Bagaimana bisa?" kaget Takemichi.
Kedua bahu [Name] angkat dan setelah itu kedua tanganya bergerak untuk kembali mengikat rambutnya yang sempat tergerai. "Yang kuingat, sebelum aku berada di sini adalah kau datang bersama Tachibana Naoto untuk bertanya sesuatu kepadaku tepat sehari sebelum aku diesekusi mati besoknya." [Name] menjelaskan. Menjelaskan apa yang ia ketahui.
"Katakanlah, apa maksud dari ini semua, Hanagaki." Ketika kalimat tersebut diucapkan, [Name] memberikan penekanan pada setiap kata dan berharap Takemichi menjawab semua kebingungannya.
Takemichi bergeming. Wajahnya memperlihatkan ekspresi berpikir dengan keterkejutan yang tak bisa disembunyikan.
"Kau benar, aku dari masa depan." Ujaran Takemichi sontak mencuri atensi [Name]. "Hanya saja, aku tak mengerti bagaimana kau bisa juga ikut kemari. Jikapun aku kembali ke masa lalu dan berada di garis waktu saat ini, kau seharusnya tak sadar bahwa aku dan dirimu itu dari masa depan."
Kening berkerut. "Bisa jelaskan motifmu kembali ke masa lalu dan caramu kemari?"
Satu anggukan Takemichi berikan. Pemuda itu menundukkan kepalanya dan menatap lantai lorong rumah sakit. "Seharusnya, aku mati ditabrak kereta api waktu itu. Tapi, entah bagaimana aku bisa melintasi waktu dan kembali ke dua belas tahun yang lalu. Saat itu aku hanya sekedar menganggapnya sebagai mimpiku sebelum aku menghadapi kematian. Namun, aku tak sengaja bertemu dengan Naoto yang saat itu sedang dirundung oleh anak smp di masa lalu. Aku menyelamatkannya dan berbicara dengannya serta memberitahukan tentang keadaannya di masa depan. Lalu, sebelum berpisah ... aku dengannya sempat bersalaman dan secara tiba-tiba aku sudah berada di masa depan dengan Naoto yang menjadi petugas kepolisian," jelas Takemichi.
"Terus?"
Tangan memegang dagu. Alis bertaut dengan kening yang berkerut. "Saat itu aku dan Naoto menyimpulkan bahwa aku memiliki kemampuan untuk melintasi waktu. Naoto mengatakan dengan kemampuanku tersebut aku bisa menyelamatkan Hina yang merupakan mantan kekasihku saat SMP dan selaku kakaknya yang meninggal karena perseturuan Toman. Untuk cara aku pergi melintasi waktu pun dengan cara bersalaman dengan Naoto. Hanya saja, aku tak mengerti disaat aku sedang berusaha mencari Draken-kun tadi, secara mendadak aku malah berada di masa depan."
[Name] mencerna. Berusaha memahami setiap kalimat yang Takemichi jabarkan.
"Ketika menyadari aku berada di masa depan, aku berusaha mencari Naoto dan mencoba untuk bersalaman kembali dengannya. Namun, usaha kami gagal. Aku tidak bisa melintasi waktu sama sekali dan saat itu aku panik. Aku takut bahwa semuanya hanya akan sia-sia. Tetapi, Naoto memberikan jalan keluar. Bagaimana jika kami pergi menemui seorang [Surname] [Name] yang merupakan narapidana mati yang akan menerima esekusinya pada tanggal empat Agustus-"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐇𝐀𝐍𝐂𝐄 || Tokyo Revengers ➖
FanfictionTak pernah terpikir diri hinanya ini akan mendapatkan sebuah kesempatan besar. *** 12 tahun hidup dalam kegelapan, hanyut dalam kriminalitas dan selalu sendiri membuat [Name] jauh dari kata baik. Sejak menyadari sudah tak ada kebaikan di dalam diri...