11

167 26 1
                                    

— PSYCHO —

Taeyong memutuskan mengajak Seulgi jalan berdua di toko bunga itu. Setiap kali melihat Bunga yang cantik Seulgi pasti ngoceh sendiri.

"Ahh yang ini bagus banget, harus minta dibeliin Kak Irene nih" Seulgi celingukan nyari keberadaan kakaknya.

"Kan ada gue!" tegas Taeyong.

"Lo mau bayarin? Kenapa?"

Bukannya sudah jelas karena gue suka sama lo?, batin Taeyong.

"Pilih semua yang lo suka" kata Taeyong.

"Bingung"

"Yaudah beli aja sekalian sama tokonya"
Jawaban Taeyong emang terdengar luar biasa bagi Seulgi. Dia sampai terheran sendiri. "Seenaknya aja kalo ngomong"

"Gue serius, itupun kalo mareka mau jual" katanya lagi dengan nada sedikit sombong.

"Nggak usah pamer deh, ntar gue habisin duit lo baru tau rasa." Canda seulgi dengan wajah yang serius.

"Nggak masalah, asal lo sama gue" jawab taeyong yang buat Seulgi natap dia otomatis. Mereka bertatapan cukup lama sampai Seulgi akhinya salah tingkah sendiri.

"Gimana?" Taeyong berusaha menghentikan kesibukan Seulgi liatin tanaman. "Apaan sih, nih gue mau ini, ini, itu sama yang tadi."  Seulgi menunjuk beberapa bunga yang dia sukai dan meminta Taeyong mengambilnya.

Setelah merasa puas akhirnya mereka keluar dengan membawa banyak bunga yang sudah dibeli. Tepatnya hanya Taeyong yang bawa.

Kini mereka berdiri tak jauh dari tempat Suho dan Irene berada. Seulgi yakin mereka lagi liatin dia sama taeyong.

Tak bisa dipungkiri, meskipun terlihat lelah didalam hati Taeyong merasa sangat senang. Rasa rindunya kepada Seulgi juga terobati. Tak berbeda jauh dari Seulgi. Dia merasakan perasaan yang aneh saat bertemu Taeyong. Seperti ada kesenangan tersendiri.

"Taeyong, makasih ya. Gue seneng lo kesini" ucap Seulgi tulus sambil mendongak natap Taeyong yang lebih tinggi darinya. Tentu saja kalimat sederhana itu berhasil membuat Taeyong kembali berdebar.

"Hmm" jawab Taeyong singkat. Dia letakin bunga yang dia pegang lalu memeluk Seulgi. Seulgi juga cuman diem. Sedangkan suho berniat menghampiri mereka namun ditahan oleh Irene.

"Gue bakal baik-baik aja, kan ada lo" Seulgi mencoba menebak apa yang mungkin sedang Taeyong khawatirkan tentangnya mengingat pesan yang dia kirim sebelumnya. Taeyong pun mengangguk, menyetujui apa yang Seulgi katakan.

Sesampainya dirumah, Suho dan Irene sepertinya sudah mempersiapkan banyak pertanyaan untuk Seulgi. "Taeyong siapa Dek?" Irene memulai.

"Ya yang tadi, orang yang kasih gue hp"

"Lo nggak manfaatin dia kan?" Irene was was.

"Ck, ya nggak lah. Malah dia yang minta supaya gue habisin duitnya. Keren nggak tuh?" Seulgi cengengesan.

"Yang serius Seul, dia keliatannya bukan cowok baik-baik. Tatapannya aja serem" Irene terus bertanya.

"Iyasih kak, emang gitu. Gue emang rada takut, tapi kayaknya udah mulai terbiasa deh"
Seulgi masih fokus dengan tanaman barunya.

Dia tak sadar Suho dan Irene sedang menatapnya Intens karena khawatir. Namun melihat Seulgi yang terus tersenyum mereka akhirnya mengalah dan tidak melanjutkan pertanyaan yang mungkin akan membuat mood seulgi berubah.

"Permisi, apa benar ini alamat Kang Seulgi?" Seorang kurir datang dan bertanya. "Iya pak, saya sendiri. Ada apa ya?" Seulgi mendekat ke kurir.

"Ada kiriman buat mbaknya" jawab sang kurir sambil nyodorin sebuah paper bag ke seulgi. Setelah basa basi dan bilang makasih ke kurir akhirnya seulgi membuka paperbag itu.

PSYCHO | SeulyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang