he said find the right person

6 3 0
                                    

Tentang percaya diri? Sejujurnya setiap hari juga aku mencoba untuk percaya diri, tapi memang hasilnya tidak ada kemajuan. Kepercayaan diriku hanya jalan ditempat.

Kali ini aku berangkat sekolah lebih dulu, sekitar jam setengah enam pagi tadi aku berangkat dari rumah. Bunda dan ayah terkejut melihatku berangkat sepagi ini, aku bilang ada tugas kelompok yang akan ku presentasi kan pagi ini.
Aku menunggu bus lewat yang menuju ke sekolah, tak lama, mungkin hanya sekitar tujuh menit bus nya sudah tiba. Aku memasang headset dan memutar lagu sepatu dari tulus. Bus nya tak ramai, tapi juga tidak sepi beberapa anak sekolah juga sudah berangkat dengan bus ini.
Udara pagi memang sejuk, ditambah dengan embun pagi dan suasana pagi.
Tidak semua bersemangat namun beberapa juga banyak yang bersemangat memulai hari, perjalanan sekitar dua puluh menit tidak terasa, bus nya sudah berhenti di depan seberang sekolah. Kulihat pak Budi baru saja membuka gerbang sekolah.

Aku menuruni bus namun tidak langsung masuk ke sekolah, karena kurasa masih terlalu pagi aku memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar sekolah. Aku memilih duduk disalah satu bangku dipinggir jalan, memilih untuk sekedar mengamati aktivitas pagi, melihat kendaraan berlalu lalang. Aku suka suasana ini, seperti ramai namun senyap.

Aku menoleh ke belakang saat seseorang menyentuh pundak ku
Arsen? Ada apa? Batinku
"Pagi banget datang nya"katanya lalu duduk disamping kanan ku.

"Seharusnya gue yang nanya itu ke Lo, tumben ga telat?" Aku menatapnya dengan menjawab dengan pertanyaan

"Gue juga bingung kenapa hari ini cepet datang" jawabnya yang memandang lurus kedepan

"Pergi Ar!, Jangan sampai pacar Lo liat, gue gamau ya di bilang pho!" Ucapku galak padanya

"Gue suka ga sih Ra sama Tiara?

"Ha?"

Dia tertawa
"Lo kebanyakan ha ho ha ho ya"

Aku memicingkan mata, menunjuknya dengan jari telunjuk
"Jangan bilang Lo masih suka sama gue"

Arsen tertawa lagi lalu menyentil dahi ku
"PD banget lo"

"Tapi jujur iya Ra, gue masih suka sama Lo" ucapnya
Aku memperhatikan mata nya, aku melihat ekspresi nya dan berusaha menebak apa yang ia katakan jujur? Namun sepertinya Arsen memang jujur.

"Jahat!" Ujarku

"Gue ga bakal ganggu Lo, gue cuma pengen Lo tau aja kalau gue masih suka sama Lo"

"Kalau Tiara tau dia pasti sakit hati banget Ar,"

"Tiara tau, dia sadar gue masih suka sama Lo."

"Terus? Gimana, apa kata dia?"

"Katanya, wajar gue masih suka sama Lo terlebih lagi kita sekelas. Kata dia, ga mungkin gue secepat itu move on dari Lo. Dia bilang juga bakal tunggu gue suka ke dia, dan selagi dia nunggu dia juga bakal buat gue suka dan jatuh cinta sama dia kaya gue jatuh cinta sama Lo."

"Balas Ar!, Perjuangin Tiara."

"Iya, dia tulus. Gue gamau nyia-nyiain orang setulus Tiara."

"Makasih udah jatuh cinta sama gue, Lo baik tapi maaf gue ga bisa Nerima Lo."ucapku lalu mengulurkan tangan

Arsen menerima uluran tangan ku
"Maaf, gue selalu kasar sama Lo. Jaga diri Ra!, Temuin orang yang tepat!, Jangan asal pilih!, Lo tau kan gue sayang sama Lo? Gue gamau orang yang gue sayang jatuh ke tangan orang yang salah."

"Makasih Arsen"ucapku lalu pamit beranjak pergi.

"Ra" Arsen kembali memanggil ku

"Kenapa?"tanyaku

"Lembayung liat kita daritadi, gue bakal jelasin ke dia."

"Ga perlu Ar, lembayung juga ga bakal mikir yang aneh"

"Dia orangnya Ra,"

"Ha?"

"Jangan kebanyakan ha ho ha ho, itu keliatan bodoh." Katanya mengutarakan pendapat yang berisi nasehat.

"Lembayung mungkin orang yang tepat buat Lo!" Sambungnya memberi pendapat.

Aku mengangguk
"Gue duluan Ar!"





Cerita NadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang