Rencana Malam tahun baru

1 2 0
                                    

"Ayo dong kumpul malam tahun baru"

"Bakar-bakar aja ga sih?"

"Ayo ayo, dirumah siapa?"

"Lebih enak makan aja ga sih? Bakar-bakar emang ga ribet?"

"Ngopi aja lah"

"Gue kayanya gabakal dapat izin deh kalau keluar malam"

"Usahain ya semua!!"

Teman sekelasku bersahutan sahutan mengajak berkumpul di malam tahun baru, hari ini hari terakhir semester ganjil kami. Rapor akan diberikan saat kami masuk nanti katanya.

Apa bunda bakal izinin aku? Batinku.
Kedua orangtuaku tidak pernah sekalipun memberiku izin untuk keluar malam, jangankan keluar malam. Jam empat sore belum sampai dirumah saja sudah banyak telepon dari mereka.

"Dirumah gue aja bakar-bakarnya" ucap Arsen mengusulkan

"Boleh"

"Bisa semua kan?"

"Gue gatau bakal dikasih izin atau ga sama bokap" ucap Nami

"Yahh, usahain dong. Sesekali kan kumpul sekelas" ucap sekertaris kelas.

"Yaudah, nanti chat aja ya di grup kelas bisa atau enggak. Semoga dan diharapkan hadir semuanya ya guys" teriak ketua kelas didepan

"Ikut kan Ra?" Tanya Naila

Aku menatap bingung padanya, dan bingung juga harus menjawab bagaimana.
"Gue izin dulu, gue usahain kok"

"Ikut dong Ra, kan seru" ucap Rana yang merangkul ku

"Gue ga ikut" celetuk Naila yang membuat Rana dan Naila menatap tajam padanya.

"Mama balik, jadi kita mau bakar-bakar dirumah. Udah lama juga kan ga ngehabisin waktu bareng keluarga"

"Yahhh, Aira ga asik" kata Rana menatap sinis pada Naila. Hanya bercanda ya.

"Ga ikut juga gapapa kali Ra, ga harus juga kan? Bukan paksaan" kata Aira lagi

Rana segera membungkam mulut Aira dan menariknya kembali kebangku meraka

"Gausah dengerin Ra, Aira emang agak-agak gitu" ucap Naila menutup telingaku.

"Gue coba izin sama bunda dulu"

"Bilang aja kerja kelompok" usul Naila dengan wajah polos nya yang membuat Rana memukul lengannya

"Sesat!!"katanya

"Gue yang izinin" ucap lembayung yang sudah didepan mejaku meletakkan pulpen yang tadi dipinjam olehnya.

"Beli dong bay pulpen, sekolah ga modal Lo!" Kata Naila memelototi lembayung.

Tapi lembayung tidak seakan tidak mendengar ucapan Naila
"Makasih sayang" ucap lembayung dengan senyum manis, oh tidak bukan senyum manis tapi senyum yang membuatku, astaga bay gue baper tapi gue geli juga liat Lo gini.

"Ehemm!!!"

"Uhukk!, Batuk gue"

"Gue flu,"

"Dira ikut, Lo berdua tenang aja. Gue bantu izinin sama orangtuanya." Kata lembayung pada Naila dan Rana.

"Udah Ra, gas! Jadian aja" ucap Naila menyolek-nyolek menggodaku

"Bay, tembak langsung aja,"

"Dorr!!" Ucap Naila dengan tangan yang memeragakan orang menembak.

"Mau Ra?"tanya lembayung dengan tatapan nya yang serius.

"Ha? Haha" aku tertawa canggung, aku bingung padahal seharusnya aku tidak perlu bingung karena kutahu lembayung pasti hanya bercanda.

Cerita NadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang