GAMI 21+
PART II
Tak seperti gadis remaja lain yang memiliki teman sebaya nya, Jennie justru hanya menikmati waktu akhir pekan di sekolah seorang diri. Gadis itu bukanlah seorang yang pantas untuk dimusuhi, dia terlampau ramah dan cantik. Dia juga murid berprestasi di sekolahnya yang cukup bergengsi di kota Seoul. Tapi... status dirinya yang merupakan seorang yatim piatu, dengan keadaan yang tak jelas asal-usulnya membuat para orangtua elit melarang anak-anak mereka berteman dengan Jennie.
Bahkan, banyak anak lelaki yang menyukai Jennie karena gadis itu menawan. namun lagi-lagi semuanya penuh penolakan dan keterbatasan untuk Jennie memiliki teman. Jennie wajib untuk diasingkan siapapun, para guru dan staf sekolah menjaga jarak darinya. Tetapi, semua itu tidak mematahkan semangat seorang Jennie untuk terus berprestasi.
Jennie menghela napasnya dengan kasar, berulang kali melakukan itu di tengah cuaca dingin penghujung semester. Ia akan segera naik kelas, itu artinya penderitaan hanya tersisa 1 tahun lagi di SMA.
"hei, siswa!"
Seseorang memanggil Jennie dari luar kelas, Jennie yang baru saja selesai mengepel ruangan musik memalingkan pandangannya kearah sana.
Hong Sonsaengnim, guru olahraga yang masih muda tampak tersenyum kearah Jennie.
"iya, saem?"
"kemari... dan bawa alat pel mu"
Jennie mencabut penyentara suara dari kedua telinga nya dan mengikuti Hong Saem menuju ruangannya. Sekolah sudah sepi, sialnya Jennie terlambat pulang dan harus terjebak di tempat ini.
"coba kau pel ruangan olahraga ini... dan bersihkan juga debu yang ada diatas lemari"
"tapi... Saem—" Jennie berusaha membantah, namun pasti ucapannya tidak akan didengar.
"nanti, Saem akan mentraktirmu burger"
Jennie tak menggubrisnya dan melanjutkan mulai mengepel lantai, saat Hong Sonsaengnim pergi dari ruangan Jennie kembali mendengarkan musik melalui earphone. Gadis itu sudah pandai bersih-bersih sejak kecil, atau bahkan sejak bayi mungkin... mengingat itu membuat Jennie makin merutuki nasibnya, mengapa dia selalu terasingkan!
Sunyi dan senyap, hanya terdengar gesekan antara kain pel dan lantai marmer ruangan olahraga di tempat itu dan Jennie yang melangkah mundur sembari mendendangkan lagu mengikuti penyanyi aslinya. Tiba-tiba saja punggung Jennie menabrak sesuatu di belakangnya.
"ah.. Saem!" jerit Jennie terkejut, namun wajah Hong Sonsaengnim tampak berbeda. Ada aura gelap dan senyum mesum yang tersirat diwajahnya.
Jennie mengepalkan lengan pada gagang kain pel sekuat tenaga.
Cring!
Hong Saem melepas sabuk yang menempel dipinggangnya, saat Jennie masih terkesiap takut di tempat. Pria itu tersenyum buas dan seringai penuh napsu, berhasil memojokkan Jennie yang ciut keatas meja pingpong.
"bukankah kau lelah terus menerus diasingkan di sekolah ini? tenang saja, setelah kau melayani ku... kau akan memiliki teman, cantik!"
"AAAAHHHHH.... SAEMMMM!!!"
Jennie berontak dalam kukungan tubuh Hong Saem yang begitu kuat, gagang pel berhasil jatuh ke lantai saat pria dewasa itu makin mendesak Jennie diatas meja pingpong. Jennie menangis dan mulai bercucuran airmata serta keringat. Pria bejat itu mulai melepas pakaian Jennie, membenamkan wajahnya yang beringas pada ceruk leher Jennie. tangannya pula menjelajahi seluruh tubuh Jennie dengan sangat lihai.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSIC
Romance21+ Mature content THIS BOOK CONTAINS VULGAR SCENES. BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN. TETAP TINGGALKAN JEJAK UNTUK KEMAJUAN PENULIS. FYI. AKU SAYANG JENNIE :)