how to respect yourself

1 3 0
                                    

"Belajar pd !, Lo pikir Lo itu pemalu? Enggak. Lo bisa pd kalo ada niat dalam diri Lo, bukan cuman niat tapi juga usaha"
-Arsenio

"Habisin gelembung nya, habisin juga stok kesedihan Lo ditahun ini, gelembung nya habis, berarti kesedihan Lo habis , jangan cuma habis tapi buang itu juga!"
-Lembayung Mahatma

"Ra Lo yang pegang mic nya!, Lo kan ga pernah nyanyi sendiri, terserah Lo deh mau lagu apa." Kata ana menyerahkan mic padaku

Aku menggeleng dan menolaknya
"Gabisa nyanyi gue"

"Belajar pd Ra!, Lo pikir Lo itu pemalu? enggak. Lo bisa pd kalo ada niat dalam diri Lo, bukan cuman niat tapi juga usaha" ucap Arsen sinis, tapi dibalik kesinisannya apa yang dikatakan itu nasehat.

Keheningan menyambut kami, semua anak kelas yang tadinya heboh langsung terdiam,
"Sini biar gue aja yang nyanyi" ucap Rana yang mengambil mic ditangan ana

"Lagu apa nih?" Tanya Rana yang berusaha memecah keheningan saat ini.

"Ra, ayo!" Lembayung dengan tiba-tiba menarikku dan mengajakku menjauh dari anak kelas.

"Bay, jangan cepet banget jalannya!"

"Lo ga marah sama Arsen Ra?" Tanya lembayung yang tampak sebal setelah kulihat dari raut wajahnya,

Aku menggeleng pelan

"Marah Ra, marah!!"

"Gue mau marah tapi yang dibilang Arsen bener bay.."

"Emang yang dia bilang bener, tapi dia mempermalukan Lo!"

"Apa? Mau Lo bilang itu nasehat dengan kesinisannya? Ra, dengerin gue!.."

Lembayung menghela nafas panjang
"Itu bisa jadi nasehat kalo dia ngomong nya berdua sama Lo, dan tadi? Dia ngomong didepan semua orang dan Lo tau itu artinya apa? Mempermalukan!" Katanya tegas

Lembayung terlihat sangat marah sekarang yang membuatku takut,
"Ayo pulang!" Dia menggandeng tangan ku dan mengajakku ke mobilnya.

"Biar gue yang ambil tas Lo"

Aku menahan lengannya,
"Kalo kita langsung pulang, dan Lo yang ambil tas gue, anak kelas bakal tambah berfikir bahwa gue pengecut bay!, Gue gamau dianggap gitu sama anak kelas, terlebih lagi sama Arsen."
Ucapku lalu berjalan lebar mendahului lembayung

Aku berjalan kembali kesamping rumah Arsen, namun lembayung kembali menahanku.
"Apa sih bay!!" Ucapku geram

"Ambil tas Lo, kita pulang!"katanya tajam

"Tapi acaranya bum selesai.."

"Ambil tas Lo!, Kita pulang"

"Oke, tapi biarin gue disana dua puluh menit, setelah itu tolong Lo telpon gue biar gue bisa buat alibi kalo bunda nyuruh gue pulang" ucapku lalu kembali duduk.

Handphone ku bergetar, kurasa belum ada dua puluh menit aku kembali duduk disini. Aku menjauh dari mereka dan mengatakan bahwa bunda yang menelpon,
"Pulang!" Kata lembayung lalu mematikan telepon

Aku melihat jam dan ternyata batu delapan menit saat aku kembali tadi,
"Gue duluan ya, bunda telfon barusan suruh balik"

"Yahh Ra, nanti deh" ucap Rana yang berusaha menarikku untuk kembali duduk.

"Sorry Ra, tapi bunda udah telfon"

"ANAK BUNDA!" Teriak Arsen

Aku menghampiri Arsen yang sedang membakar daging lalu menginjak kakinya
"Emang!,," Ucap ku sembari menekan kakinya keras

"Anjir ya Lo!" Marahnya

Aku tak memperdulikan nya dan langsung pergi ke mobil lembayung disusul Lembayung.

"Masih jam setengah sembilan, jalan dulu ya bay!, Gue butuh angin segar"

"Mau ngopi? Aksa ada disana"

Aku terdiam cukup lama
"Jujur gue takut bay, Lo tau kan gue sepenakut apa?,"

"Sepi bay..." Cicitku

"Yaudah besok aja gimana? Gue pengen Lo nyobain kopi kenangan gue"

"Boleh"

Lembayung mengajakku menyusuri kota dengan mobilnya,
"Kita muter-muter doang? Lo gamau mampir kemana gitu Ra?"

"Boleh deh bay mampir, tapi jangan di tempat yang banyak banget orangnya tapi juga jangan ditempat sepi. Oh atau ga dipertigaan depan malam gini biasa ada penjual kaki lima gitu, kesitu boleh?"

"Ada yang mau Lo beli?"

Aku berpikir sebentar
"Gatau, nanti deh kalo ada pengen baru gue beli"

"Disitu jual-jual kaya balon, gelembung, makanan-makanan ringan, terus ada sendal-sendal klasik yang kayu itu tau ga sih bay?, Terus lagi ada...." Aku lupa apa lagi yang ada disana

"Ada..... Ada banyak deh pokoknya"

"Bahagia terus kayagini ya Ra!"

Kami sampai ditempat ini, sebenarnya disini ramai, tapi karena banyak tempat duduk dan daerah sini luas, semua berpencar membuat tempat ini tampak tidak begitu ramai.

Aku berlari menghampiri penjual gula kapas,
"Mas, gula kapasnya satu ya!"

"Lima ribu mbak" ucap penjual lalu kuberi uang pas

Aku menghampiri lembayung,
"Gue mau beli gelembung dulu ya bay"

"Gue beliin" ucap lembayung lalu pergi

Aku menunggu sambil memakan gula kapas yang tadi kubeli, tak lama Lembayung kembali dengan dua gelembung.
Aku mengeluarkan dompet ku,
"Berapa bay?"

"Masukin dompet Lo, kaya sama siapa aja" ucapnya menolakku lalu mengajakku duduk disalah satu bangku disini.

"Masih jam sembilan," aku melirik jam

"Mau?" Tanyaku pada lembayung yang memperhatikan ku memakan gula kapas

"Itu udah habis Ra" jawabnya sambil menunjuk gula kapasku yang ternyata sudah habis

Aku tersenyum menampakkan sederet gigiku,
"Maaf, gasadar"

"Ayo bay main gelembung!!"

Aku menghabiskan waktu dengan membuat banyak gelembung, kata lembayung tadi,
"Habisin gelembung nya, habisin juga stok kesedihan Lo ditahun ini, gelembung nya habis, berarti kesedihan Lo habis Ra, jangan cuma habis tapi buang itu juga!"

"Jam sepuluh Ra,"

"Lama banget kita main gelembung"

"Ayo bay, pulang!" Ucapku ceria

"Kita masih punya satu jam lagi loh Ra"

Aku menggeleng
"Gue mau pulang, malam tahun baru kali ini gue pengen ngehabisin waktu bareng keluarga gue"

"Keluarga Lo juga" sambungku

Cerita NadiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang