— PSYCHO —
Malam sudah semakin larut, Irene khawatir karena adiknya belum juga kembali. Bahkan Suho masih setia menemaninya diteras rumah Irene.
"Kamu masuk aja, tidur. Biar aku tungguin Seulgi disini." Ucap Suho memulai pembicaraan.
"Nggak, kamu aja pulang. Udah tengah malem", Irene melepas genggaman tangan Suho kemudian berdiri.
"Aku yakin Seulgi baik-baik aja"
"Tapi dia nggak pernah gini sebelumnya, kalo iya pun dia pasti ngabarin", kecemasan Irene bertambah.
"Yaudah kamu tunggu dia didalem, besok aku kesini pagi-pagi. Kita cari dia, oke?" ,Tawar Suho untuk mengurangi kecemasan Irene. "Hmm", jawab Irene singkat.
Suho memeluk Irene sebelum akhirnya menghilang dengan mobilnya.
———
Seulgi sudah lebih tenang di Kamar yang asing itu sendirian. Ruangan itu sangat luas dan cantik sebenarnya membuat Seulgi betah. Namun pikiran itu hilang begitu saja setiap mengingat pria bernama Lee Taeyong.
"Haishh.. ponsel gue nggak mau hidup lagi, minta tolong siapa dong?", Seulgi berusaha mengotak ngatik ponselnya yang tadi ikut masuk kedalam air. Meskipun masih kesal dan marah, tapi dia juga khawatir tentang Kakaknya yang pasti sedang menunggunya.
Klekk...
Suara pintu yang dibuka pelan itu tak disangka bisa mengagetkan Seulgi. Dia segera menghentikan kegiatan dan menyembunyikan ponselnya dibawah selimut begitu melihat seseorang yang masuk kedalam kamarnya.
"Lo nggak tidur?" , ucapnya sembari melempar sebuah ponsel dikasur tempat seulgi duduk.
"I ini apaan?", tanya seulgi gugup.
"Jelas itu apa... ponsel lo mati kan?"
Seketika pikiran negatif pergi dari otak seulgi. Aneh, kenapa dia ngasih ponsel kepadanya jika dia saja melarangnya keluar dari tempat itu.
"Nggak usah lakuin hal aneh!! cukup bilang sama kakak lo. Lo aman disini." , jelasnya membuat seulgi tersadar dari lamunan.
"Dari mana gue tau disini aman?", tanya seulgi sambil menyipitkan matanya geram.
"Besok.." "Besok gue anterin lo pulang" Sambung Taeyong dengan nada pasrah.
Tentu saja itu membuat seulgi tambah kebingungan. Sebenarnya apa yang dia mau? Kenapa dia melakukan ini? Dan yang paling penting. Apa mereka saling kenal?
Setelah Taeyong keluar, rasanya seulgi bisa bernafas lega. "Fyuhhh""Apa gue bisa percaya sama dia? Lee taeyong? Bahkan namanya aja gue nggak pernah denger" , seulgi bertanya tanya dengan diri sendiri.
Saat matanya menangkap benda didepannya, benda yang dilempar lee taeyong. Kecemasannya pun berkurang. Segera dia ambil ponsel itu dan mengirim pesan pada Kakaknya. Meskipun harus berbohong dan mengatakan bahwa ia berada dirumah temannya.
Pagi telah tiba... Seulgi yang tidak bisa tidur sejak semalam memilih untuk membersihkan dirinya. Dia mandi dan berias dengan apa saja yang ada dikamar itu. Dia sendiri juga heran kenapa kamar yang ia tempati sudah lengkap dengan isinya. Seulgi juga mendapati pakaian wanita berada didalam lemari. Tentu saja dia tidak berani menyentuhnya karena terlihat sangat mahal.
Sedangkan di sisi lain rumah itu, Taeyong di sibukkan dengan kegiatan memasaknya. "Tuan, biarkan asisten rumah tangga yang memasaknya" Ucap Mark asisten pribadi Lee Taeyong.
"Aku akan menyelesaikannya dengan cepat, kau boleh pergi" jawab Taeyong santai.
Pria dengan wajah datar itu fokus dengan kegiatannya, diselingi senyum tipis di bibirnya sesekali.Setelah selesai, dia bergegas menyiapkannya dan dengan senang hati membawa nampan makanan itu ke kamar Seulgi.
Lagi-lagi seulgi terkejut dengan suara pintu yang di buka oleh Taeyong. Dia mengerutkan dahinya bertanya-tanya. Pasalnya Taeyong seperti membeku didepan pintu sambil menatapnya.
"A- ada apa?", Seulgi bangkit dari meja rias dan berdiri menatap taeyong. Rambutnya dikepang dua membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Setidaknya bagi Taeyong.
"Ekhhem", taeyong berdeham untuk menyadarkan dirinya sendiriTanpa mengatakan apapun, dia hanya meletakkan nampan makanan di atas meja dekat tempat tidur kemudian lekas keluar.
"Taeyong?" Panggil seulgi ragu.Meskipun begitu, satu panggilan dari seulgi berhasil membuat jantung Taeyong berdebar. Dia hanya menoleh menatap seulgi seolah bertanya alasan memanggilnya.
"Gue—-lo jadi anterin gue pulang kan?" , tanya seulgi berharap taeyong mengiyakan.
"Makan aja dulu", jawab taeyong santai sambil berjalan keluar kamar seulgi.
Jawaban taeyong meninggalkan tanda tanya bagi seulgi. Jadi dia akan membawanya pulang atau tidak?
Detik kemudian dia melupakan hal itu sejanak, berjalan menuju sisi kasur dan mengambil nampan makanan dari taeyong yang berisi nasi goreng. Seulgi merasa sangat lapar karena belum makan sejak kemarin saking senangnya akan bertemu Suho.
Begitu mengingat Suho, Seulgi berfikir apa yang akan dia lakukan setelah ini? Apa dia harus marah dengan kakaknya? Atau pura-pura tidak tahu? Tapi bukankah itu hanya akan menyakiti dirinya sendiri?
Sambil berfikir seulgi menyuapkan nasi goreng itu ke mulutnya. Mungkin karena sangat enak gadis itu akhirnya tersenyum dan makan dengan lahap.
———
"Syukurlah kalo seulgi baik baik aja", ucap Suho setelah mendengar penjelasan dari Irene.
"Tapi tetap saja aneh, seulgi sangat senang
akan bertemu denganmu? Kenapa tiba-tiba tidak datang?", Tanya Irene dengan curiga."Mungkin dia ada tugas yang harus dikerjakan", jawab Suho mencari kemungkinan yang terjadi.
"Tanpa mengirim apapun padamu? Kurasa tidak mu-..." , kalimat Irene terpotong saat mendengar suara mobil berhenti didepan rumahnya. Apa itu seulgi? Tanyanya dalam hati.
Segera Dia keluar dan benar saja Seulgi datang dengan Orang yang asing baginya. Seulgi segera berlari bersembunyi dibelakang kakaknya. Jujur saja dia masih takut dengan Pria bernama Lee Taeyong itu.
Menit selanjutnya Suho juga keluar dari dalam rumah. Membuat Seulgi berfikir jika Mereka memang memiliki hubungan. "Maaf, anda Siapa?" , Tanya Irene kepada Taeyong yang hanya dibalas dengan senyuman aneh. Suho yang juga merasa curiga kini mengambil alih dan berdiri didepan kedua wanita itu.
"Anda siapa? Kenapa Seulgi takut dengan mu?" kini Suho yang bertanya.
"Bukankah lebih baik anda bertanya kepadanya dulu? Mengenai apa yang dilihatnya kemarin."
"Seulgi, sampai jumpa lagi", Taeyong mencari celah agar dapat melihat wajah gadis itu kemudian lekas pergi dengan Mobilnya.
Mengetahui Seulgi yang nampak ketakutan, akhirnya mereka memutuskan untuk masuk lebih dulu. Suho mengambilkan Segelas air untuk Seulgi kemudian duduk didepannya.
"Seulgi? Kamu kenapa takut gitu?", Suho bertanya dengan nada selembut mungkin. Seulgi hanya menggeleng tak mau bercerita. Dia sendiri masih kesal dengan kejadian kemarin namun memilih pura-pura tidak tahu.
"Kak, gue mau ke kamar", Ijin seulgi kemudian berlalu menuju kamarnya. Suho dan Irene hanya bertatapan dengan ekspresi bertanya-tanya. Apa yang terjadi padanya?
"Hufttt", Irene mengehela nafas dan membanting punggungnya pada sofa. Dia terlihat frustasi sekarang. Diam diam Suho menggenggam tangannya berusaha menenangkan.
"Sebenernya aku takut, kalo seulgi itu ngeliat kita kemarin", Irene akhirnya mengatakan apa yang ia pikirkan sejak semalam.
To be continue
KAMU SEDANG MEMBACA
PSYCHO | Seulyong
Fiksi Penggemar"Kau yang membuatku merasa seperti PSYCHO!" ----- a story by tataboyz Highest Rank #1 Seulyong ✏️Start 10 September 2021 ✏️End 06 November 2021