telfon dari Arsen

3 3 0
                                    

Aku tersentak kaget saat lembayung mendekatiku tadi, kufikir dia akan duduk disampingku ternyata katanya dia akan memelukku, astaga seumur-umur gue ga pernah dipeluk cowok. Mendengarnya mengatakan akan memelukku membuatku sejenak aneh menatapnya.

Aku melihat Rifki masih duduk didepan rumahku sembari memainkan ponselnya, aku mendesah kesal dan berniat langsung masuk tanpa menyapanya.

"Sini dulu!!" ucapnya dengan tiba-tuba menarik tanganku,

Aku mendecak
"Ngantuk gue mau tidur"

"Maaf Ra, batu sadar gue kalau ucapan gue tadi keterlaluan" katanya yang kukira memang dia sesali setelah kulihat raut wajahnya.

"Ucapan Lo ga salah kok menurut gue, tapi cara Lo menyampaikannya yang menurut gue salah"

"Lah kan gue udah minta maaf!!" ucapnya kembali dengan ngegas.

"Biasa aja dong, gue juga cuma ngomong. Gajadi deh gue maafin Lo"

"Gue juga gajadi minta maaf"

"Dih, apaan sih Lo berdua" ucap lembayung yang entah sejak kapan memperhatikan kami

"Lo yang apaan" ucapku dan Rifki kompak.

Aku segera masuk kerumah dan berniat untuk langsung kekamarku dan tidur.

"Kenapa ribut-ribut Ra?" Tanya bunda

"Gapapa Bun"

"Tante kala sama Rifki nginep di rumah malam ini" ucap bunda

"Ah iya Bun. Tante, Dira keatas dulu ya" ucapku yang langsung disetujui.

Aku merasa bosan, ingin keluar tapi sudah malam, ingin kebawah tapi aku sangat malas juga, aku lupa belum makan malam.

Krukkjk
Dasar perut, kenapa harus lapar sampai keroncongan sih? Untung sendiri dikamar jadi ga malu-maluin.

Bunda.... Dira laper.

Aku kekamar mandi berniat mencuci wajah,

Tingg..
Bunyi notifikasi chat dari ponselku terdengar kuat, aku membukanya lalu melempar handphone ku tak sengaja karena terkejut melihat orang yang baru saja mengirim pesan padaku.

Arsenio
Ra, bisa gue telfon sekarang? Ada yang mau gue omongin sama Lo.

Aku buru-buru mencuci muka, ntah kenapa aku bingung bagaimana aku akan membalasnya. Jantungku berdegup dengan sangat kencang tidak seperti biasanya, padahal setiap bertemu dengan Arsen dikelas aku terlihat biasa saja.

"Aaa gue harus apa?" Tanyaku sendiri bingung

Sampai akhirnya aku memutuskan untuk membalas Arsen.

Nadira
Iya, boleh Ar.

Baru saja aku membalasnya handphone ku sudah bergetar menandakan panggilan dari Arsen.

Aku mengangkat nya, namun telepon sangat hening, Arsen sama sekali tidak menyapa ku, dia tidak membuka suaranya.
"Ekhem" batuknya

"Ra?" Panggil nya

Aku takut-takut menjawab,
"Iya kenapa Ar?" Tanyaku berusaha santai dengan menyembunyikan kegugupanku sekarang.

"Lo dimana?"

"Dirumah, Lo mau ngomong apa?"

"Dikamar kan? Sendiri kan?"

"Iya gue sendiri dikamar, kenapa sih?" Tanyaku tidak sabaran.

"Kalo gue bilang gue suka sama Lo, Lo percaya ga Ra?" Tanyanya dengan suara rendahnya yang membuatku gugup,

Cerita NadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang