07. Sebelum Hening Menyapa 🍁

3.1K 419 30
                                    

⚠️⚠️

...

-Jakarta, 25 desember 2008-

Bersamaan dengan riuh hujan yang luruh dengan sejuk rinainya, Gema menghabiskan satu paginya untuk duduk di hadapan televisi yang tengah menayangkan serial kartun kesayangannya.

Tangan kecilnya perlahan meraih gelas berisi susu coklat di depannya seraya tersenyum senang, ia sangat menyukai minuman itu. Gema bahkan rela melakukan apapun demi mendapat segelas susu coklat kesukaanya.

Gema yang semula begitu tenang menenggak sedikit demi sedikit susu coklatnya, refleks menoleh ke samping saat gelas dalam genggamannya tiba-tiba saja di rebut paksa oleh tangan lain sehingga membuat isinya sedikit tumpah mengenai baju dan celananya.

"Lembayung!!"

Gema memekik tidak senang menatap sosok saudara kembarnya yang kini hanya tersenyum menyebalkan dengan segelas susu coklat yang tidak lagi berada di genggamannya.

"Kenapa sih? Aku cuma minta doang, pelit banget."

Dengan mata membulat tajam, Gema mendesah kesal. "Tapi itu punya aku!"

"Kamu nggak liat? Gelas ini ada di tangan aku, berarti sekarang punya aku."

Gema menggeleng pelan, jelas-jelas susu coklat itu adalah miliknya, stock terakhirnya karena sang Bunda belum membelikannya lagi. Wanita itu kemarin hanya membeli rasa vanila, rasa kesukaan Lembayung.

"Nggak, itu punya aku!"

"Ini punya aku!!" Lembayung berteriak tidak kalah keras, mengisi suasana ruang tengah yang tak lagi tenang.

Diam-diam kedua tangan Gema mengepal, kuat sekali sampai buku-buku jarinya memutih. Hingga detik berikutnya, tangan itu mulai meronta mencoba merebut gelas bergambar kucing miliknya dari tangan Lembayung.

Kini keduanya saling berteriak, isi dari gelas tersebut bahkan sudah berceceran di atas lantai.

Tanpa aba-aba, dengan rasa kesal yang sudah memenuhi dadanya. Lembayung perlahan menurunkan sedikit kepalanya untuk kemudian menggigit kuat-kuat lengan Gema. Tidak ada rasa bersalah sama sekali setelah melakukannya, anak itu kian tersenyum setelah berhasil mendapatkan kembali gelas tersebut. Lalu dengan sengaja menumpahkan seluruh isinya ke atas lantai.

Karena sejujurnya Lembayung tidak benar-benar menginginkan susu coklat itu, jelas ia lebih menyukai susu vanila. Namun mengingat paginya cukup membosankan, jadi ia rasa tidak ada salahnya bermain-main sedikit dengan saudara kembarnya.

Gema masih memekik kesakitan menatap lengan kanannya yang memerah dan kini terdapat bekas gigitan lembayung. Mati-matian anak itu menahan kesal hingga dadanya terasa sesak, namun ia tidak bisa melakukan apa-apa, susu coklat kesukaannya kini telah tumpah tak tersisa. Gema hanya bisa menghela nafas panjang dan menatap punggung Lembayung yang hendak berbalik pergi.

Namun belum sempat punggung itu berbalik dan melangkah pergi, pekikan keras Lembayung sudah lebih dulu menggema. Disusul dengan bagaimana tubuh itu terjatuh bersama suara pecahan gelas yang memekik telinga.

Seketika Gema mematung menatap Lembayung yang tengah merintih kesakitan disana. Bersamaan dengan itu, sosok Jyotika tiba-tiba saja muncul dari arah tangga.

"Keterlaluan!"

Wanita itu menatap tak percaya pada apa yang sedang terjadi. Dengan emosi yang menyala, kaki beralaskan heels itu kemudian berjalan cepat menghampiri Gema yang terdiam kaku.

Senja Yang Dilupakan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang