MENGANDUNG SPOILER MANGA!
***
Memancing ikan bersama Mikey adalah ide buruk. Meski pemuda pecinta dorayaki itu sangat ahli dan begitu sabar menunggu umpannya dimakan oleh ikan. Bahkan ember yang digunakan untuk meletakkan hasil tangkapan sudah terisi setengah. Sementara milik [Name], baru terisi seperempatnya saja.
Siang tadi [Name] dan Mikey baru saja selesai menjemput seluruh barang-barangnya yang berada di rumah Kaori. Sempat terjadi hambatan karena Kaori yang tak ingin [Name] meninggalkan dirinya.
Namun, [Name] sudah tak bisa lagi menaruh rasa percaya sebagai keluarga kepada Kaori. Hingga pada akhirnya [Name] tetap pergi meninggalkan apartemen Kaori.
Sepulangnya dari menjemput barang-barangnya, Mikey mengajak [Name] untuk memancing ikan. Mereka tidak memancing di sembarang sungai atau tempat. Malainkan mereka memancing di kolam kakek Mikey yang berada di halaman belakang rumah.
Kolam ikan yang satu ini cukup besar dan dalam. Sengaja diisi ikan olehnya untuk santapan.
"Kupikir kau akan mengajakku memancing di kolam khusus pemancingan," desis [Name]. Ekspetasinya terlalu tinggi ternyata.
Mikey menoleh lalu tersenyum lebar. "Kita tak perlu jauh-jauh memancing, [Name]-chan! Cukup di sini saja kita sudah mendapatkan ikan dan semuanya gratis."
Menghela nafas, semuanya terserah Mikey.
Lanjut memancing, suasana hening bertahta. Masing-masing mulut terkatup rapat dengan fokus menunggu umpan dimakan ikan. Sejenak [Name] berpikir, tinggal di sini membuat dirinya mendapatkan sedikit kata baik.
Maksudnya, Mikey, Emma dan kakek mereka benar-benar peduli padanya. Mereka tiada habisnya bertanya apa dia sudah minum obat atau belum. Bahkan dari setiap cara mereka untuk menghibur [Name] benar-benar cara terbaik yang pernah [Name] harapkan dari sebuah keluarga, terkecuali cara Emma menghiburnya.
Apakah kalian ingat dengan Emma yang mengajaknya untuk menonton film romantis? Gadis itu berbohong. Alih-alih menonton film romantis, mereka justru menonton film porno. Saat [Name] bertanya dari mana gadis itu mendapatkan kaset film tersebut dan Emma mengatakan bahwa teman di sekolahnya lah yang memberikannya.
[Name] tak habis pikir saat itu. Hingga pada akhirnya [Name] berakhir mematahkan kaset tersebut dan membuangnya ke tong sampah. Tak peduli itu kaset pinjaman atau bukan, [Name] bisa menganti rugi kerusakan kaset tersebut.
Pasalnya, diusia seperti itu Emma tak seharusnya mendapatkan kaset seperti itu. Meski [Name] sudah tak asing dengan hal seperti itu, tetapi ada baiknya menghindari itu semua lebih awal, iya kan?
"Chifuyu dan Mitsuya menemuiku tadi malam." Tiba-tiba Mikey berujar. "Dia melaporkan bahwa Kisaki dan Hanma terlibat dalam insiden malam Natal waktu itu."
Mendengar kata 'malam Natal', [Name] langsung teringat pada Takara. Segera menepis isi pikirannya, [Name] mengerjapkan matanya. "Lalu?"
"Mereka juga menjelaskan bahwa Kisaki lah yang menjadi pemicu perseteruan tersebut." Jeda sejenak, "Aku akan memecat Kisaki."
Kedua mata menbelak, mendengar penjelasan dari Mikey membuat [Name] terkejut. [Name] sudah mengerti sedikit mengenai konflik malam Natal saat itu. Namun, dia tidak menduga jika Chifuyu dan Mitsuya akan melapor pada Mikey dan Mikey akan merespon demikian.
"Kau serius?!" tanyanya dengan wajah tak percaya.
Mikey menatap [Name] datar. "Aku serius. Dia membuat kalian semua dalam bahaya. Aku tak peduli jika harus kehilangan 350 anggota dan tersisa seratus. "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐂𝐇𝐀𝐍𝐂𝐄 || Tokyo Revengers ➖
FanfictionTak pernah terpikir diri hinanya ini akan mendapatkan sebuah kesempatan besar. *** 12 tahun hidup dalam kegelapan, hanyut dalam kriminalitas dan selalu sendiri membuat [Name] jauh dari kata baik. Sejak menyadari sudah tak ada kebaikan di dalam diri...