pertengkaran tak terduga

4 6 4
                                    

"Lo mikir perasaan gue ga sih nai?"

"Gue suka sama Dilon dan Lo? Lo sukanya sama siapa sih nai?" Teriak Rana yang sepertinya sudah gabisa kesabaran.

Aku yang mendengar berita dari ana bahwa Rana menarik Naila ke taman belakang sekolah ditambah penjelasan Arsen bahwa Rana melihat Naila berangkat bersama dengan Dilon, segera berlari.

Dari sini aku bisa melihat tatapan tajam Rana pada Naila, Rana melangkah maju dan memegang pundak Naila
"Lo sendiri tau nai, gimana perjuangan gue buat dapetin Dilon, gimana usaha gue buat Dilon Nerima perasaan gue, Lo tau kan? Selama ini gue banyak ngelakuin hal bodoh demi Dilon nerima gue? Berapa banyak hal memalukan yang gue lakuin? Lo tega khianatin gue nai?"katanya dengan Isak tangis.

Naila hanya diam tidak membalas perlakuan Rana yang berulang kali menepuk pundaknya keras, aku berjalan mendekat dan memeluk Rana. Aku menoleh pada Naila, menatap nya untuk menyuruhnya pergi, agar aku bisa menenangkan Rana lebih dulu.

Terdengar nafas terengah-engah dari seseorang yang ternyata Aira, dengan masih mengenakan tas nya berlari kesini.

Aku menggigit bibirku menahan tangis, suara tangisan Rana membuatku merasa sedih. Bagaimana persahabatan kami kedepannya?

Banyak sekali pertanyaan dipikirkan ku.
"Bagaimana bisa Naila berangkat bersama Dilon?"
"Apa Rana sudah menanyakan alasan pada Rana?"
"Apa selama ini Naila memang menyukai Dilon?"
"Tapi kenapa bukan Fadil? Rana selalu mengatakan dia menyukai Fadil, kenapa Dilon?"
"Bagaimana persahabatan kami kedepannya?"

"Dia suka Ra sama Dilon"ucap Rana yang masih memelukku

"Nangis dulu aja, jangan jelasin sekarang, tunggu Lo tenang na"

Rana melepas pelukannya dan menatap ku, keadaannya sangat prihatin saat ini. Mata nya yang memerah, air matanya juga ya g masih membekas.
"Gue bodoh banget ya Ra? Berapa banyak hal memalukan yang gue lakuin demi ter notice sama Dilon?, Lo udah hitung Ra, berapa tahun gue berusaha buat Dilon suka sama gue dengan ngelakuin hal-hal murahan? Lo inget ga Ra? Tahun lalu, Dilon ngatain gue murahan didepan temen-temen sekelas dia? Dan sekarang ternyata Dilon suka sama sahabat kita sendiri Ra..." Rana memukul dadanya sendiri, membuatku menahan tangannya.

"Sakit Ra....."

"Salah kalau sekarang gue marah? Salah kalau sekarang gue kecewa?
Kenapa bukan orang lain Ra? Kenapa harus Naila? Mungkin kalau orang lain gue bakal sakit tapi ga sesakit ini Ra" tangisnya bertambah deras.

Setelah tangis Rana mereda, aku mengajaknya ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
"Udah bel, ayo masuk Ra"

Aku menahan lengannya
"Kita bisa bolos na,"

"Lo ngajak gue bolos? Biasa kalau gue ajak bolos aja Lo takut Ra"

"Gue udah gapapa"katanya

Aku mengangguk dan berjalan ke kelas mengikuti nya.

Rana berjalan melewati Naila tanpa menatap nya
"Nai," panggil ku

"Jangan ajak gue ngobrol dulu Ra,"tolaknya

Aku menghela napas pelan.

>>>>>>
Sepulang sekolah, Aira menyarankan untuk membawa Rana dan Naila kerumahnya, karena memang rumahnya saat ini kosong.
"Kenapa bawa dia juga sih?"amuk Rana

"Lo!" Tunjuk Rana pada Naila

"Selama ini Lo seneng kan nai? Lo pasti menertawakan kebodohan gue yang terus ngejar Dilon sedangkan Dilon pacar Lo?"ucap Rana yang membuatku dan Aira terkejut.

"Gue suka sama Dilon na..."jawab Naila menangis

"Terus kenapa lo berlagak suka sama Fadil nai? Kenapa?" Teriak Rana mengguncang Naila.

"Gue gamau Lo marah sama gue..." Cicit Naila

"Sekarang gue marah sama Lo!, MARAH banget, udah? Puas Lo? Ha?" Amuk Rana lagi

"Maaf ran"

Rana terduduk lemas,
"Kenapa harus Lo orangnnya sih nai? Gue sayang sama Lo, kita sahabat kan nai?"

"Maaf na, maaf" ucap Naila memeluk Rana. Rana tidak menolak nya dan berbalik memeluk naila.

Setelah tangis keduanya berhenti, Aira memberi mereka minum, membiarkan keduanya tenang.
"Sejak kapan Lo suka Dilon?" Tanya Rana

"Kelas sepuluh semester dua" jawab Naila jujur

"Kalau pacaran?"tanya Rana lagi

"Dua bulan lalu"

Rana mengangguk
"Berarti gue dulu yang suka Dilon, tapi Lo lebih beruntung bisa naklukin Dilon tanpa perlu ngelakuin hal-hal bodoh dan murahan kaya yang gue lakuin ke Dilon"

"Sorry na, awalnya gue mau bilang ke Lo saat dilon mulai deketin gue, tapi gue tau pasti Lo marah dan gue gamau berakhir ngorbanin perasaan gue yang ternyata terbalas Dilon."

"Gue ga salah kan? Gue suka Dilon, Lo suka Dilon, dan Dilon milih gue, terus gue terima Dilon"

"Ya salah lah"celetuk Aira

"Lo tau sahabat Lo suka ke Dilon,"sambungnya

"Lo juga tau nai, sebesar apa usaha Rana buat dapetin Dilon" sambungku

"Kalau gue jadi Rana, gue bakal benci banget sama Lo"kata Aira lagi

"Lo bohong tentang perasaan Lo ke Fadil, Lo bohongin Rana dan kita saat Lo udah jadian sama Dilon, menurut Lo itu ga salah?" Tanya Aira tajam

Naila tak menjawab dan hanya menunduk.
"Lo gasalah kalau dari awal Lo suka Dilon Lo jujur ke kita terutama Rana,"ucapku yang sebenarnya masih bingung juga sekarang.

"Untuk beberapa hari ini, jauhi gue nai!, Kalau gue udah siap buat kaya biasa sama Lo, gue bakal nyapa Lo dulu"

"Gue sama aira bakal bergantian ke kalian" usulku yang diangguki mereka.

Cerita NadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang