Jennie Kim tidak tahu apa salahnya, sehingga ia harus dikurung di dalam sebuah rumah mewah selama berhari hari. Sejak kejadian kecelakaan dua minggu lalu, gadis itu tidak diperkenankan untuk keluar dari dalam rumah ini, bahkan untuk pergi ke taman sekalipun ia harus ditemani oleh seorang perawat dan pelayan-pelayan yang terus mengawasi dan membuntuti nya kemana pun ia pergi.
Gadis itu hampir gila, frustrasi karena selama ini terus berbicara pada tembok, cermin dan juga seorang pria yang mengaku-ngaku sebagai suami nya. Ya, kata pria itu Jennie mengalami hilang ingatan karena kecelakaan yang menimpa dirinya. Kecelakaan itu pun sama sekali tidak Jennie ingat sama sekali, bahkan sebersit ingatan kecil pun tidak terbayang. Jennie Kim benar-benar buta akan identitas nya, siapa dia yang dulu, dan siapa dirinya yang sekarang.
Nafasnya terdengar memburu ketika pintu kamar yang bercorak bunga teratai itu terbuka, plakat pintu berlapis emas yang mewah nyata nya membuat Jennie amat takut ketika benda itu menampilkan cahaya dari luar. Gadis itu bersembunyi dibalik selimut, karena ia tahu siapa yang datang malam-malam menjelang tidur begini.
Seorang pria tinggi, berambut pirang yang tebal, bermata bulat dan tubuh nya benar benar atletis dibalik jas yang selalu dikenakan nya. Aroma nya sangat wangi, dan tentu tercium pula aura kaya yang menguar setiap dirinya menyibakkan rambut atau pakaian mahal nya.
"Tuan, Nona sudah menikmati makan malam. Kami juga telah mengganti seprai, peralatan mandi serta tisue di kamar nya." Beritahu seorang pelayan ketika membuka kan pintu untuk pria itu.
Pria itu tersenyum tipis, "Hm, terimakasih" katanya dengan santun.
Klik!
Pintu tertutup. Dan terdengar suara terkunci. Jennie semakin merinding, dia merapatkan matanya agar tidak bertatapan dengan pria itu. Pria yang kni duduk di atas ranjang, tepat disampingnya.
"aku membawa pesananmu... alat tulis dan buku mewarnai" ucap Pria itu dengan tenang.
"sudahlah... tak perlu pura-pura tidur. Aku tidak menggigit" tambah pria itu setelah sekian lama menunggu respon Jennie yang hanya diam.
"didalam selimut pasti sangat pengap... ayolah, aku ingin melihat wajahmu sebelum tidur"
Jennie merinding, melihat wajah nya sebelum tidur? Cih! Pria itu bahkan hampir memperkosa nya kemarin malam. Mana mungkin dia tidak menggigit saat disuguhi seorang wanita diatas tempat tidur?!
Selimut itu Jennie buka dengan perlahan, dan dia berhasil bertatapan dengan pria yang menunggu nya sejak 30 menit lalu. Pria itu tersenyum kecil, ada lesung pipi yang menjorok di wajah nya. Rasa takut yang semula merajai tubuh Jennie, perlahan sirna karena pria itu tidak bertindak aneh aneh seperti kemarin.
Kedua mata kucing milik Jennie memicing, gadis itu melihat kearah meja yang kini sudah diisi oleh alat tulis dan buku mewarnai yang pria itu beritahu tadi.
"aku... aku tidak meminta benda benda itu!" ucap Jennie dengan ketus. Pria itu tertawa kecil.
"yah, kau pasti lupa... tapi, tidak ada salah nya kan kalau aku membawakan sesuatu untukmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSIC
Romance21+ Mature content THIS BOOK CONTAINS VULGAR SCENES. BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN. TETAP TINGGALKAN JEJAK UNTUK KEMAJUAN PENULIS. FYI. AKU SAYANG JENNIE :)