awal pertengkaran

2 3 0
                                    

"Ra, pulang sekolah main yuk. Udah lama ga main, makan bentar doang ke bakso yang baru buka itu. Kayanya sih enak, dari tampilan nya, tapi gatau juga gue" ajak Rana

"Yang didekat persimpangan?" Tanya Aira terlihat antusias

"Ohh itu, lumayan enak sih makannya tempatnya juga nyaman. Kemaren gue kesana sama nyokap."sambung Naila

"Telfon bunda dulu ya"

"Anak bunda" celetuk Arsen

Aku menatap tajam padanya
"Gue jemput pulang nya Ra" ucap lembayung mengembalikan pulpen yang dipinjamnya.

"Gausah, gue balik naik bis aja. Udah lama gak naik bis gue"Ucapku menolak

Dulu sebelum lembayung datang, terkadang untuk menghemat ongkos aku  pulang pergi ke sekolah menggunakan bis, semenjak lembayung pindah dan mulai bersekolah di sekolah ku dia terus mengajakku bersamanya. Padahal dulu tuh niat ku cuman seminggu doang, buat menghemat dan menabung uang satu Minggu itu untuk membeli album.

Pulang sekolah kami menaiki bis,
"Ra," panggil Naila

"Kenapa nai?"

Dia menggeleng
" Ga jadi"

Setelah lima menit perjalanan, akhirnya kami sampai di tempat bakso. Ternyata tidak ramai, mungkin karena masih banyak orang yang belum tahu tempat ini.

Kami memilih tempat duduk diluar,
"Permisi, ini kak menu nya" ucap seorang waiters

"Apa?" Tanya Aira saat kami memperhatikannya

"Pesan apa ai?" Tanya Rana

"Gatau"

"Kak, tinggal dulu gapapa kak, nanti kota kasih ke kakak pesanan kita" ucap Rana karena tahu kami akan memesan lama.

"Oh iya kak" ucap waiters itu lalu pergi.

"Cepat gue laper!!" Ucap Rana tidak sabar

"Lo pesan apa?"tanyaku

"Mie ayam bakso sama lemon tea"

"Gue juga" ucap Naila mengacungkan jari

"Gue juga itu" ucapku

"Lo ini juga pasti kan ai?" Tanya Rana

Naila mengangguk
"Iya, tapi minumnya es teh manis"

"Oke" ucap Rana menulis pesanan kami,

Rana melirik kearah kami bermaksud untuk mengantar pesanan, tidak satupun dari kami bertiga meliriknya, kami menghindari tatapan Rana.
"Tau gue, gada yang mau" ucap Rana lalu pergi memesan.

"Enaknya Minggu ke rumah siapa ya?" Tanya Naila

"Gue gabisa nyokap balik" jawab Aira,

"Merusak suasana Aira mah, ga asik" kata Rana yang baru saja datang.

"Rumah lo, gimana Ra?" Tanya Naila padaku

"Gapapa sih" jawabku

"Gue ga ikut" ucap Aira

"TAU!!" Kompak kami bertiga

"Oke rumah Lo, jam 10 aja"

"Oke"

Pesanan datang, kukira akan lama ternyata pesanan kami datang dengan sangat cepat.

Kami makan dengan sedikit perbincangan kecil, sampai tak terasa hari mulai sore. Jam menunjukkan pukul setengah lima sore yang mengharuskan aku untuk pulang.

"Ayo pulang"

"Ntar Ra, sabar!, Duduk dulu sambil liat cogan lalu lalang" ucap Rana menolak pulang

"Gue pulang duluan aja deh ya"

"Oke bye Ra, hati-hati"

Aku keluar sedikit mencari bis ke arah rumah ku. Tak lama, mungkin hanya dua menit ada bis yang akan ku naiki.

Aku segera naik dan  mencari tempat duduk kosong dan memilih tempat duduk belakang disamping jendela.
"Boleh disini kan?" Tanya seorang laki-laki yang berseragam sekolah berbeda dengan seragam sekolah ku.

Aku hanya mengangguk menanggapi, aku memasang headset dan mendengar lagu coffe dari beabadoobe coffe yang akhir-akhir ini sering kudengar.

Tak terasa perumahan ku sudah mulai nampak,
"Pinggir" teriakku

Laki-laki yang tadi disampingku bergeser memberikan ruang untukku keluar,
"Terimakasih" ucapku

Aku membayar ongkos lalu turun, dan di seberang jalan ada lembayung disana, kutebak dia pasti menunggu ku. Bukan ke PD an, tapi aku yakin saja dia pasti menunggu ku.

Aku menghampiri nya
"Lama banget Ra pulangnya"

"Lo nunggu gue?"tanyaku

"Iya"jawabnya

Aku meliriknya dari atas sampai bawah, ia masih menggunakan baju sekolah dan sepatu sekolahnya. Aku mendecak kesal
"Gue bisa jalan bay, ngapain Lo tunggu gue?"

"Lumayan jauh Ra kalo jalan"

Aku mendecak dan segera naik ke motornya

"Makasih" ucapku lalu berniat langsung masuk kerumah,

Lembayung menahan ku,
"Lo ga bawa makanan apapun buat gue?" Tanyanya

Aku menggeleng

"Gue udah nunggu Lo disana dari pulang sekolah"

"Gue gada minta buat Lo nunggu gue bay!"

"Nanti malam makan yuk" ajaknya memohon

"Malas" ucapku lalu masuk

Cerita NadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang