Terimakasih

11 4 2
                                    

"lembayung" panggilku, dia menoleh padaku

"Makasih"

Dia mengerutkan keningnya
"Karena udah maafin Lo?" Tanyanya

Aku mengangguk
"Iya, makasih udah maafin gue, dan makasih udah ngajarin gue hal besar tentang kata maaf" jelasku tulus.

"Sama-sama Ra" dia menjawab dengan senyum khas lembayung.

Aku memasukkan sepeda ke garasi dan segera memasuki rumah
" Assalamualaikum"

"Waalaikumussalam, sama lembayung sepedaannya kak?" Tanya bunda yang membawa sepiring apel yang telah dikupas.

"Sebenernya tadi sendiri sih Bun, tapi ga sengaja ketemu lembayung tadi" jawabku berjalan ke dapur untuk sekedar meminum air putih.

"Kamu pacaran sama lembayung kak?" Tanya ayah yang membuatku menyemburkan air dari mulutku

Uhukkk,
Aku memukul dadaku yang masih terkejut karena pertanyaan tiba-tiba yang ayah berikan.

Aku menggeleng
"Bukan tipe Dira yah dia" jawabku yang sebenarnya aku pun tidak yakin.

"Hati-hati kemakan omongan kak" ucap Alista yang membuatku menatap tajam padanya.

"Males ah kalo gini lada ledekein aku" ucapku mengambek lalu segera berlari ke kamar .

"Tuh kan marah, berarti emang suka tuh sama lembayung"

Kudengar ayah masih saja meledekku, lalu aku kembali turun ke ruang tengah tempat ayah dan Alista duduk
"Diam!!!!" Ucap sedikit mengeram.

Alista menyatukan ibu jarinya dan telunjuknya lalu membuat gerakan dimulut seperti gerakan mengunci mulut, dan ayah menunjukkan dua jarinya membuat tanda minta maaf lalu tersenyum lebar.

Setelahnya aku tersenyum puas dan kembali menaiki tangga untuk kekamarku.

Cerita NadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang